5 Perusahaan Teknologi Paling Dominan di 2015

Kelima perusahaan itu diam-diam mengonsolidasikan dan memosisikan diri dengan sangat baik untuk tetap mendominasi di 2016 kelak.

oleh M Hidayat diperbarui 31 Des 2015, 19:39 WIB
Diterbitkan 31 Des 2015, 19:39 WIB
Ilustrasi Perusahaan Teknologi
Ilustrasi Perusahaan Teknologi. Kredit: Freepik

Liputan6.com, Jakarta - Pada tahun 2015 ini tidak terlalu banyak produk teknologi atau kategori baru yang besar dan mencuri perhatian banyak pihak. Akan tetapi, ada lima perusahaan yang telah berhasil menunjukkan taringnya.

Kelima perusahaan itu diam-diam mengonsolidasikan dan memosisikan diri dengan sangat baik untuk tetap mendominasi di 2016. Berikut ini 5 perusahaan teknologi paling dominan di 2015, yang dikutip dari laman Business Insider, Kamis (31/12/2015).

Uber
2015 adalah tahun terbesar di dunia 'startup', yang telah menjadi bagian dari kosakata standar di Amerika Serikat, seperti yang Google lakukan dalam dekade terakhir. Ungkapan "Mari kita naik Uber" telah menggantikan "Mari kita naik taksi".

Di belakang layar, Uber melanjutkan strategi cerdas yang membuat aplikasi ini tersedia di mana pun. Sejauh ini Uber masih tetap berdiri kokoh, meski tuntutan hukum yang ada berusaha memaksa Uber untuk mengklasifikasikan ulang pengemudi mereka sebagai karyawan ketimbang kontraktor.

Salah satu pesaing awal Uber, Sidecar, telah gulung tikar. Adapun pesaing besar lainnya, Lyft, terus mengumpulkan pendanaan, tetapi di luar San Francisco dan di beberapa kota-kota lain seperti Austin, tidak ada orang yang memanggil Lyft. Mereka memanggil Uber.

Permainan utama Lyft sekarang adalah bekerja sama dengan pesaing internasional seperti Didi (Cina) dan Ola (India) untuk menghentikan ekspansi Uber ke negara-negara tersebut.

Saat ini Uber masih merupakan perusahaan swasta dan membatasi perdagangan sahamnya, tetapi valuasi atau nilai terbaru dari Uber adalah US$ 62,5 milyar. Angka ini bahkan melampaui Ford dan General Motor yang masing-masing hanya bernilai US$ 55,48 dan US$ 55,15 miliar.

Facebook

Facebook sudah di mana-mana dalam kehidupan kebanyakan orang sebelum tahun ini, tetapi perusahaan yang dipimpin Mark Zuckerberg ini mengonsolidasikan keuntungannya di tahun ini. Facebook menjelma lebih dari sekadar tempat di mana orang-orang berbagi berita, melainkan menjadi salah satu perusahaan komunikasi teratas di dunia.

Lupakan iMessage dari Apple. Facebook bahkan tidak memiliki platform ponsel dan aplikasi Messenger besutannya serta WhatsApp yang diakuisisi Facebook menjangkau lebih dari satu miliar orang.

Instagram memang telah menggantikan Facebook sebagai aplikasi pilihan di kalangan remaja, tapi itu bukanlah masalah karena Facebook pun telah mengakuisisinya. Facebook berubah menjadi salah satu tujuan utama (bersama Google YouTube) untuk video online. Hal ini menakut-nakuti industri media karena Facebook menjadi cara terbaik bagi orang-orang untuk berbagi berita.

Tapi mungkin bukti terbaik dari konsolidasi Facebook atas media sosial dapat dilihat secara relatif terhadap dua pesaing terbesarnya. Jumlah pengguna rata-rata bulanan Twitter cenderung tidak mengalami kenaikan tahun ini. Bahkan, Twitter malah disibukkan dengan pergantian CEO yang merepotkan dan PHK karyawannya. 

Satu lagi, LinkedIn, boleh dibilang lebih baik. Basis pengguna rata-rata bulanannya tumbuh 11 persen di rentang kuartal ketiga 2015 dan tahun sebelumnya.

Tapi, angka itu tetap hanya sebagian kecil jika dibandingkan dengan Facebook. Perbandingannnya, 100 juta pengguna bulanan bagi LinkedIn dan 1,55 miliar pengguna bulanan bagi Facebook.

Lebih lanjut, Facebook memiliki beragam proyek futuristik, mulai dari virtual reality Oculus Rift, yang akan diluncurkan tahun depan, hingga drone bertenaga surya raksasa yang akan membagikan Internet ke negara-negara berkembang. Ini akan mendominasi pada tahun 2016.

Catatan:
Saham Facebook di tahun 2015 meningkat hingga 37 persen.

Amazon

Seperti Facebook, situs e-commerce Amazon sudah masuk ke dalam aspek kehidupan kebanyakan orang, dan tahun ini perusahaan milik Jeff Bezos ini terus mendominasi.

Lebih dari setengah orang Amerika Serikat mengatakan, mereka akan melakukan sebagian besar belanja liburan mereka di Amazon. Sementara WalMart hanya jadi alternatif kedua, dengan angka 16 persen.

Tetapi banyak orang tidak menyadari betapa Amazon telah terjun ke bisnis lain juga. Sebut saja bisnis Amazon Web Services (AWS), yang memungkinkan perusahaan untuk "membiarkan" kebutuhan komputasinya ditangani oleh Amazon dengan infrastruktur besar miliknya daripada harus membangun dan memelihara pusat data mereka sendiri.

Menariknya, bisnis AWS ini ternyata menguntungkan dan tampak sudah "besar". Saat ini AWS sudah menggarap pesanan senilai US$ 7 miliar dalam pendapatannya pada 2015.

Sejumlah startup mulai dari Yelp, Foursquare hingga Spotify, berpoperasi di AWS. Dan sekarang, infrastruktur penuh dari perusahaan-perusahaan besar seperti Netflix, Intuit, dan Juniper (sebuah perusahaan yang menjual peralatan jaringan) juga ditangani oleh AWS.

Microsoft, Google, dan sejumlah perusahaan komputasi awan lainnya memang membuat kemajuan, tapi Amazon adalah salah satu yang harus dikalahkan.

Catatan:
Saham Amazon di tahun 2015 meningkat hingga 125 persen.

Salesforce

Menurut perusahaan riset Gartner, Salesforce merupakan perusahaan nomor satu dengan pertumbuhan tercepat di kategori produk yang disebut CRM (Curstomer Relationship Management), yang di antaranya membantu penjual melacak informasi penjualan.

Pendapatan Salesforce tumbuh sekitar 25 persen per tahun, dan saat ini ada di jalur untuk mencapai US$ 10 miliar pada pendapatan tahunan secara lebih cepat daripada perusahaan serupa lainnya.

Tapi yang lebih jarang terdengar, Salesforce juga menjadi pemain utama dalam ekosistem perusahaan Silicon Valley. Salesforece merupakan investor usaha nomor satu di perusahaan perangkat lunak awan--di depan setiap perusahaan venture capitalist, dengan saham di sekelompok perusahaan yang akan IPO, termasuk Box (yang go public awal tahun ini), Dropbox, dan Twilio (yang diharapkan go public tahun depan).

Salesforce juga telah menciptakan awal dari sebuah ekosistem yang kuat, dengan pengembang yang membangun aplikasi yang bekerja dengan instalasi Salesforce milik perusahaan, dan sebuah toko aplikasi bagi seluruh perusahaan untuk mengunduh dan memasang aplikasi.

Tidak mengherankan, Microsoft mendekati Salesforce dengan tawaran pembelian senilai US$ 50 juta awal tahun ini dan mungkin Microsoft akan melakukannya lagi.

Catatan:
Di tahun ini Salesforce memberikan 34 persen keuntungan kepada investor

Netflix

Netflix
Tim Stenovec dari Tech Insider menunjukkan, Netflix telah memiliki tahun yang cemerlang, dengan lebih dari selusin acara baru, nominasi Emmy yang berlimpah, ekspansi internasional, dan ekspresi pop culture baru.

Dan perlu diketahui, kebiasaan menonton televisi pada akhirnya mulai berubah. Penilaian untuk acara televisi pada waktu yang mereka jadwalkan meleset di musim gugur ini, dan jumlah rumah di Amerika Serikat dengan langganan televisi kabel mulai menurun untuk pertama kalinya tahun ini.

Netflix memainkan posisi sebagai 'pencipta' atas hiburan televisi yang disampaikan seperti konten online. Amazon mungkin mencoba hal serupa, dan pemain industri lainnya seperti Hulu juga berusaha mengejar, tetapi Netflix tetap merintis jalannya.

Catatan:
Saham Netflix di tahun 2015 meningkat lebih dari 144 persen


(Why/Isk)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya