Perang 'Talent' di Dunia Teknologi dan Informasi

Salah satu faktor yang dapat memajukan suatu perusahaan, termasuk StartUp, adalah 'talent' atau orang-orang yang bekerja di dalamnya.

oleh M Hidayat diperbarui 26 Okt 2015, 17:44 WIB
Diterbitkan 26 Okt 2015, 17:44 WIB
ilustrasi karyawan, pegawai, pekerja
ilustrasi karyawan, pegawai, pekerja. Kredit: freepik

Liputan6.com, Jakarta - Salah satu faktor yang dapat memajukan suatu perusahaan, termasuk startup (perusahaan rintisan), adalah 'talent' atau orang-orang yang bekerja di dalamnya. Tentu saja, fakta tersebut tidak terbantahkan.

Sebagai tema yang menarik untuk dikaji, tema tersebut menjadi bahasan di salah satu sesi gelaran Geek Camp 2015 KMKLabs. Geek Hunter, konsultan yang memiliki spesialisasi dalam merekrut talent di bidang teknologi dan informasi, didaulat untuk menjadi pembicara.

Di tengah-tengah pertumbuhan startup, talent IT yang andal jadi perburuan banyak perusahaan. Demikian diungkap oleh Yunita Anggraeni, COO Geek Hunter. Wanita yang akrab disapa Anggra ini menuturkan, terdapat beberapa hal yang menyebabkan para talent pindah dari perusahaan tempatnya bekerja.

"Ada yang pindah karena pekerjaan yang dilakukan si talent, tidak sesuai dengan komitmen awal. Misalnya, dia Android developer, tapi pada praktiknya malah diminta buat develop di ekosistem iOS," kata Anggra.

Tak hanya itu, faktor posisi juga menjadi salah satu penyebab mengapa talent memutuskan untuk mengundurkan diri dan berpindah ke perusahaan lain.

“Iming-iming posisi di suatu perusahaan juga jadi daya tarik. Contohnya, di perusahaan yang sekarang, talent itu masih jadi junior engineer. Eh, tiba-tiba ada tawaran posisi senior engineer, padahal talent itu baru berpengalaman 2-3 tahun," ungkap alumnus jurusan ilmu komunikasi tersebut.

Hal semacam itu, menurutnya, perlu diperhatikan secara cermat, sebab kenaikan posisi yang terlalu cepat juga berdampak pada mentoknya posisi yang dicapai kelak.

Wanita yang pernah mengikuti simulasi salah satu perhelatan Persatuan Bangsa-bangsa ini juga memaparkan, "Saking cepetnya kenaikan posisi, dalam waktu tidak terlalu lama, tiba-tiba udah jadi CTO aja. Abis itu mentok kan."

Menanggapi pertanyaan kapan seorang talent harus pindah, Anggra mengatakan bahwa itu tergantung pada talent itu sendiri. Sebut saja, jika menurut talent itu bekerja di perusahaannya yang sekarang tidak membuatnya berkembang, atau tidak bisa mengakomodasi gagasan dan harapannya agar bisa mengembangkan diri, sah-sah saja untuk mempertimbangkan keluar dari perusahaan. Kendati demikian, talent tidak boleh gegabah mengambil keputusan.

(why/isk)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya