Guru Ini Manfaatkan Teknologi Dukung Pembelajaran Siswa

Guru dari SDN Wonokerto dan SMAN 2 Playen Gunung Kidul ini manfaatkan teknologi untuk permudah proses pembelajaran

oleh Agustinus Mario Damar diperbarui 02 Mei 2016, 19:35 WIB
Diterbitkan 02 Mei 2016, 19:35 WIB
Microsoft
Eko Purwanto dengan kelas virtualnya yang memanfaatkan Skype (liputan6.com/Agustinus M. Damar)

Liputan6.com, Jakarta - Penggunaan teknologi di berbagai bidang termasuk pendidikan menjadi hal yang sangat penting untuk saat ini. Generasi muda sebagai subyek pendidikan saat ini sudah akrab dengan teknologi.

Untuk itu, beberapa guru di Indonesia sudah mulai menerapkan penggunaan teknologi untuk mendukung pembelajaran termasuk manajemen nilai.

Salah satunya yang memanfaatkan hal tersebut adalah Eko Purwanto, guru SDN Wonokerto Magelang yang memanfaatkan Skype untuk membuat kelas virtual.

Disebut kelas virtual karena Eko dalam proses mengajar tak langsung berada di dalam kelas. Ia memanfaatkan aplikasi Skype untuk mengajar anak-anak di kelasnya langsung dari tempat materi yang sedang dibahas, semisal mengenai Candi Borobudur.

"Dengan langsung berada di lokasi, para murid jadi semakin bersemangat dan lebih sering mengajukan pertanyaan," ujar Eko dalam konferensi pers Guru Inovatif, Guru Inspiratif oleh Microsoft Indonesia di Jakarta, Senin (2/5/2016).

Bahkan, dengan metode pembelajaran pemanfaatan Skype seperti ini memungkinkan dirinya untuk mengajar di 12 sekolah sekaligus. Ia menuturkan tak jarang melakukan pengajaran pada sekolah yang berbeda.

Selain itu, lewat cara ini guru juga dimungkinkan untuk berkolaborasi dalam proses belajar mengajar. Jadi, para guru dapat langsung berkolaborasi melakukan pendalaman materi yang dianggap perlu diisi oleh guru dari sekolah lain.

"Pengajar dari kota berbeda dapat langsung mengajar di kota lain apabila memang diperlukan. Hal ini jelas lebih efisien dan hemat biaya," ujar Eko. Saat ini, Eko sendiri juga sudah membagi pengetahuan ini pada beberapa guru di kota lain.

"Saya saat ini sudah berbagi pengalaman dengan hampir seribu guru di Jawa Tengah dan Jawa Barat untuk menerapkan teknologi dalam pengajaran," ujar Eko.

SMAN 2 Playen Gunung Kidul

Microsoft
Betty Sekarasih Hadi Yani dan Endah Susanti dari SMAN 2 Playen Gunung Kidul berbagi pengalaman (liputan6.com/Agustinus M. Damar)

Selain Eko, guru lain yang juga sudah memanfaatkan teknologi untuk mendukung pembelajaran adalah Betty Sekarasih Hadi Yani dan Endah Susanti, guru SMAN 2 Playen Gunung Kidul.

Keduanya memanfaatkan teknologi untuk mendukung manajemen nilai di sekolah dan proses belajar siswa.

Saat ini, keduanya telah memanfaatkan e-Rapport untuk mengolah dan memasukkan nilai tak harus dari sekolah. Hal ini semakin mudah karena sistem e-Rapport ini berbasis aplikasi.

"Kadang-kadang guru sering mengikuti diklat di luar kota. Hal itu membuat para guru kesulitan untuk memasukkan nilai. Lewat e-Rapport, guru-guru jadi dimudahkan untuk mengolah nilai di mana saja," ujar Endah.

Apalagi, menurut Endah keterbatasan perangkat di sekolahnya membuat para guru sulit untuk memasukkan nilai secara bersamaan. Oleh sebab itu, tak jarang para guru harus bergantian dan tak bisa memasukkan nilai tepat waktu.

Selain penggunaan e-Rapport, sekolah tersebut juga sudah memanfaatkan OneNote in the classroom untuk mendukung pembelajaran dalam kelas. Menurut Betty, penggunaan OneNote telah mempermudah proses belajar mengajar.

"Lewat OneNote, para guru tak perlu lagi mencetak materi sebab materi pembelajaran dapat langsung diunggah dan diketahui seluruh siswa," ujar Betty. Ia juga mengatakan agar tak diubah, OneNote memungkinkan pengaturan hanya bisa dilakukan oleh para guru.

Tak hanya materi, tugas-tugas sekolah pun dapat langsung diunggah melalui OneNote. Dengan demikian, menurut Betty diskusi belajar bisa berjalan terus, tanpa perlu bertatap muka.

Disinggung kendala penggunaan teknologi khususnya untuk pengajar, Betty menuturkan ternyata metode ini disambut baik oleh para guru. Bahkan, saat ini para staf di sekolahnya sudah memiliki akun Office 365 dari Microsoft untuk mengakses informasi pembelajaran.

"Saya terenyuh karena ternyata banyak guru yang semangat untuk mempelajari penggunaan teknologi ini," ujar Betty mengakhiri pembicaraan.

(Dam/Ysl)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya