BlackBerry Mulai Bangkit Dari Keterpurukan

Restrukturisasi yang dilakukan BlackBerry menghasilkan keuntungan sebesar US$ 23 juta.

oleh Denny Mahardy diperbarui 22 Jun 2014, 04:30 WIB
Diterbitkan 22 Jun 2014, 04:30 WIB
Penjualan Blackberry
(ilustrasi)

Liputan6.com, Waterloo - BlackBerry mengalami kerugian parah pada tahun lalu setelah produk andalannya BlackBerry Z10 kurang diterima pasar. Akibat kegagalan penjualan produk tersebut perusahaan asal Kanada itu harus menanggung kerugian hingga US$ 965 juta atau sekitar Rp 10 triliun.

Laporan keuangan terbaru yang diungkap ke publik memperlihatkan angin segar mulai berhembus ke arah BlackBerry. Perusahaan itu mampu meraih laba bersih sebesar US$ 23 juta. Catatan perusahaan itu lebih baik dari tahun sebelumnya yang meraih kerugian US$ 84 juta.

Namun, catatan keuntungan yang diraih perusahaan itu masih harus disesuaikan dengan nilai debenture di perusahaan yang mengakibatkan secara total Blackberry masih mengalami kerugian sebesar US$ 60 juta. Jumlah kerugian total itu masih di bawah prediksi yang ditargetkan analis. 

Dikutip Liputan6.com dari Phone Arena, laba bersih yang berhasil diraih BlackBerry merupakan keberhasilan restrukturisasi perusahaan.  Secara rinci, porsi pembagian pendapatan yang didapat BlackBerry itu 39% berasal dari hardware, 54% dari layanan, dan 7% dari software dan pendapatan lain.

Di laporan keuangan itu, BlackBerry pun mengungkap ada 2,6 juta unit smartphone BlackBerry yang terjual selama satu kuartal yang berakhir pada tanggal 31 Mei 2014. Jumlah itu menurun dari angka penjualan yang dibukukan BlackBerry di kuartal akhir 2013 dengan penjualan 3,4 juta unit perangkat terjual.

John Chen sebagai CEO BlackBerry mengaku perusahaan sudah dalam jalur yang bagus dan memperlihatkan kondisi finansial serta tawaran produk yang kuat. Pasca efisiensi yang digelar selama 6 bulan terakhir, perusahaan mengaku akan berfokus pada rencana pertumbuhan agar BlackBerry bisa kembali menangguk untung.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya