Liputan6.com, Malang - Pemerintah Kota Malang menggencarkan keterlibatan masyarakat agar mampu beradaptasi, mandiri menghadapi bencana. Termasuk kolaborasi antar sektor untuk mitigasi bencana.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Malang, Prayitno, mengatakan kegiatan sosialisasi dan edukasi kebencanaan terus dilakulan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat.Â
Baca Juga
"Termasuk membentuk kecamatan dan kelurahan tangguh bencana," kata Prayitno, di sela kegiatan edukasi rawan bencana, Senin, 26 Februari 2024.
Advertisement
Data BPBD Kota Malang, sampai hari ini telah ditetapkan lima kecamatan dan 52 kelurahan berstatus tangguh bencana. Masih ada lima kelurahan segera menyusul status itu.
Sedangkan sosialisasi dan edukasi kebencanaan telah menjangkau sebanyak 21.655 orang. Mereka yang sudah dilatih dan dibekali pengetahuan itu diharap mengubah perilaku dan budaya.
Agar masyarakat memahami risiko kebencanaan dan terlibat menciptakan lingkungan yang aman dan tangguh bencana. Termasuk berpartisipasi aktif dalam mitigasi bencana.
“Ini untuk memotivasi dalam pencegahan penanggulangan bencana sehingga terbentuk kemandirian masyarakat," ujar Prayitno.
Dalam manajemen penanggulanan bencana ada pada empat poin penting. Yakni kesiapsiagaan, tanggap darurat saat terjadi bencana, rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana dan pencegahan dan mitigasi bencana di Malang.
Â
Edukasi Bencana
Pejabat Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat, mengatakan penting meningkatkan kesadaran dan kesiapsiagaan masyarakat terhadap bencana serta kolaborasi lintas sektor.Â
"Sosialisasi dan edukasi jadi kunci utama mempersiapkan masyarakat menghadapi situasi darurat," kata dia.
Dia menyebut penting ada upaya meningkatkan kesadaran, kewaspadaan dan kesiapsiagaan masyarakat terhadap bencana. Baik itu dari masyarakat sendiri, relawan dan berbagai elemen lainnya termasuk pemerintah.
“Penanggulangan bencana bukan hanya tugas pemerintah, melainkan perlu kolaborasi antar sektor dan peran serta masyarakat," ujar Wahyu.
Â
Â
Â
Â
Â
Advertisement