Liputan6.com, Surabaya - Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengatakan, pihaknya telah berkoordinasi dengan Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Surabaya terkait pengawasan obat sirup di apotek maupun toko swalayan. Nantinya, pemkot bersama kepolisian dan instansi terkait, akan terjun bersama melakukan pengawasan di lapangan.
"Nanti bersama Forkopimda Surabaya kita cek turun ke lapangan. Kalau sudah ada di surat edaran (Kemenkes) apa saja merk dan jenisnya, maka kita akan lakukan cek bersama di apotek-apotek," ujarnya, Senin (24/10/2022).
Eri menerangkan, pihaknya tak bisa hanya menunggu datangnya obat gagal ginjal akut dari pemerintah pusat. Sebab, obat gagal ginjal ini bukan permintaan namun telah dihitung berdasarkan kebutuhan jumlah penduduk dari pemerintah pusat.
Advertisement
"Jadi perkiraannya berapa, kita menerima seperti vaksin Covid-19. Nah seperti itu nanti diberikan dan kita jalan. Tapi seperti yang saya sampaikan, kita juga tidak bisa hanya mengandalkan dan menunggu, tapi yang terpenting adalah pencegahan," ujar Cak Eri, panggilan lekatnya.
Cak Eri mengaku belum dapat memastikan berapa jumlah total anak penderita gagal ginjal akut di Surabaya. Sebab, penetapan kasus gagal ginjal akut di masing-masing daerah berdasarkan declaire dari pemerintah pusat. Terlebih, rumah sakit di Surabaya juga menjadi salah satu tempat rujukan pasien dari luar daerah.
"Jadi terkait dengan data itu, kita kan di Surabaya ini tidak hanya warga Surabaya, tapi rujukan. Jadi rumah sakit - rumah sakit yang menerima pasien itu, maka pasien dari rumah sakit itu yang dilaporkan ke kementerian," terang dia.
Eri Cahyadi memastikan, Pemkot Surabaya akan terus gencar melakukan sosialisasi, khususnya kepada para orang tua. Karena menurutnya, upaya pencegahan terhadap penyakit gagal ginjal akut ini lebih baik daripada mengobati.
"Kita nanti dengan Forkopimda juga akan turun bersama, kita agendakan turun untuk melihat apakah di apotek-apotek atau tempat penjual obat sudah ditarik semua yang terkait dengan larangan (obat sirup) dari pemerintah pusat tadi," tegasnya.
7 Kasus di Surabaya
Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya, Febria Rachmanita mengungkapkan, berdasarkan data yang dirilis dari PHEOC (Public Health Emergency Operation Centre), di Surabaya sendiri telah didapati tujuh kasus GGAPA (Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal).
"Dari diagnosa tersebut, dua anak dinyatakan sembuh, empat anak meninggal dunia dan satu diantaranya tidak terdiagnosa," ujarnya usai rapat koordinasi dengan Polrestabes Surabaya, di Gedung Pesat Gatra, Senin (24/10/2022).
Febria juga mengapresiasi inisiasi yang dilakukan oleh Polrestabes Surabaya atas gelaran rapat koordinasi ini sehingga dapat membantu para stakeholder dan dinas terkait untuk mensosialisasikan wawasan mengenai GGAPA kepada masyarakat.
“Kita sangat berterima kasih atas dilakukannya rapat koordinasi ini. Dengan dibantu oleh teman-teman Polres kita bisa mensosialisasikan tentang bagaimana jika ditemukan anak dengan gejala yang dicurigai adanya Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal," ucapnya.
Advertisement