Liputan6.com, Jakarta - Sejak tak lagi aktif di Microsoft, Bill Gates memang lebih fokus pada kegiatan kemanusiaan dan mendedikasikan dirinya sebagai seorang filantropis.
Mengusung titel orang terkaya di dunia, Gates berjuang memberantas polio, mengembangkan dan memberikan vaksin ke negara-negara termiskin di dunia, mendanai pembuatan kondom masa depan, merancang toilet masa depan berteknologi canggih, serta masih banyak lagi.
Dalam sebuah wawancara eksklusif dengan Charlie Rose dari Public Broadcasting Service (PBS), Gates pun menceritakan bagaimana awalnya ia memutuskan untuk menjadi seorang filantropis.Â
"Kenapa saya memutuskan menjadi filantropis? Hmm, mana menurut Anda yang lebih penting, konektivitas internet atau vaksin malaria? Jika Anda berpikir konektivitas internet adalah yang terpenting, itu pemikiran yang hebat. Tapi maaf, saya tidak berpikir seperti itu," ujar Gates seperti yang dikutip dari laman Business Insider, Jumat (23/1/2015).
Gates menceritakan, awalnya ia memang berpikir bahwa perkembangan teknologi adalah segala-galanya. Namun jika melihat realitas dan relevansi yang ada, ternyata tidak semua tempat benar-benar membutuhkan teknologi secara mendesak. Masih banyak wilayah di dunia ini yang tertinggal dan membutuhkan bantuan-bantuan mendasar, khususnya di sektor kesehatan.
Ia mengaku sempat memiliki pemikiran konyol dengan berusaha membawa masuk perkembangan teknologi dengan mengirimkan banyak komputer ke daerah-daerah miskin di pedalaman Afrika. Namun hal itu ternyata hanya menjadi sia-sia, karena saat itu (1997) orang-orang di pedalaman Afrika tidak membutuhkan komputer, mereka lebih membutuhkan air bersih dan sarana kesehatan yang memadai.
Istri Gates, Mellinda Gates, mengungkapkan bahwa pada suatu hari Gates sempat mengunjungi rumah sakit di Afrika dan mencoba membantu merawat seorang pasien TBC. Setelah itu Gates hanya mampu berkata: "Ini adalah hukuman mati. Masuk ke rumah sakit itu tidak akan menyembuhkan mereka, justru membunuh mereka."
Sejak saat itulah Gates memutuskan untuk tidak hanya menyumbang satu atau dua rumah sakit saja. Ia menginginkan sesuatu yang lebih besar dengan mendirikan yayasan Bill & Mellinda Gates bersama sang istri.
Dengan yayasan itu, Gates merasa mampu berbuat lebih banyak. Ia merasa lebih mudah menggalang dana bantuan yang lebih besar untuk wilayah yang membutuhkan di berbagai penjuru dunia.
(dhi/isk)
Bill Gates: Vaksin Malaria Lebih Penting dari Internet!
Jika melihat realitas dan relevansi yang ada, ternyata tidak semua tempat benar-benar membutuhkan teknologi secara mendesak.
diperbarui 23 Jan 2015, 08:20 WIBDiterbitkan 23 Jan 2015, 08:20 WIB
Tak hanya bersenang-senang, di masa senjanya ini Bill Gates menyempurnakan hidupnya dengan menjadi seorang filantropis.... Selengkapnya
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
Live dan Produksi VOD
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Mengenal Loro Piana, Brand Quiet Luxury Asal Italia yang Bersinar di 2025
Misteri Temuan Alat Berat di Lokasi PETI Pohuwato, Pelaku Kabur
Rajin Sedekah tapi belum Taubat dari Keharaman, Apa Dapat Pahala? Buya Yahya Menjawab
Sambut Ramadhan, Pemprov Jakarta Buka Seleksi Duta Imam Tarawih
Dugaan Pemerasan di Balik Kasus Penyebaran Video Pelajar Berhubungan Badan di Lampung Timur
9 Koleksi Perhiasan Mewah Kate Middleton yang Bakal Diwarisi Putri Charlotte Saat Dewasa
Jadwal Sholat DKI Jakarta, Jawa dan Seluruh Indonesia Hari Ini Senin 17 Februari 2025
Rano Karno Pastikan Efisiensi Anggaran Tak Ganggu Realisasi Janji Kampanye
Pencemaran Laut, Hasil Tangkapan Ikan di Padang Turun Drastis
Banyak Utang dan Berada di Titik Terendah Hidup, Begini agar Tetap Bahagia Kata Gus Baha
Kongres XVIII Muslimat NU di Surabaya, Khofifah Ketum Dewan Pembina
Cegah Banjir Akibat Potensi Cuaca Ekstrem, Pemprov Jakarta Gelar OMC