Pengguna Jerman Berbondong-bondong Tinggalkan WhatsApp

Hal ini merugikan pihak WhatsApp dan Facebook, pasalnya sejauh ini tercatat sekitar 30 juta pengguna aktif WhatsApp berasal dari Jerman.

oleh Adhi Maulana diperbarui 24 Feb 2014, 11:45 WIB
Diterbitkan 24 Feb 2014, 11:45 WIB
Pendiri WhatsApp Pernah Ditolak Kerja di Facebook
Pada tahun 2009, Brian Acton rupanya pernah melamar pekerjaan di perusahaan jejaring sosial ternama Facebook dan Twitter namun ditolak.

Liputan6.com, Jakarta Pro dan kontra terkait keberhasilan Facebook mengakuisisi WhatsApp belakangan mulai ramai bermunculan. Baru-baru ini dilaporkan bahwa mayoritas pengguna perangkat mobile asal Jerman mulai meninggalkan WhatsApp dan beralih ke aplikasi perpesanan instan lainnya, yaitu Threema.

Bahkan, pihak pengembang Threema mengaku kaget karena jumlah pengguna aplikasi besutannya tiba-tiba bertumbuh dengan pesat dan merajai toko aplikasi Apple AppStore wilayah Jerman. Apakah penyebab sebenarnya?

Menurut yang dilansir laman Techcrunch, Senin (24/2/2014), sebagian besar pengguna asal Jerman dikabarkan lebih memilih untuk beralih menggunakan Threema karena menganggap WhatsApp tak lagi aman setelah diakuisisi Facebook. Berbagai data pribadi dan percakapan yang sifatnya privasi dikhawatirkan bocor atau dikuasai oleh pihak tertentu.

Hal ini jelas merugikan pihak WhatsApp dan Facebook, pasalnya sejauh ini tercatat sekitar 30 juta pengguna aktif WhatsApp berasal dari Jerman.

Kekahawatiran yang dialami oleh para pengguna asal Jerman sebenarnya sejalan dengan kebijakan Kanselir Jerman Angela Merkel yang beberapa waktu lalu telah memutuskan untuk menjaga lalu lintas jaringan internetnya berada dalam jangkuan aman dan tak tersentuh oleh AS.

Merkel yang gosipnya juga menjadi salah satu korban penyadapan badan intelijen Amerika Serikat, National Security Agency (NSA), dengan tegas mengimbau negara-negara di wilayah Eropa untuk mengalihkan lalu lintas internet negaranya yang menuju ke AS.

Selain itu, NSA sendiri juga sempat diketahui berhasil menyusup dan menguasai data privasi para pengguna media sosial seperti Facebook, Google+, Twitter, dan masih banyak lagi.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya