11 Jaksa Kawal Persidangan Kasus Pencabulan oleh Anak Kiai Jombang Mas Bechi

Humas PN Surabaya Suparno mengatakan, pihaknya telah menetapkan majelis hakim yang akan menyidangkan perkara Mas Bechi.

oleh Dian Kurniawan diperbarui 12 Jul 2022, 11:08 WIB
Diterbitkan 12 Jul 2022, 11:08 WIB
Tersangka MSAT berbaju hitam kuning saat di Rutan Klas I Surabaya di Medaeng Sidoarjo. (Dian Kurniawan/Liputan6.com)
Tersangka MSAT berbaju hitam kuning saat di Rutan Klas I Surabaya di Medaeng Sidoarjo. (Dian Kurniawan/Liputan6.com)

 

Liputan6.com, Surabaya - Kepala Seksi Penerangan Hukum Kejaksaan Tinggi (Kejati) Jawa Timur (Jatim) Fathur Rahman mengungkapkan, pihaknya telah menyerahkan berkas perkara pencabulan dengan tersangka Moch Subchi Azal Tsani (MSAT) atau Mas Bechi ke Pengadilan Negeri (PN) Surabaya.

"Berkas dilimpahkan ke PN Surabaya pada Jumat, 8 Juli kemarin. Jaksa Penuntut Umum (JPU) ada 11 orang gabungan dari Kejati Jatim dan Kejaksaan Negeri Jombang, untuk menyidangkan perkara itu," ujarnya, Senin (11/7/2022).

Humas PN Surabaya Suparno mengatakan, pihaknya telah menetapkan majelis hakim yang akan menyidangkan perkara Mas Bechi. "Mengenai jadwal sidangnya masih belum ditetapkan," ucapnya.

Dikonfirmasi apakah PN Surabaya meminta bantuan kepolisian untuk mengamankan perkara itu, Suparno belum menanggapi. “Ketua Majelis Hakimnya Pak Sutrisno,” ujarnya.

Diketahui, tersangka MSAT merupakan warga asal Kecamatan Ploso, Jombang, Jawa Timur. Ia adalah pengurus sekaligus anak kiai ternama dari salah satu pesantren di wilayah tersebut.

Pada Oktober 2019, MSAT dilaporkan ke Polres Jombang atas dugaan pencabulan terhadap perempuan di bawah umur asal Jawa Tengah dengan Nomor LP: LPB/392/X/RES/1.24/2019/JATIM/ RESJBG.

Korban pencabulan merupakan salah satu santri atau anak didik MSAT di pesantren. Selama disidik oleh Polres Jombang, MSA diketahui tidak pernah sekalipun memenuhi panggilan penyidik. 

Kendati demikian, MSAT telah ditetapkan sebagai tersangka pada Desember 2019. Kasus ini kemudian ditarik ke Polda Jatim, tetapi polisi ternyata belum bisa mengamankan MSAT.

Upaya jemput paksa pun sempat dihalang-halangi jamaah pesantren setempat. Tersangka MSAT lalu menggugat Kapolda Jawa Timur. Ia menilai penetapan dirinya sebagai tersangka tidaklah sah.

Ajukan Praperadilan

Pelaku cabul anak kiai Jombang ini selanjutnya mengajukan praperadilan dan menuntut ganti rugi senilai Rp100 juta dan meminta nama baiknya dipulihkan. 

Gugatan itu terdaftar dalam nomor 35/Pid.Pra/2021/PN Sby tertanggal 23 November 2021. Namun, praperadilan itu ditolak oleh hakim karena pemohon tidak memenuhi syarat. 

Hingga akhirnya, Polda Jatim pada Kamis 7 Juli kemarin melakukan upaya terakhir dengan menjemput paksa tersangka MSAT di Ponpes Shiddiqiyah Losari, Ploso, Jombang.

15 jam upaya jemput paksa Polda Jatim akhirnya berbuah hasil. MSAT sekitar pukul 23.00 WIB, menyerahkan diri. Dan pada Jumat 8 Juli dini hari, MSAT dijebloskan di Rumah Tahanan (Rutan) Klas I Surabaya di Medaeng Sidoarjo. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya