Milliaran Password yang Dicuri Hacker Rusia Dipertanyakan

Para ahli keamanan khawatir, Hold Security belum memberikan konfirmasi kapada pengguna internet yang datanya teleh dicuri hacker.

oleh Iskandar diperbarui 09 Agu 2014, 10:12 WIB
Diterbitkan 09 Agu 2014, 10:12 WIB
Ilustrasi hacker
Ilustrasi hacker (Liputan6.com/Sangaji)

Liputan6.com, Para ahli keamanan di dunia menyatakan keprihatinannya atas informasi yang beredar soal milliaran username dan password yang telah dicuri oleh sekelompok hacker Rusia.

Untuk memastikan kebenaran informasi tersebut, peneliti keamanan dari Kaspersky, Symantec, dan University College London mempertanyakan informasi yang disebarkan oleh tim kemanan Hold Security itu.

Seperti yang diketahui, sekelompok hacker asal Rusia yang disebut bernama CyberVor, dilaporkan Hold Security telah berhasil mengumpulkan lebih dari 4,5 milyar database, termasuk 1,2 miliar username dan password milik 500 juta pengguna email.

Para ahli keamanan khawatir, Hold Security belum membuat pernyataan kepada publik atau memberikan konfirmasi kapada pengguna internet yang datanya teleh dicuri hacker.

"Kami sudah memiliki informasi yang konkrit, tapi sangat sedikit," kata David Emm, peneliti senior dari perusahaan keamanan Kaspersky seperti dikutip dari Guardian, Kamis (7/8/2014).

Miliaran data pribadi milik pengguna internet dari berbagai penjuru dunia itu kabarnya dikumpulkan dari sekitar 420 ribu website.

The New York Times melaporkan, kini tim Hold Security sudah mengetahui siapa saja pengguna yang username dan password-nya berhasil dicuri.

"Selama data Anda ada di World Wide Web, Anda kemungkinan bisa terkena pencurian ini. Data Anda sebenarnya tidak dicuri langsung. Data itu kemungkinan dicuri dari pelayanan atau penyedia barang yang Anda percaya untuk menyimpan informasi personal, dari karyawan bahkan dari teman atau keluarga,” jelas Hold Security.

Namun begitu, Hold Security menegaskan tidak akan mengumumkan secara luas siapa-siapa saja pengguna internet yang telah menjadi korban. Mereka hanya menyebutkan jika kelompok hacker CyberVor menjadikan wilayah Kazakhstan dan Mongolia sebagai pusat komando operasi kejahatannya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya