Liputan6.com, Jakarta - Pasar komputer global pada tahun ini diprediksi akan mengalami penurunan sekitar 5% dari tahun sebelumnya. Penguatan nilai tukar dollar Amerika Serikat belakangan ini disebutkan menjadi penyebab utama penurunan tersebut.
Pengaruh nilai tukar mata uang Amerika Serikat terhadap industri komputer dunia itu diungkap lembaga riset International Data Corporation (IDC) dalam laporan terbarunya. Demikian seperti dilansir laman Computer World, Senin (16/3/2015).
Ramalan IDC di sepanjang tahun 2015 penjualan komputer, baik notebook atau desktop bakal jatuh sebesar 4,9% dibanding penjualan di tahun 2014. Angka perkiraan yang diumumkan IDC ini telah mengalami revisi dan dinaikkan dari perkiraan sebelumnya sebesar 3,3%.
Kenaikan nilai tukar dolar Amerika Serikat terhadap mata uang asing yang tinggi, termasuk Indonesia menurut IDC mendorong harga komponen komputer ikut naik. Hal itu menjadi alasan banyak orang kemudian enggan membeli komputer di tahun ini.
Faktor lain yang mendukung penurunan penjualan komputer ialah manuver Microsoft untuk mengkatrol penggunaan software Windows bersamaan dengan mesin pencarian Bing.
Subsidi yang diberikan kepada produsen komputer membuat sebagian besar komputer akan melakukan pencarian dengan mesin miliknya dan membuat pengguna yag terbiasa memakai mesin pencarian Google kewalahan.
Subsidi yang diberikan kepada produsen komputer membuat sebagian besar komputer akan melakukan pencarian dengan mesin miliknya dan membuat pengguna yag terbiasa memakai mesin pencarian Google kewalahan.
Lembaga riset itu menambahkan, pada awalnya penurunan pasar komputer diperkirakan merosot karena kalah pamor dengan perangkat tablet. Akan tetapi, perkiraan tersebut ternyata dianggap keliru oleh kalangan analis.
Mereka melihat saat ini perangkat tablet pun sedang menghadapi masa-masa sulit akibat persaingan dengan smartphone berlayar besar alias phablet.
“Untungnya bagi para pembuat PC, pertumbuhan tablet telah melambat,” tulis IDC dalam laporannya.
(den/isk)
“Untungnya bagi para pembuat PC, pertumbuhan tablet telah melambat,” tulis IDC dalam laporannya.
(den/isk)