Steven George Gerrard merupakan eks pesepakbola profesional yang lama membela klub asal Inggris, Liverpool. Lahir di Whiston, Merseyside, Inggris, berbagai prestasi telah ditorehkan oleh Gerrard.
Tercatat, Gerrard sukses meraih gelar juara di ajang Liga Champions, Piala FA, Piala Carabao, Community Shield, Liga Europa, hingga Piala Super Eropa. Namun, dari sederet gelar bergengsi yang diraih, suami Alex Curran ini belum mampu mengantarkan Liverpool meraih gelar juara Liga Inggris.
Dimana, saat itu, pendukung The Reds sangat berharap kepada sosok Gerrard untuk membawa kembali piala bergengsi tersebut ke Anfield. Apalagi, Liverpool, waktu itu terakhir kali menjuarai Liga Inggris pada musim 1989/1990.
Sehingga, para suporter tentu saja begitu merindukan perayaan gelar juara Liga Inggris di Kota Liverpool. Disisi lain, mereka begitu menaruh harapan besar kepada Gerrard karena dirinya adalah kapten tim yang telah memimpin The Reds sejak berusia 23 tahun.
Gerrard tercatat telah mengemban amanah besar ini kurang lebih selama 12 tahun. Mulai dari musim 2003/2004 dan mengakhiri jabatannya ketika kontraknya tak lagi diperpanjang oleh manajemen Liverpool pada musim 2014/2015.
Awal Mula Karier Gerrard
Anak kedua dari pasangan Paul dan Julie Ann Gerrard ini mengawali karier sepak bolanya di salah satu akademi sepak bola yang terletak di dekat rumahnya. Adalah Whiston Junior yang menjadi tempat perdananya dalam menimba ilmu sepak bola.
Kemudian, Gerrard dilirik oleh salah satu pemandu bakat yang dimiliki oleh Liverpool. Bakat Gerrard terpantau cukup mumpuni sehingga ia diberi tawaran untuk berlatih di Akademi Liverpool ketika usianya baru menginjak 9 tahun.
Sebagai anak yang lahir di Kota Liverpool, tentu Gerrard tak perlu pikir panjang terkait tawaran ini. Ia beserta kedua orang tuanya langsung menyetujui tawaran yang datang dan Gerrard resmi berlatih di Akademi Liverpool pada tahun 1989.
Usai beberapa tahun berlatih di Akademi Liverpool, Gerrard melakukan gebrakan yang cukup membuat manajemen Liverpool kaget. Pada usia 14 tahun, Gerrard mengaku pernah mengikuti uji coba dengan beberapa klub Liga Inggris, salah satunya Manchester United.
Namun, setelah sekian waktu berlalu, Gerrard pernah menyatakan bahwa gebrakan tersebut ia lakukan dengan sengaja agar Liverpool memberikannya sebuah kontrak. Maklum, Gerrard muda saat itu sangat berambisi untuk membela Liverpool dan meraih banyak gelar juara.
Apalagi, ia sangat mengidolakan beberapa pemain yang berasal dari Britania Raya yang diantaranya juga membela Liverpool. Gerrard diketahui mengidolakan John Barnes dan Ian Rush (Liverpool) serta Paul Gascoigne (Timnas Inggris).
Debut Bersama Liverpool
Meski sempat membuat kegaduhan pada usia 14 tahun, tetapi Gerrard nyatanya memang setia di Anfield. Ia pun mendapatkan kontrak profesional pertamanya pada 5 November 1997. Dimana saat itu Gerrard tengah memperkuat skuat Liverpool U-18.
Satu tahun kemudian, Gerard Houllier, manajer Liverpool yang menjabat waktu itu memberinya kesempatan tampil di utama. Gerrard dipromosikan pada tahun 1998 dan melakukan debutnya pada 29 November 1998.
Ia menjadi pemain pengganti kala Liverpool menjamu Blackburn Rovers di Liga Inggris. Gerrard masuk sebagai pemain pengganti pada menit ke-90 untuk menggantikan Vegard Heggem dan membantu The Reds mempertahankan kemenangan 2-0 atas Blackburn Rovers.
Walau hanya bermain pada babak perpanjangan waktu, tak membuat Gerrard patah semangat. Ia yakin dirinya akan diberikan kesempatan kembali oleh Houllier. Dan akhirnya benar saja, Gerrard mendapat kesempatan lainnya untuk membela Liverpool di atas lapangan hijau.
Waktu itu, ia kerap menggantikan peran Jamie Redknapp, kapten sekaligus seorang gelandang tengah yang amat diandalkan Liverpool. Hanya saja, saat itu posisi Gerrard cenderung mengisi pos gelandang serang, dimana posisi ini tak biasa ia tempati, sebab Gerrard hanya menguasai posisi gelandang tengah saat itu.
Total Gerrard mendapatkan 12 kali kesempatan bermain selama musim 1998/1999. Hanya saja, Gerrard belum bisa memaksimalkan kesempatan tersebut akibat adanya keluhan di beberapa titik bagian tubuhnya. Maklum, Gerrard saat itu mengalami pertumbuhan drastis, sehingga ia mengalami sedikit masalah pada bagian punggung dan kakinya.
Meski mengawali kariernya dengan sedikit masalah, tetapi Gerrard tetap mendapat kesempatan kedua. Bahkan pada musim selanjutnya, musim 1999/2000, Gerrard mendapatkan menit bermain yang lebih banyak dari musim sebelumnya. Ia juga kerap bermain reguler serta menjadi tandem Redknapp di lini tengah The Reds.
Atas kesempatan tersebut, Gerrard berhasil mencetak gol perdananya bagi Liverpool. Momen bersejarah ini terjadi pada 5 Desember 1999 kala The Reds memang besar atas Sheffield Wednesday dengan skor 4-1. Ditambah dengan proses golnya yang cukup apik, dimana Gerrard menggiring bola dari tengah lapangan dan menembakannya tepat ke sudut gawang, tentu hal ini bakal menjadi kenangan yang tak terlupakan.
Tekad Kuat
Sejak bermain reguler, Gerrard terus memberikan banyak kontribusi untuk tim. Ia bahkan menandatangi kontrak anyar selama empat tahun usai dilabeli sebagai kapten tim pada musim 2003.
Maklum, Gerrard sendiri tidak menyangka bahwa ban kapten akan diberikan kepada dirinya yang tergolong masih minim pengalaman. Ia bahkan menggeser posisi kapten saat itu, Sami Hyypia menjadi wakil kapten tim dalam mengarungi musim 2003/2004.
“Saya pernah menjadi kapten tim sepak bola di sekolah. Saya kerap mengenakan ban kapten itu ketika menonton Liverpool di Anfield. Sebagai pengguna ban kapten, mata saya selalu tertuju pada John Barnes, kapten Liverpool di Era 90-an. Waktu itu saya membayangkan, suatu hari bisa mengenakan menggantikan posisi John Barnes dan menjadi kapten tim di klub yang saya cintai ini. Dan kini, mimpi itu terwujud,” ungkap Gerrard pasca penunjukkannya sebagai kapten tim.
Walau sudah didaulat menjadi seorang kapten, tetapi Gerrard merasa kecewa terhadap dirinya. Pada musim itu, ia dan Liverpool tidak mampu mendapatkan gelar apapun dan hanya finis di urutan keempat Liga Inggris.
Disisi lain, Houllier pun memutuskan untuk mengundurkan diri sebagai manajer tim usai serangkaian hasil buruk dalam beberapa tahun terakhir di Anfield. Gerrard, yang merasa terbantu berkat Houllier pun mulai gundah ketika sang pelatih pergi.
Bahkan, pada musim berikutnya, tepatnya pada musim 2004/2005, Gerrard dikaitkan dengan rumor kepindahannya ke Chelsea yang baru saja dibeli oleh salah satu orang terkaya di dunia. Gerrard merasa kepindahannya dari Liverpool dapat memberikannya angin segar dan tentunya trofi bergengsi yang tak bisa ia dapatkan di Anfield.
Namun, manajer anyar Liverpool waktu itu, Rafael Benitez, mencoba meyakinkan Gerrard untuk tetap bertahan. Benitez merasa peran Gerrard cukup sentral di dalam tim dan kemampuannya sangat dibutuhkan bagi skuat The Reds ke depan.
Akhirnya, setelah mendengar rangkaian strategi yang dijelaskan Benitez, Gerrard memutuskan untuk tetap tinggal dan menepis segala rumor terkait kepindahan dirinya. “Saya memilih bertahan dan berkomitmen untuk memberikan yang terbaik bagi klub yang saya cintai”.
Menjadi Seorang Legenda
Walau sempat ragu melanjutkan kariernya bersama Liverpool, tetapi kemenangan Liverpool di ajang Liga Champions membuat Gerrard tersadar bahwa ia akan melanjutkan karier di Anfield. Kemenangan yang dikenal dengan “Miracle of Istanbul” ini memang mengejutkan banyak pihak.
Terlebih, lawan Liverpool di partai puncak bukanlah klub sembarangan. The Reds harus menghadapi raksasa Serie A Italia, AC Milan, yang diperkuat sederet bintang yang tengah naik daun waktu itu.
Meski tidak diunggulkan, tetapi nyatanya Liverpool mampu mengembalikkan keadaan dan memaksa AC Milan bermain hingga babak adu penalti. Dan akhirnya The Reds sukses mengemas trofi kelima di ajang Liga Champions usai 20 tahun lamanya.
Gerrard juga sukses menyabet penghargaan sebagai man of the match pada laga tersebut usai mengembalikan keadaan di babak kedua dan menyamakan skor. Selain itu, pada akhir musim, ia mendapat penghargaan UEFA Club Footballer of the Year usai tampil hebat sepanjang musim.
Usai kemenangan tersebut, karier Gerrard turut memperlihatkan peningkatan tajam. Tampaknya psikologis Gerrard lebih baik usai memantapkan dirinya untuk menetap di Liverpool dan berkomitmen untuk meraih sebanyak-banyaknya gelar juara bersama The Reds.
Selain itu, sederet bintang sepak bola juga memuji kemampuan Gerrard. Seperti yang diungkap oleh Ronaldinho, pemain asal Brasil ini memuji Gerrard sebagai salah satu pemain sepak bola terbaik di dunia. Kemampuannya dalam mengolah bola dapat memberikan dampak yang signifikan menurut Ronaldinho.
Bahkan, legenda Real Madrid, Zinedine Zidane turut mengucapkan hal yang serupa. Menurutnya, eksistensi Gerrard tertutupi akibat rivalitas antara Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi. Padahal, peran Gerrard tak kalah penting dari dua pesepakbola tersebut, sebab Gerrard dapat memberikan kenyamanan kepada rekan satu timnya kala dirinya bermain di atas lapangan.
Hingga usianya yang menyentuh angka 35 tahun, praktis tidak ada gelar bergengsi yang didapat Gerrard selain Liga Champions. Ia akhirnya memutuskan hengkang dari Anfield usai kontraknya tak diperpanjang pada akhir tahun 2015.
Total, Gerrard telah bermain sebanyak 710 laga bersama Liverpool di berbagai kompetisi dan mencetak 186 gol serta 150 assist bersama The Reds. Pencapaiannya ini sekaligus menjadikannya seorang legenda di Anfield dan jasanya akan selalu dikenang hingga akhir hayatnya.
Kembali ke Lapangan Hijau
Usai tak diperpanjang kontraknya oleh Liverpool, Gerrard sempat bermain selama satu musim di Major League Soccer. Ia membela Los Angeles Galaxy pada musim 2015/2016 sebelum akhirnya memutuskan gantung sepatu di usianya yang telah mencapai 36 tahun.
Setelah menyatakan pensiun, Gerrard sejatinya mendapatkan tawaran untuk kembali ke lapangan hijau. Hanya saja, bukan sebagai pemain, melainkan sebagai pelatih. Adalah Milton Keynes Dons, klub kasta ketiga Liga Inggris yang memberinya tawaran pada November 2016. Namun, Gerrard merasa belum pantas menerima tawaran tersebut. Ia merasa belum siap dan belum memiliki strategi yang mumpuni untuk menangangi sebuah klub sepak bola.
Baru pada tahun 2017 Gerrard mulai membuka peluang untuk menjadi seorang pelatih. Ia mengawali kariernya dengan menjadi pelatih Liverpool U-18 dan Liverpool U-19. Waktu itu, Gerrard sukses membuat Jurgen Klopp dan Alex Inglethorpe terkesima dengan kemampuannya sebagai seorang pelatih yang memiliki banyak pengetahuan. Alhasil, manajemen Liverpool pun mengangkat Gerrard sebagai pelatih Liverpool Youth dan sempat menemani Liverpool U-19 beralga di UEFA Youth League 2017/2018.
Merasa kurang tertantang dengan melatih tim muda Liverpool, pada April 2018 Gerrard memutuskan untuk memulai petualangan baru bersama Rangers. Ia didaulat sebagai pelatih kepala di klub yang berlaga di kasta tertinggi sepak bola Skotlandia ini.
Kedatangan Gerrard tentunya mendatangkan angin segar bagi Rangers yang tengah mengincar gelar juara. Meski belum bisa memberikan gelar tersebut pada musim perdananya, tetapi peningkatan terjadi di dalam skuat Rangers.
Pada musim 2018/2019, Gerrard sukses membawa Rangers menjadi runner up Liga Skotlandia. Raihan ini tercatat lebih baik dari musim sebelumnya, dimana Rangers hanya mampu finis di urutan ketiga.
Musim selanjutnya, tepatnya musim 2019/2020, Gerrard lagi-lagi belum mampu memberikan gelar juara yang diinginkan. Gerrard hanya mampu membawa Rangers kembali menempati posisi kedua klasemen akhir.
Mimpi untuk membawa Rangers untuk menjadi juara di Liga Skotlandia baru terwujud pada musim ketiganya melatih Rangers. Pada musim 2020/2021, Gerrard sukses menerapkan strategi jitu meredam Celtic yang telah menjadi jawara dalam sembilan musim terakhir.
Gerrard berhasil membawa Rangers juara dengan rekor sempurna, alias tak terkalahkan dalam satu musim. Tercatat dari 36 pertandingan, Rangers sukses meraih 32 kemenangan dan 6 hasil imbang. Total raihan poin bila dibandingkan dengan Celtic yang bertengger di posisi dua pun terlampau jauh, Rangers sukses mengungguli 25 angka sebagai pemuncak klasemen. Raihan juara ini pun membuat Rangers mengakhiri puasa gelar setelah 10 tahun lamanya. Rangers tercatat terakhir kali menjadi juara pada musim 2010/2011 lalu.
Menahkodai Aston Villa
Usai sukses membawa Rangers menjadi jawara, Gerrard memutuskan untuk kembali ke Inggris. Bukan untuk melatih eks klubnya Liverpool, melainkan untuk menjadi juru taktik anyar di Aston Villa.
Gerrard menggantikan posisi Dean Smith yang kerap meraih hasil buruk dan membawa Aston Villa bertengger di papan bawah klasemen. Gerrard di kontrak selama 3,5 tahun dengan dibebankan target tidak terdegradasi pada musim 2021/2022.
Melansir ABC News, Gerrard merasa terhormat dan bangga dapat bergabung menjadi bagian dari tim barunya. Menurutnya, Aston Villa merupakan klub dengan segudang sejarah sepak bola. Selain itu, Gerrard mengucapkan rasa terima kasih kepada seluruh orang yang telah turut andil dalam kesuksesannya bersama Rangers.
"Aston Villa adalah klub dengan sejarah dan tradisi yang kaya dalam sepak bola Inggris dan saya sangat bangga menjadi pelatih kepala barunya," kata Gerrard dalam sebuah pernyataan.
“Saya ingin mengucapkan terima kasih yang tulus kepada semua orang yang terkait dengan Glasgow Rangers karena memberi saya kesempatan untuk mengelola klub sepak bola yang ikonik", lanjutnya.
"Membantu mereka mengamankan gelar liga ke-55 yang memecahkan rekor akan selalu mendapat tempat khusus di hati saya. Saya ingin mendoakan yang terbaik untuk para pemain, staf, dan pendukung di masa depan," pungkasnya.
Berita Terbaru
Pria Lansia Tewas Usai Pijat Refleksi di Kramat Jati, Diduga karena Sakit
Dinas PUPR Depok Bangun 3 Embung untuk Pengendali Banjir
Hoaks Promo Judi Online yang Mencatut Tokoh Terkenal, Berikut Daftarnya
7 Momen Gala Sky Ziarah ke Makam Orang Tua di Hari Ulang Tahun Vanessa Angel
Prediksi Liga Inggris Tottenham vs Liverpool: Hindari Terulangnya Catatan Buruk 2013
Belum Dapat Keturunan? Buya Yahya Bagikan Amalan Pembuka Pintu Rezeki yang Bisa Datang dari Tak Terduga
Polri Pastikan Arus Mudik Nataru Aman dan Terkendali, Berlakukan Contraflow di Tol Jakarta-Cikampek
Pelatih Filipina Akui Beruntung Lolos ke Semifinal Piala AFF 2024 Usai Kalahkan Timnas Indonesia
Sidak Jelang Nataru, Terminal Jatijajar Depok Temukan Sejumlah Bus Tak Layak Jalan
22 Perusahaan Antre di Pipeline IPO hingga 20 Desember 2024
Cegah Shutdown, Joe Biden Tandatangani RUU Anggaran Sementara untuk Pemerintah Federal
Nama Shin Tae-yong Bergema di Seluruh Stadion Manahan, Beri Dukungan ke Pelatih Timnas Indonesia