Masih Ventitalor, Satu Korban Tragedi Kanjuruhan di RS Saiful Anwar Kondisinya Membaik

Ia menjelaskan, saat ini kondisi pasien dalam keadaan sadar dan bisa merespons komunikasi yang dilakukan oleh tim dokter.

oleh Liputan6.com diperbarui 02 Nov 2022, 12:05 WIB
Diterbitkan 02 Nov 2022, 12:05 WIB
Aremania, Sindu Dwi Asmoro
Aremania Blimbingan, Kota Malang, Sindu Dwi Asmoro, berdiri di jembatan tempat menggantung syal-syal, tanda gerakan berhenti menonton sepak bola setelah tragedi Kanjuruhan pada 1 Oktober 2022 yang menelan 132 korban meninggal. Foto diambil Sabtu (8/10/2022). (Bola.com/Bagaskara Lazuardi)

Liputan6.com, Surabaya - Satu korban tragedi Kanjuruhan yang dirawat di Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Malang, dilaporkan mulai membaik setelah menjalani perawatan selama kurang lebih satu bulan.

Dokter spesialis anestesi konsultan ICU Wiwi Jaya mengatakan, pasien tersebut saat ini masih harus menjalani perawatan di Unit Perawatan Intensif (ICU) dan masih menggunakan alat bantu pernafasan atau ventilator.

"Kasus infeksinya ada di dua tempat, yakni di paru-paru dan di luar paru-paru. Tapi, akhir-akhir ini perkembangannya membaik," kata Wiwi.

Ia menjelaskan, saat ini kondisi pasien dalam keadaan sadar dan bisa merespons komunikasi yang dilakukan oleh tim dokter. Namun, pasien tersebut tidak bisa berbicara karena menggunakan alat bantu pernafasan.

Namun, pada saat tim dokter meminta pasien untuk melakukan gerakan atau mengajak bicara, pasien sudah bisa memahami perintah tersebut. Pasien itu, sebelumnya sempat tidak sadar pada saat menjalani perawatan di RS Saiful Anwar.

"Pasien ini diajak bicara, paham. Kami meminta pasien untuk melakukan sesuatu paham. Tetapi belum bisa bicara karena masih ada pipa yang masuk ke jalan nafas yang berfungsi membantu pernafasan," katanya.

Ia menambahkan, jika kondisi pasien tersebut terus mengalami perbaikan, diharapkan dalam pekan depan alat bantu pernafasan tersebut bisa dilepas. Namun, untuk saat ini pasien masih sangat membutuhkan alat bantu pernafasan tersebut.

Pasien tersebut, berdasarkan hasil pemeriksaan mengalami cedera pada paru-parunya. Ada memar pada bagian paru-paru dan pada rongga paru-paru terdapat nanah yang harus dibersihkan secara berkala.

"Cedera luar tidak tampak. Problem berat di paru-paru. Organ lain tidak, justru yang berat itu adalah adanya nanah di rongga paru dan infeksi paru-paru. Dua diagnosa itu," katanya.

Saat ini, di RS Saiful Anwar Kota Malang tersisa satu pasien korban tragedi Kanjuruhan yang menjalani perawatan. Secara keseluruhan, RSUD Saiful Anwar telah merawat 80 pasien korban tragedi Kanjuruhan, dimana empat diantaranya meninggal dunia.

Horor Kanjuruhan

Salah Satu Korban Bocah Kerusuhan Kanjuruhan
Afrizal, korban tragedi Kanjuruhan sudah diperbolehkan pulang dari rumah sakit. (Bola.net/Dendy Gandakusumah)

Tragedi Kanjuruhan terjadi pada Sabtu 1 Oktober 2022, terjadi kericuhan usai pertandingan antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya dengan skor akhir 2-3 di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang. Kekalahan itu menyebabkan sejumlah suporter turun dan masuk ke dalam area lapangan.

Kerusuhan tersebut semakin membesar hingga sejumlah flare dilemparkan termasuk benda-benda lainnya. Petugas keamanan gabungan dari kepolisian dan TNI berusaha menghalau para suporter tersebut dan pada akhirnya menggunakan gas air mata.

Akibat kejadian itu, sebanyak 135 orang dilaporkan meninggal dunia akibat patah tulang, trauma di kepala dan leher dan asfiksia atau kadar oksigen dalam tubuh berkurang. Selain itu, dilaporkan juga ada ratusan orang yang mengalami luka ringan termasuk luka berat.

Infografis Daftar 130 Nama Korban Meninggal Tragedi Kanjuruhan Malang. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Daftar 130 Nama Korban Meninggal Tragedi Kanjuruhan Malang. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya