Prokes CHSE Kemenparekraf Jadi Angin Segar Penyelenggara Event di Jatim

Hafiz menjelaskan, CHSE ini memberikan sertifikat kepada pelaku dunia pariwisata, destinasi pariwisata, dan produk pariwisata lainnya.

oleh Dian Kurniawan diperbarui 05 Nov 2021, 07:47 WIB
Diterbitkan 04 Nov 2021, 23:11 WIB
Baru 666 Pelaku Usaha Wisata di Bali Dapat Sertifikasi CHSE Gratis
Ilustrasi penerapan CHSE di tempat wisata di Bali. (dok. Biro Komunikasi Publik Kemenparekraf)

Liputan6.com, Surabaya - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) meluncurkan buku panduan Protokol Kesehatan (Prokes) Cleanliness, Health, Safety, Environment Sustainability (CHSE) even beberapa waktu yang lalu.

Buku panduan prokes yang sudah ditetapkan sebagai standar operasional prosedur (SOP) ini, menjadi angin segar bagi penyelenggara even seperti Jazz Gunung Indonesia dan Jember Fashion Carnaval (JFC).

"Ini buku panduan ketika akan membuat event. SOP ini menjadi keharusan yang diikuti penyelenggara event agar kegiatan itu tetap mengutamakan protokol kesehatan," tutur Koordinator Strategi Daerah Kemenparekraf, Hafiz Agung Rifai di Surabaya, Rabu (3/11/2021).

Hafiz menjelaskan, CHSE ini memberikan sertifikat kepada pelaku dunia pariwisata, destinasi pariwisata, dan produk pariwisata lainnya.

"Melalui CHSE ini, kami memberikan jaminan kepada wisatawan terhadap pelaksanaan kebersihan, kesehatan, keselamatan, dan kelestarian lingkungan," katanya.

Direktur Jazz Gunung Indonesia, Bagas Indyatmono menambahkan, buku panduan CHSE even ini merupakan pegangan bagi penyelenggara event untuk menghindari resiko terciptanya klaster baru.

"Kami ini orang nekat, tapi berkat adanya buku ini kenekatan kita tidak sampai melampaui batas, jadi even kami ini masih terselamatkan karena buku ini," katanya.

Bagas menceritakan, event Jazz Gunung Bromo yang dihelat pada 25 September 2021 lalu sukses terselenggara dengan zero insiden Covid-19 karena berpedoman pada buku panduan CHSE even ini.

"Semua yang terlibat dalam even mulai dari pemain sampai penonton saya pastikan telah menjalani vaksin semua, meskipun ada yang baru satu kali. Penonton juga dilakukan swab antigen sebelum masuk, bagi penyanyi dan pemain musik juga dilakukan swab PCR," ucapnya.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Dongkrak Ekonomi

Bagas menegaskan, pihaknya selama dua minggu setelah even tetap mamantau keadaan semua orang yang terlibat dalam pagelaran tersebut. "Kami memastikan tidak terjadi klaster baru pada even Jazz Gunung Bromo dan alhamdulillah semua dalam keadaan baik-baik saja," ujarnya.

Sementara itu, Even Director Jember Fashion Carnaval (JFC), David Susilo mengungkapkan, dengan adanya buku panduan CHSE even ini maka pelaksanaan prokes dan batasan ketat menjadi keharusan.

"Buku panduan prokes CHSE even ini bisa mengoptimalkan peranan pemerintah daerah untuk mendorong kegiatan even sehingga mendongkrak ekonomi pariwisata. Pemerintah daerah harus hadir, mendongkrak potensi ekonomi wisata,” ucap David. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya