Puskesmas di Banyuwangi Diminta Siaga Antisipasi Peningkatan Pasien Gangguan Jiwa Usai Pemilu 2024

Dinas Kesehatan Banyuwangi menyiagakan seluruh puskesmas di wilayah setempat untuk mengantisipasi kemungkinan peningkatan pasien gangguan jiwa dampak Pemilu 2024 mendatang.

oleh Hermawan Arifianto diperbarui 26 Jan 2024, 18:00 WIB
Diterbitkan 26 Jan 2024, 18:00 WIB
Plt Kepala Dinas Kesehatan Banyuwangi Amir Hidayat (Istimewa)
Plt Kepala Dinas Kesehatan Banyuwangi Amir Hidayat (Istimewa)

Liputan6.com, Banyuwangi - Dinas Kesehatan Banyuwangi menyiagakan seluruh puskesmas di wilayah setempat untuk mengantisipasi kemungkinan peningkatan pasien gangguan jiwa dampak Pemilu 2024. 

Plt Kepala Dinas Kesehatan Banyuwangi Amir Hidayat mengatakan, berdasarkan keterangan yang dirilis oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) bahwa 5 sampai 6 persen masyarakat Indonesia mengalami gangguan jiwa mulai dari yang ringan sampai dengan yang berat. 

Momen Pemilu diyakini dapat memicu peningkatan potensi gangguan jiwa pada masyarakat. Potensi yang dapat terjadi di antaranya anxiety disorder dan depressive disorder

Amir menjelaskan anxiety disorder adalah gangguan kecemasan yang melebihi ambang batas kewajaran. Ditandai dengan perasaan khawatir, cemas, atau takut yang cukup kuat untuk mengganggu aktivitas sehari-hari. 

"Anxiety adalah gangguan kejiwaan ringan dan ini rawan terjadi pada saat tahapan kampanye seperti saat ini," kata Amir, Jumat (26/1/2024).

Selanjutnya adalah depressive disorder yaitu gangguan kesehatan mental yang ditandai dengan suasana hati yang terus tertekan atau kehilangan minat dalam beraktivitas, menyebabkan penurunan yang signifikan dalam kualitas hidup sehari-hari.

Penyebabnya termasuk ketegangan yang bersumber dari kombinasi kondisi biologis, psikologis, dan sosial. 

"Depressive Disorder diidentifikasi rawan terjadi pasca pengumuman ketika sudah diketahui siapa yang menang dan siapa yang kalah," bebernya.

Oleh karenanya, Dinkes Banyuwangi menyiapkan langkah promotif dan preventif untuk mengantisipasi agar kasus gangguan jiwa pasca pemilu tidak meningkat signifikan.

"Secara umum persiapan ini tidak hanya untuk pemilu. Namun karena diidentifikasi ada peningkatan, maka TPKJM juga difokuskan untuk mencegah dan menangani pasien gangguan jiwa akibat pemilu," jelasnya.

Dinkes juga mematangkan layanan kejiwaan di seluruh puskesmas di Bumi Blambangan. Di setiap puskesmas tersedia pengelola program jiwa. Di sana sudah disediakan layanan konseling, terapis ataupun pengobatannya.  

"Bila gangguan kejiwannya cukup berat, dinas menjadikan Puskesmas Licin sebagai rujukan. Di sana sudah disediakan dokter spesialis, ada tempat khusus dan ada layanan khusus," tegasnya.

 

Tim Sukses Alami Gangguan Jiwa

Ilustrasi Tinta Pemilu (Istimewa)
Ilustrasi Tinta Pemilu (Istimewa)

Sebelumnya, Puskesmas Licin Banyuwangi memiliki pengalaman merawat pasien ODGJ yang dipicu karena gagal menang Pemilu. Jumlahnya mencapai lima orang.

Kepala Puskesmas Licin Nira Ista Dewi mengatakan pasien tersebut kala itu dirawat pasca Pemilu 2019. Para pasien mengalami gangguan kejiwaan yang cukup berat. 

"Pasien sampai harus menjalani rawat inap," kata Nira.

Nira menyebut para pasien yang dirawat bukan caleg yang gagal. Justru lima pasien tersebut merupakan partisipan atau tim sukses.

"Jadi justru partisipan atau tim sukses. Bukan calonnya langsung," ujarnya. 

Pada Pemilu 2024 mendatang fenomena itu tentu dapat beresiko kembali terjadi. Oleh karenanya Nira mengimbau kepada setiap masyarakat yang terlibat dalam Pemilu 2024 untuk menjaga kesehatan mentalnya.

 

Infografis Deklarasi Kampanye Pemilu Damai 2024. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Deklarasi Kampanye Pemilu Damai 2024. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya