Korban Meninggal Akibat Tanah Longsor di Tana Toraja Jadi 20 Orang, Operasi Pencarian Resmi Dihentikan

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengumumkan operasi pencarian dan pertolongan (SAR) korban tanah longsor di Kabupaten Tana Toraja, Sulawesi Selatan, secara resmi dihentikan.

oleh Yusron Fahmi diperbarui 16 Apr 2024, 09:57 WIB
Diterbitkan 16 Apr 2024, 09:56 WIB
Pencarian Korban Longsor di Tana Toraja Terus Dilakukan
Tanah longsor yang terjadi pada Sabtu, pukul 22.30 Wita itu menewaskan 18 orang yang tersebar di dua titik, yakni 14 di Palangka dan 4 di Lembang Randan Batu. (National Search and Rescue Agency via AP)

Liputan6.com, Jakarta - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengumumkan operasi pencarian dan pertolongan (SAR) korban tanah longsor di Kabupaten Tana Toraja, Sulawesi Selatan, secara resmi dihentikan.

Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari  mengatakan, hal demikian dilakukan karena seluruh korban yang dilaporkan hilang dan terdampak akibat bencana tanah longsor sudah berhasil ditemukan dan teridentifikasi.

Pusdalops BNPB mendata total ada sebanyak 20 orang warga yang dilaporkan hilang itu yang semuanya ditemukan dalam kondisi meninggal dunia.

Masing-masing 16 korban merupakan warga Desa Manggau, Kecamatan Makale dan empat korban lain ditemukan di Desa Lembang Randan Baru, Kecamatan Makale Selatan.

"20 orang, terakhir pada Senin (15/4) ada dua korban ditemukan dalam kondisi meninggal dunia di Kelurahan Manggau, Kecamatan Makale dan jenazahnya langsung disemayamkan di Rumah Sakit Lakipadada," ujarnya.

Selain korban yang hilang, ia menyatakan, tim operasi SAR gabungan sebelumnya juga berhasil mengevakuasi 77 orang warga sehingga selamat dari tanah longsor.

BNPB memastikan puluhan warga tersebut saat ini dalam kondisi aman dan tercukupi segala kebutuhan pokok di bawah pengawasan Pemerintah Tana Toraja dan otoritas gereja setempat.

"Atas semua penemuan seluruh korban tersebut, operasi pencarian dan pertolongan pun dihentikan," ujarnya.

BNPB turut menyalurkan bantuan berupa logistik dan peralatan yang meliputi tenda pengungsi, tenda keluarga, sembako, makanan siap saji, selimut, matras, kasur lipat, genset, pompa alkon, penjernih air.

Selain itu, menurut dia, BNPB juga akan menyerahkan dukungan berupa Dana Siap Pakai (DSP) senilai Rp250 juta untuk operasional penanganan darurat hingga pemulihan termasuk untuk pemenuhan kebutuhan dasar bagi warga yang terdampak bencana.

Puluhan Korban Selamat

Abdul Muhari di Jakarta, Senin, mengatakan, puluhan orang korban selamat tersebut dievakuasi petugas SAR gabungan ke posko darurat yang didirikan pada halaman gereja desa setempat.

"Posko dan dapur umum pun sudah didirikan guna pemenuhan kebutuhan warga terdampak dan tim evakuasi," ujarnya.

Baca juga: BPBD mencatat 18 korban meninggal dampak longsor di TorajaBaca juga: Belasan rumah terdampak tanah longsor di Toraja

Sementara itu, menurut dia, laporan termutakhir dari tim Pusdalops BNPB di lokasi kejadian tercatat ada sebanyak 18 orang warga meninggal dunia akibat bencana tanah longsor yang terjadi setelah hujan deras mengguyur Tana Toraja, pada Minggu (14/4) malam pukul 19.00 WIB itu.

Adapun masing-masing korban meninggal dunia tersebut merupakan warga Desa Lembang Randan, Kecamatan Makale Selatan dan Manggau, Makale, Tana Toraja.

"Hingga saat ini tim SAR gabungan masih melakukan pencarian terhadap dua orang warga yang dilaporkan hilang," ujarnya.

Infografis Tragedi Kemanusiaan 3.000 Lebih Anak Meninggal di Gaza. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Tragedi Kemanusiaan 3.000 Lebih Anak Meninggal di Gaza. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya