Festival Arsitektur Nusantara Jadi Ajang Kreasi Anak Muda Banyuwangi

Ipuk Fiestiandani mengapresiasi kreasi para anak muda Banyuwangi itu. Ia berharap dengan ajang tersebut, dapat menjadi pelecut lahirnya arsitek-arsitek top dari ujung timur Jawa ini.

oleh Hermawan Arifianto diperbarui 29 Nov 2022, 06:04 WIB
Diterbitkan 29 Nov 2022, 06:04 WIB
Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani melihat sejumlah karya arsitektur Nusantara yang dipamerkan di Gedung Juang 45 Banyuwangi. (Istimewa)
Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani melihat sejumlah karya arsitektur Nusantara yang dipamerkan di Gedung Juang 45 Banyuwangi. (Istimewa)

Liputan6.com, Banyuwangi - Festival Arsitektur Nusantara menjadi ajang anak muda Banyuwangi dalam adu kreasi. Mulai dari sayembara desain masterplane perumahan MBR (Masyarakat Berpenghasilan Rendah), wawarah in osing yang merupakan ajang adu konsep tata ruang, hingga lomba fotografi sejumlah bangunan ikonik di Banyuwangi.

Selama tiga hari sejak Jumat 25 November hingga Minggu 27 November 2022, hasil karya para anak muda di Banyuwangi itu, dipamerkan di Gedung Juang 45 Banyuwangi. Hasil karya mereka dipertunjukkan ke publik.

Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani mengapresiasi kreasi para anak muda Banyuwangi itu. Ia berharap dengan ajang tersebut, dapat menjadi pelecut lahirnya arsitek-arsitek top dari ujung timur Jawa ini.

“Semoga nanti akan lahir para arsitek top dari Banyuwangi yang karyanya bisa mendunia,” ungkap Ipuk, Senin (28/11/2022).

Sentuhan para arsitek, menurut Ipuk, memiliki peran penting dalam proses pembangunan. Kehadiran arsitektur tidak hanya menjamin kualitas bangunan, namun juga meliputi fungsional, artistik dan sisi-sisi lain yang jarang diperhatikan.

“Tidak sekedar indah dilihat, tapi juga memegang prinsip-prinsip ramah lingkungan dan efisien. Sehingga manfaatnya bisa dirasakan oleh banyak pihak. Tidak asal mewah dan indah,” ungkap Ipuk.

Salah satu bangunan yang mendapat sentuhan arsitek di Banyuwangi adalah Bandara Internasional Banyuwangi. Bangunan yang dirancang oleh Andramatin ini, ini mengedapankan konsep ramah lingkungan dan atribusi lokalitas.

“Alhamdulillah, bandara kita ini, tidak hanya nyaman, tapi juga banyak mendapat apresiasi dari tingkat nasional hingga internasional,” ujar Ipuk.

“Baru-baru saja, bandara Banyuwangi ini mendapatkan penghargaan internasional dalam bidang arsitektur, Aga Khan Award. Ini merupakan penghargaan yang diterima Indonesia setelah lebih dari 20 tahun absen,” cerita Ipuk yang menerima langsung penghargaan itu di Oman beberapa waktu lalu.

Ipuk berharap, dengan terselenggaranya Festival Arsitektur Nusantara ini, dapat meningkatkan kesadaran masyarakat dalam menghadirkan bangunan yang baik dan sadar lingkungan.

"Sehingga nantinya tata ruang di Banyuwangi bisa semakin baik,” pungkasnya.

 

Peserta dari Luar Kota

Foto Kantor Bupati Banyuwangi dipamerkan di Gedung Juang 45 Banyuwangi. (Istimewa)
Foto Kantor Bupati Banyuwangi dipamerkan di Gedung Juang 45 Banyuwangi. (Istimewa)

Plt Kepala Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya, Perumahan dan Pemukiman Banyuwangi Danang Hartanto mengungkapkan, kegiatan tersebut menjadi ajang bagi para peminat dunia arsitektur.

"Tidak hanya yang dari Banyuwangi saja, tapi juga dari luar kota juga banyak yang tertarik untuk terlibat,” terangnya.

Danang memaparkan ada ratusan peserta yang terlibat dalam sejumlah lomba yang digelar dalam Festival Arsitektur Nusantara tersebut. Tidak kurang 78 peserta yang mengikuti Wawarah in Osing, 49 peserta lomba masterplane perumahan MBR, dan 44 peserta lomba fotografi bangunan bertema Etnic Elit.

"Pada malam ini, kita akan memberikan penganugerahan bagi para pemenang,” ungkapnya.

Infografis 5 Komitmen Bersama Tangani Pandemi Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis 5 Komitmen Bersama Tangani Pandemi Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya