Liputan6.com, California - Jika banyak orang yang mengeluh mengapa beberapa minggu terakhir cuaca menjadi lebih panas daripada biasanya, hal tersebut disebabkan karena periode Juli sampai Agustus menjadi musim kemarau panjang yang kini terjadi pada beberapa titik wilayah di dunia.
Menurut yang dilansir International Business Times dari U.S. National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA), meskipun periode kemarau panjang terjadi dari Juli sampai Agustus, bulan Juli menjadi bulan dimana intensitas iklim panas meningkat sebanyak tiga kali lipat.
Bahkan, tahun 2015 diklaim menjadi tahun dengan kondisi cuaca sangat panas selama 135 tahun terakhir sejak pengamatan iklim secara rutin dimulai pada tahun 1880.
Para ilmuwan peneliti iklim Bumi di NOAA mengungkap, temperatur rata-rata Bumi pada tahun ini berada pada titik 1,53 derajat Fahrenheit yang digabung dari cuaca tanah dan air di Bumi.
"Temperatur tersebut kami nilai cukup tinggi sejak pengamatan iklim yang telah dilakukan sejak 1880. Jika persentase iklim tersebut terus meningkat, itu akan mengalahkan rekor temperatur bumi 1,24 derajat Fahrenheit yang terjadi di abad lalu, dimana menjadi suhu terpanas pada saat itu," jelas tim peneliti NOAA.
Meskipun begitu, NOAA menjelaskan bahwa secara norma Juli memang menjadi bulan yang `panas` dalam setahun di seluruh wilayah Bumi.
Hal tersebut secara ilmiah dijelaskan karena terjadinya peristiwa badai El Nino yang terjadi di beberapa titik samudera di daerah tropikal Pasifik. Bahkan, peneliti mengungkap bahwa tahun ini, intensitas El Nino semakin meningkat dan menjadi lebih kencang, sehingga membuat suhu di beberapa titik daerah tropikal menjadi panas.
"Kami bisa pastikan bahwa 2015 menjadi tahun terpanas dalam sepanjang masa, kami telah melakukan penelitian iklim di setiap bulannya," ungkap juru climatologist NOAA, Jake Crouch.
Mengingat tahun ini merupakan tahun dengan cuaca paling panas, tak menutup kemungkinan bahwa teori global warming kembali menyeruak. Sebelumnya, NASA mengumumkan prediksinya lewat sebuah dataset bahwa bumi akan mengalami perubahan iklim besar-besaran dalam waktu 85 tahun lagi, tepatnya di tahun 2100.
Menurut para ilmuwan yang sedang meneliti fenomena ini, hal tersebut disebabkan oleh lapisan karbondioksida di atmosfer bumi yang nantinya akan mencapai angka yang sangat tinggi, yakni 935 ppm (parts per million). Untuk saat ini, lapisan karbondioksida tersebut sedang berada di angka 400 ppm.
Jika nanti ternyata prediksi yang diumumkan benar terjadi, sebagian besar wilayah bumi akan mengalami perubahan iklim drastis yang menjadi sangat panas. Bahkan nantinya di wilayah Afrika, India, dan Amerika Selatan, temperatur hariannya bisa mencapai angka 45 derajat Celcius.
(jek/cas)
2015 jadi Tahun `Terpanas` Selama 135 Tahun Terakhir
Mungkin inilah yang menjadi penyebab mengapa Anda kerap mengeluh akhir-akhir ini cuaca menjadi lebih panas.
Diperbarui 24 Agu 2015, 06:14 WIBDiterbitkan 24 Agu 2015, 06:14 WIB
Mungkin inilah yang menjadi penyebab mengapa Anda kerap mengeluh akhir-akhir ini cuaca menjadi lebih panas (ilustrasi: thinkprogress.org)... Selengkapnya
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Arti Mimpi Lintah Menempel di Badan, Ini Tafsir dan Makna Spiritualnya
Kemenag Rilis Nama Jemaah Lunasi Biaya Haji Khusus 2025 dan Prosedur Penundaan Keberangkatan
Manfaat di Balik Tindakan Kecil Berjalan Kaki Jadi Tema Kumpul Fakta Liputan6.com
Satu Orang Tewas dalam Insiden Penusukan di Kota Mulhouse Prancis
Arti Mimpi Menembak Orang, Berikut Makna Tersembunyi dan Interpretasi Psikologisnya
Perdana Lampaui Walmart, Amazon Cetak Pendapatan Rp 3 Kuadriliun
Antara Loyalitas dan Masa Depan Bernardo Silva di Manchester City
Banjir Bandar Lampung: Masalah Tahunan yang Butuh Solusi Jitu
Program Mudik Gratis Motor Tak Efektif, Mending Tambah Bus dan Kereta Api
6 Momen Ultah Ameena ke-3 Tahun, Undang Anak Panti Asuhan hingga Kumpul Keluarga
Ini Ragam Oleh-Oleh Khas Kota Batu Produk Olahan dari Buah Apel
Cynthia Ramlan Akhirnya Miliki Store Hijab Setelah 5 Tahun Mengawalinya Bisnis dari Rumah