Taiwan Restui Microsoft dan Nokia `Kawin`

Pihak pengawas bisnis Taiwan dikabarkan telah memberikan izin kepada Microsoft dan Nokia untuk bersatu.

oleh Denny Mahardy diperbarui 25 Mar 2014, 08:47 WIB
Diterbitkan 25 Mar 2014, 08:47 WIB
Keputusan menjual divisi Devices dan Service Nokia dinilai sebagai langkah tepat
Ilustrasi (ist.)

Liputan6.com, Jakarta Kesepakatan pembelian Nokia oleh Microsoft masih menunggu keputusan lembaga pengawas dari pemerintah di seluruh dunia. Sebab, kedua perusahaan masuk dalam skala besar dan memiliki bisnis yang besar di banyak negara.

Pihak pengawas bisnis Taiwan dikabarkan telah memberikan izin kepada Microsoft dan Nokia untuk bersatu. Namun, lembaga dari negara tersebut masih memberikan beberapa syarat terkait akuisisi yang dilakukan oleh kedua perusahaan.

Menurut Taiwan FTC (Fair Trade Comission), ada dua kondisi yang harus dilakukan oleh kedua perusahaan berlainan negara itu setelah bergabung.

Dikutip dari Ubergizmo, salah satu syarat mewajibkan Microsoft untuk tidak menaikkan biaya lisensi pasca-kesepakatan terjadi yang berakibat vendor OEM terdorong untuk mengadopsi Windows Phone daripada Android.

Selain Taiwan, beberapa negara lainnya telah memberikan restu dan kesepakatan mereka kepada 'perkawinan' Nokia dengan Microsoft, termasuk China yang sebelumnya dikabarkan menyatakan keberatan terkait paten dan biaya lisensi.

Penggabungan Nokia dan Microsoft diprediksi akan meningkatkan angka adopsi Windows Phone di pasar. Nokia memang sebelumnya dikenal sebagai vendor ponsel yang memberikan sumbangan terbesar pada pertumbuhan platform mobile buatan Microsoft tersebut.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya