Sejumlah Rumah Warga di Jember Retak Akibat Tanah Bergerak

Gerakan tanah terjadi sudah kedua kalinya, tepat di tengah rumah warga, yang mengakibatkan dinding rumah retak sekitar 0,5 hingga 3 sentimeter dan panjang 70 meter pada 2018.

oleh Liputan6.com diperbarui 28 Jan 2022, 08:12 WIB
Diterbitkan 28 Jan 2022, 08:12 WIB
Deretan Masalah yang Timbul di Dinding Rumah
Dinding yang mengalami retak rambut, sebaiknya jangan dianggap remeh. (Credit: Shutterstock)

Liputan6.com, Jember - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Jember, Jawa Timur melakukan pemantauan terhadap sejumlah rumah warga di Desa Jambesari yang mengalami keratakan akibat gerakan tanah.

"Kami meninjau rumah warga yang mengalami retakan akibat gerakan tanah yang terjadi beberapa kali sejak tahun 2018 di Desa Jambesari, Kecamatan Sumberbaru," kata Sekretaris BPBD Jember Heru Widagdo di Jember, Kamis (26/1/2022), dilansir dari Antara.

Menurutnya, gerakan tanah terjadi sudah kedua kalinya, tepat di tengah rumah warga, yang mengakibatkan dinding rumah retak sekitar 0,5 hingga 3 centimeter dan panjang 70 meter pada tahun 2018.

"Gerakan tanah tersebut diakibatkan oleh tanah yang labil dan adanya curah hujan yang tinggi sehingga rumah warga mengalami keretakan di bagian dinding dan lantai," tuturnya.

Kemudian pada tahun 2022 kembali terjadi gerakan tanah yang dirasakan oleh warga pada Sabtu (22/1) dan dirasakan terjadi gerakan tanah susulan yang dirasakan kembali oleh warga Desa Jambesari pada Minggu (23/1).

"Dampaknya 10 rumah mengalami keretakan pada dinding dan lantai dan tiga rumah terancam terkena longsoran dengan total sebanyak 13 KK (55 jiwa), enam balita, dan 10 lansia," katanya.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan. 

 

Mengungsi

Retakan tanah memanjang mengancam jalan desa dan permukiman penduduk. (Foto: Liputan6.com/BPBD CLP/Muhamad Ridlo)
Retakan tanah memanjang mengancam jalan desa dan permukiman penduduk. (Foto: Liputan6.com/BPBD CLP/Muhamad Ridlo)

Heru mengatakan semua warga yang terdampak dan terancam retakan tanah tersebut mengungsi ke rumah kerabatnya yang aman sehingga rumah mereka yang retak tidak dihuni karena khawatir retakan tanah semakin lebar.

"Mengingat kondisi retakan bertambah dari Tahun 2018 hingga sekarang, maka keinginan warga di Dusun Poreng, Desa Jambesari, untuk direlokasi ke tempat yang tidak mengalami tanah bergerak," ujarnya.

BPBD Jember mendistribusikan bantuan logistik berupa bahan pokok dan mengirim tim Jitupasna untuk menilai kerugian akibat bencana retakan tanah tersebut.

"Kami mengimbau warga untuk mewaspadai adanya gerakan tanah susulan, sehingga rumah warga yang terancam terkena longsoran untuk tidak ditempati dulu," katanya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya