Liputan6.com, Malang - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Malang mencatat selama Februari 2022 ini ada 150 guru yang terinfeksi Covid-19. Seluruh sekolah di kota ini telah menghentikan pembelajaran tatap muka (PTM), berganti jadi daring sejak awal pekan lalu.
Kepala Disdikbud Kota Malang, Suwarjana, mengatakan sebagian besar guru yang dinyatakan positif Covid-19 itu tak memiliki gejala klinis. Sehingga mereka menjalani isolasi mandiri (isoman) di rumah masing – masing.
Advertisement
Baca Juga
“Berdasarkan hasil penelusuran kontak, para guru itu tertular Covid-19 dari lingkungan keluarganya,” kata Suwarjana di Malang, Jumat, 18 Februari 2022.
Ia menyatakan, kondisi kesehatan para tenaga pendidik itu umumnya cukup baik. Apalagi seluruhnya telah mendapat suntik vaksin Covid-19. Serta tak memiliki komorbid atau riwayat penyakit penyerta.
“Semua tenaga pendidik kan sudah divaksin. Kondisi yang positif juga tak ada yang sakit,” ujar Suwarjana.
Para guru itu dinyatakan positif terinfeksi itu merupakan hasil swab tes secara berkala di sekolah-sekolah yang dilakukan Disdikbud dengan melibatkan Dinas Kesehatan setempat. Swab tes massal itu menyasar sekolah mulai tingkat SD dan SMP di Kota Malang.
Sementara itu untuk pelajar selama Februari ini yang juga positif Covid-19 di Malang kota yakni ada sebanyak 25 siswa. Disdiksbud mengklaim seluruh siswa itu terpapar dari lingkungan keluarga mereka di rumah.
Pembelajaran di Sekolah
Seluruh sekolah di Kota Malang telah mengubah pembelajaran tatap muka (PTM) dari semula 100 persen menjadi 50 persen sejak awal bulan ini. Lalu terhitung mulai Senin, 14 Februari 2022, pemkot memutuskan menghentikan PTM dan kembali ke pembelajaran daring.
Penghentikan PTM itu seiring dengan penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 3 di Kota Malang. Selama kebijakan ini, seluruh pelajar dan orang tua siswa diimbau patuh dengan protokol kesehatan.
“Patuh prokes demi menekan penyebaran Covid-19, dengan begitu lingkungan sekolah juga bisa aman untuk semua,” ujar Suwarjana.
Bila semua masyarakat patuh prokes maka peningkatan kasus baru yang terjadi selama Februari ini bisa ditekan. Dengan begitu, maka harapan proses belajar dan mengajar di sekolah pun dapat kembali digelar.
Advertisement