Bupati Magetan Wajibkan ASN Beli Telur dari Peternak Lokal

Gerakan Beli dan Sedekah Telur merupakan kegiatan untuk memfasilitasi pemasaran telur ayam ras peternak lokal Kabupaten Magetan yang anjlok harganya karena daya beli masyarakat menurun di masa pandemi.

oleh Liputan6.com diperbarui 14 Sep 2021, 13:21 WIB
Diterbitkan 14 Sep 2021, 13:21 WIB
FOTO: Harga Telur Ayam
Peternak ayam petelur Madsai (41) mengambil telur yang siap dikirim ke pasar di Desa Pengasinan, Gunung Sindur, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Selasa (6/10/2020). Harga telur eceran sempat mencapai Rp 24 ribu per kilogram, sekarang turun Rp 18,500 per kilogram. (merdeka.com/Dwi Narwoko)

Liputan6.com, Magetan Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Pemerintah Daerah Magetan, diminta membeli telur ayam ras dari peternak lokal untuk menyerap pasokan telur yang melimpah akibat turunnya daya beli masyarakat saat PPKM.

Bupati Magetan Suprawoto di sela kegiatan Gerakan Beli dan Sedekah Telur Ayam mengatakan pandemi COVID-19 memberikan hikmah kepada kita semua agar menjaga kesehatan, mensyukuri nikmat Tuhan yaitu dengan menjaga kebugaran.

"Di tengah pandemi, kita harus kuat dengan asupan protein tinggi, sehingga kita perlu melakukan kegiatan seperti pagi ini," ujar Bupati Magetan di Dinasi Peternakan dan Perikanan Magetan, Senin, 13 September 2021, dilansir dari Antara.

Gerakan Beli dan Sedekah Telur merupakan kegiatan untuk memfasilitasi pemasaran telur ayam ras peternak lokal Kabupaten Magetan yang anjlok harganya karena daya beli masyarakat menurun di masa pandemi.

Kegiatan tersebut dilaksanakan pada hari Senin sampai dengan Jumat tanggal 13-17 September 2021 di Dinas Peternakan dan Perikanan Magetan.

Bupati menjelaskan kondisi pandemi berimbas pada serapan hasil panen telur ayam ras yang sangat rendah dan ditambah adanya peredaran telur ayam dari luar daerah yang masuk ke Kabupaten Magetan dengan harga yang lebih murah.

Yang paling terdampak dalam masalah tersebut adalah peternak ayam petelur skala kecil yang berjumlah sekitar 1.000 peternak dengan kepemilikan ayam petelur di bawah 3.000 ekor. Akibat kondisi tersebut, peternak ayam petelur skala kecil belum bisa menjual telur sendiri, sedangkan modal dari bank dan kecukupan pakan diperoleh dari pinjaman kemitraan.

"Tujuan kegiatan ini yaitu untuk membantu mengurai masalah peternak ayam petelur skala kecil yang mengalami kerugian akibat turunnya harga jual telur. Sekaligus wujud empati pemerintah daerah dan ASN di Kabupaten Magetan, serta upaya meningkatkan gizi masyarakat dengan harga terjangkau di masa pandemi," kata Bupati.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan. 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


500 Kilo Telur Terserap

Peternak di Depok Ungkap Penyebab Tingginya Harga Telur Ayam
Telur ayam terlihat di sebuah peternakan di kawasan Depok, Jawa Barat, Senin (23/7). Tingginya harga telur ayam di pasaran karena tingginya permintaan saat lebaran lalu yang berimbas belum stabilnya produksi telur. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Ada sekitar 500 kilogram telur ayam ras yang berhasil terserap melalui kegiatan Beli dan Sedekah Telur per harinya. Ratusan kilogram telur tersebut kemudian disedekahkan untuk warga yang sedang menjalani isolasi mandiri, relawan COVID-19, dan masyarakat kurang mampu.

"Selain untuk membatu pemasaran telur hasil peternak lokal, telur tersebut juga untuk pemenuhan gizi warga sasaran. Dengan demikian, kegiatan tersebut mampu mendorong ekonomi lokal berjalan sekaligus peningkatan imun tubuh di masa pandemi," katanya.

Data Dinas Peternakan dan Perikanan Magetan mencatat, jumlah peternak ayam petelur di wilayah setempat mencapai 1.200 orang, dengan 1.000 orang di antaranya merupakan peternak skala kecil. Jumlah populasi ternak ayam petelur produktif di Magetan mencapai sebanyak 2 juta ekor.

Sedangkan, jumlah produksi telur harian di Kabupaten Magetan mencapai sebanyak 60 ton, dengan kemampuan serapan harian 20 ton untuk Kabupaten Magetan dan 40 ton untuk dipasarkan keluar Magetan.

Harga telur di tingkat peternak saat ini berkisar antara Rp14.000 sampai dengan Rp15.000 pe kilogram. Padahal harga BEP atau titik impas pemeliharaan mencapai Rp18.000 perkilogram. Dengan kondisi tersebut, budi daya sebanyak 1.000 ekor ayam, peternak merugi Rp200.000 per hari. Sementara harga telur ayam ras di pasaran berkisar antara Rp18.000-Rp19.000 per kilogram.

Bupati Suprawoto menegaskan, keberadaan peternak ayam petelur di Magetan sangat penting dalam menunjang perekonomian daerah setempat. Usaha tersebut dinilai telah memberikan kontribusi yang luar biasa, baik dari segi penyerapan tenaga kerja maupun peningkatan taraf hidup masyarakat di Magetan. Karenanya harus dipertahankan.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya