Jurus Khofifah Siapkan Ahli Konstruksi Bangunan Tahan Gempa di Jatim

Untuk menyiapkan SDM yang memahami konstruksi tahan gempa, Khofifah komunikasi dengan Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya.

oleh Dian Kurniawan diperbarui 13 Jun 2021, 10:03 WIB
Diterbitkan 13 Jun 2021, 10:03 WIB
Gubernur Jatim  Khofifah Indar Parawansa. (Dian Kurniawan/Liputan6.com)
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa. (Dian Kurniawan/Liputan6.com)

Liputan6.com, Surabaya - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyampaikan kesiapannya untuk berkolaborasi dengan Balai Besar Pengembangan dan Penjamin Mutu Pendidik Vokasi Bidang Otomotif dan Elektronika (BBPPMPV BOE) Kota Malang dalam mempersiapkan SDM para guru SMK menguasai jurusan ahli konstruksi bangunan tahan gempa.

"Dengan adanya program-program keahlian yang ditunjang dengan fasilitas berskala nasional, BBPPMPV BOE Kota Malang diharapkan dapat menghasilkan SDM lulusan SMK yang siap membantu menyiapkan konstruksi rumah sederhana tahan gempa," ujar Khofifah, Sabtu (12/6/2021).

Untuk menyiapkan SDM yang memahami konstruksi tahan gempa, Khofifah komunikasi dengan Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya. Dimana sebelumnya, dibutuhkan waktu dua tahun untuk menyiapkan tenaga yang dapat memahami skill bangunan tahan gempa.

"Kalau di SMK ini masih harus ditingkatkan maka butuh S2. Komunikasi saya dengan tim ITS butuh itu paling tidak dua tahun, kalau satu tahun tidak cukup berarti setingkat D2. Jadi anak SMK itu akan punya dua ijasah, yaitu ijasah SMK dan D2," kata Khofifah.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Banyak Dibutuhkan

Dengan begitu, lanjut Khofifah, para lulusan SMK akan memiliki pendalaman keahlian menyiapkan rumah tahan gempa. Dimana saat ini, tenaga yang banyak dibutuhkan di Jawa Timur yakni untuk mengantisipasi adanya potensi bencana alam.

Lebih lanjut dirinya menjelaskan, dengan adanya fasilitas di Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) milik Kemendikbud ini, dapat memungkinkan para siswa SMK mendapatkan pelatihan sekaligus studi lanjutan untuk jenjang D2, khususnya di bidang ahli bangunan tahan gempa.

"Kalau seluas wilayah Selatan Jawa kita harus terstandarisasi, misalnya konstruksinya membutuhkan spesifikasi. Ini menjadi penting, mungkin tidak hanya ITS tapi pendidikan-pendidikan di fakultas vokasi lain," imbuh Khofifah.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya