Waspadai Penipuan Melalui WhatsApp

Pengguna WhatsApp perlu berhati-hati terhadap pesan berantai yang memberi iming-iming voucher diskon pada merchant tertentu.

oleh Agustin Setyo Wardani diperbarui 07 Feb 2016, 17:02 WIB
Diterbitkan 07 Feb 2016, 17:02 WIB
10.  Tips Whatsapp - Mengirim pesan secara massal
Foto: Techrunch

Liputan6.com, Jakarta - Pengguna WhatsApp tampaknya perlu berhati-hati terhadap sejumlah pesan malware yang dikirimkan secara berantai oleh "teman" melalui aplikasi pesan berlambang hijau ini.

Sebab, penipu menargetkan pengguna aplikasi ini dengan mengirimkan sejumlah pesan berisi tautan (link) bagi penggunanya. Seperti dikutip dari laman Independent, Minggu (7/2/2016), tautan tersebut terlihat datang dari teman-teman si pengguna WhatsApp.

Ketika dibuka, tautan tersebut justru menuntun penggunanya ke laman diskon dan meminta mereka memasukkan data-data pribadi. Pengguna yang tak mencerna pesan tersebut pasti langsung saja memasukkan sejumlah data yang diminta.

Pada gilirannya, hal ini akan membuat ponsel pengguna tersebut terinfeksi malware. Selain itu, memungkinkan bagi penipu tersebut mendapatkan informasi-informasi sensitif.

Seperti diketahui, WhatsApp merupakan aplikasi perpesanan yang bisa dibilang paling populer di seluruh dunia. Jumlah pengguna yang mencapai satu miliar itu menjadikannya sebagai target kejahatan digital.

Principal Security Researcher Kaspersky Lab David Emm menyebutkan penipuan berbentuk pesan tersebut bisa muncul dalam beberapa bahasa. “Kami mencatat bahwa penipuan melalui WhatsApp ini telah terjadi selama beberapa waktu. Pesan tersebut juga "berbicara" dalam beberapa bahasa sehingga serangannya dapat disesuaikan untuk tiap tempat," ucapnya kepada This Is Money.

Biasanya, si pengirim mengirimkan pesan berisi ajakan kepada pengguna untuk meneruskan pesan itu kepada 10 kontak dengan tujuan agar si pengguna mendapatkan kupon potongan harga. Misalnya pada merchant seperti Starbucks, Zara, dan lain-lain.

Menanggapi hal ini, seorang pakar keamanan pun mengingatkan kepada pengguna untuk lebih cerdas dalam meneruskan informasi semacam penipuan tersebut.

(Tin/Cas)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya