Liputan6.com, California - The National Aeronautics and Space Administration (NASA) sedang melakukan pengujian terkait berapa lama elemen api bisa bertahan di luar angkasa. Oleh karena itu, Badan Antariksa Amerika Serikat tersebut akan mengadakan uji coba ekstrem yang disebut "Saffire".
Seperti dikutip dari Mirror, Jumat (18/3/2016), nantinya NASA akan membawa sebuah 'kapsul' terbang dan membakarnya di ruang hampa udara.
Cara kerjanya, sebagaimana dijelaskan oleh Project Manager Gary Ruff, akan ada sebuah kapsul spacecraft yang disebut "Cygnus", yang membawa satu kotak besar berisi material katun fibreglass. Ketika sudah berada di jarak yang dinilai aman, Cygnus akan diaktifkan untuk "meledak".
Baca Juga
Nah, di sinilah NASA akan mempelajari bagaimana api bekerja di luar angkasa. Ruff mengatakan, tujuan NASA meneliti hal tersebut adalah untuk menyiapkan antisipasi, seandainya terjadi kebakaran pada spacecraft NASA yang berada di luar angkasa, terutama dalam misi perjalanan khusus ke Planet Mars.
"Uji coba ini termasuk ke salah satu concern keamanan NASA dan komunitas astronot dalam melakukan perjalanan di luar angkasa," kata Ruff.
Eksperimen ini akan berlangsung selama beberapa jam. NASA juga akan mempersiapkan uji coba lainnya yang akan berlangsung pada tahun ini. Ditambahkan oleh Ruff, uji coba kedua akan membawa material lainnya seperti kain antiapi yang dipakai untuk bahan dasar kostum astronot.
"Uji coba ini didasarkan pada dua pertanyaan penting terkait bagaimana api bekerja di luar angkasa: apakah api yang menjalar nantinya bisa lebih besar di luar angkasa, atau apa memang nanti microgravity akan membatasi pergerakan api?"
Selain itu, Ruff juga mengungkap, uji coba ini digelar untuk melihat seberapa kuat bahan dan kain yang terbakar oleh api di luar angkasa. Sebab bahan-bahan tersebut nantinya akan dipakai untuk kostum astronot yang kelak memiliki fitur antiapi.
(Jek/Why)
Advertisement