Liputan6.com, Malang - Kebutuhan beras di wilayah Malang diyakini tetap aman dan tercukupi. Sebab produksi padi dari petani masih berlimpah dan bahkan surplus. Hasil panen para petani pada tahun ini pun diperkirakan cukup banyak.
Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan (DTPHP) Kabupaten Malang, Budiar Anwar, mengatakan untuk produksi padi pada 2020 lalu masih ada surplus sebanyak 70 ribu ton.
Advertisement
Baca Juga
“Produksi kami pada tahun lalu saja masih surplus, panen tak banyak yang gagal artinya aman,” kata Budiar di Malang, Selasa, 23 Maret 2021.
Karena itu, Pemerintah Kabupaten Malang optimis produksi padi bisa surplus di atas 70 ribu ton. Tapi data secara keseluruhan baru bisa dilihat dan dihitung pada semester pertama pada Juni mendatang.
Optimisme itu didukung dengan cuaca sepanjang tahun ini tak begitu ekstrim. Panen raya di wilayah Kabupaten Malang baru di mulai pada April mendatang. Pemkab Malang sendiri punya target produksi padi bisa sebanyak 350 ribu sampai 400 ribu ton per tahun.
“Harapan kami target gabah kering giling itu bisa terpenuhi,” ujar Budiar.
Luas lahan pertanian padi di Kabupaten Malang baik irigasi teknis, sawah tadah hujan dan lahan pasang surut ada seluas 75 ribu hektare. Produksi padi yang berlimpah menjadikan daerah sebagai salah satu lumbung pertanian wilayah Jawa Timur.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Tak Perlu Impor Beras
Karena stok yang berlimpah itu maka Pemkab Malang menilai kebijakan impor beras tidak perlu dijalankan. Produksi yang surplus itu diyakini diperkirakan bisa memenuhi kebutuhan masyarakat sampai lebaran idul fitri 2021 ini.
“Kami ingin produk lokal didahulukan diserap pasar, tidak perlu ada beras impor,” kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Malang, Nasri Abdul Wahid kepada media Senin kemarin.
Untuk menggenjot peningkatan produksi, Pemkab Malang tengah getol menanam varietas padi Brang Biji. Varietas ini bakal ditanam di wilayah Malang selatan yang masih banyak lahan pertanian produktif. Produktivitas varietas ini bisa mencapai 15 ton per hektar.
“Semakin produktif dan berlimpah, produk lokal ini yang harus diutamakan,” tuturnya.
Advertisement