Angka Kematian Tinggi, Khofifah Larang Ajak Anak Keluar Rumah

Berdasarkan data yang dirilis Ikatan Dokter Anak Indonesia, 1 dari 8 pasien COVID-19 adalah anak-anak, bahkan case fatality rate atau kematiannya berada direntang 3-5 persen.

oleh Liputan6.com diperbarui 29 Jun 2021, 11:08 WIB
Diterbitkan 29 Jun 2021, 11:08 WIB
Gubernur Jatim  Khofifah Indar Parawansa. (Dian Kurniawan/Liputan6.com)
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa. (Dian Kurniawan/Liputan6.com)

Liputan6.com, Surabaya - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa berharap kepada para orang tua tidak mengajak anaknya keluar rumah untuk menghindari penyebaran COVID-19.

"Orang tua harus waspada terhadap penularan COVID-19 terhadap anak-anak. Jangan membawanya keluar rumah, kecuali urusan urgen seperti kepentingan layanan kesehatan," ujarnya di Surabaya, Senin, 28 Juni 2021.

Orang nomor satu di Pemprov Jatim tersebut saat ini sedang menjalani isolasi mandiri setelah kembali terkonfirmasi COVID-19, dilansir dari Antara.

Gubernur perempuan pertama di Jatim itu melakukan tes usap pada Jumat (24/6) malam, dan hasilnya diketahui pada Jumat (25/6) pagi.

Berdasarkan data yang dirilis Ikatan Dokter Anak Indonesia, 1 dari 8 pasien COVID-19 adalah anak-anak, bahkan case fatality rate atau kematiannya berada direntang 3-5 persen.

"Fakta ini harus menjadikan kita semakin waspada. Ajak anak bermain dan belajar di rumah saja. Tempat paling aman saat ini untuk anak adalah rumah," ucap mantan Menteri Sosial tersebut.

 

Saksikan Video Menarik Berikut Ini

Bahaya Klaster Keluarga

(Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa (Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Selain itu, Gubernur Khofifah juga meminta para orang tua tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan.

Bagi orang tua yang memiliki gejala virus corona, kata dia, harus segera melalukan isolasi dan menjaga jarak dengan anak untuk sementara waktu.

"Saya harap orang tua bisa lebih bijak dalam menyikapi kecenderungan melonjaknya penyebaran COVID-19 saat ini. Kasus transmisi corona antaranggota keluarga yang menyebabkan klaster keluarga meningkat sangat signifikan," katanya.

Menurut dia, klaster keluarga bahaya, terlebih di rumah ada lanjut usia, ada ibu hamil dan ada anak kecil, orang tua yang kemungkinan dengan komorbid dan berpotensi lebih memburuk saat terinfeksi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya