Rel Berbahan Komposit, Solusi untuk Rel Kereta Api Indonesia

Meski masih dalam tahap pengembangan laboratorium, PT KAI disebut telah siap menggunakan hasil inovasi Ir. Kuntari Adi Suhardjo ini

oleh Agustinus Mario Damar diperbarui 26 Jun 2016, 20:45 WIB
Diterbitkan 26 Jun 2016, 20:45 WIB
Rel komposit
Komposit yang sudah diberi lubang di dalamnya (sumber: ist.)

Liputan6.com, Jakarta - Masalah keamanan merupakan salah satu isu yang menjadi sorotan pada moda transportasi. Terang saja, hal itu menyangkut langsung para penumpang moda transportasi tersebut.

Sehubungan dengan hal itu, moda transportasi di Indonesia terus melalukan pembenahan dan perbaikan, termasuk moda transportasi kereta api. Pembenahan dan perbaikan di sini utamanya menyangkut masalah keamanan lalu-lintas kereta api.

Masalah yang menjadi perhatian di kereta api adalah pintu perlintasan menggunakan kabel yang dipasang secara berdampingan di sepanjang rel kereta api. Padahal kebanyakan rel kereta api di Indonesia terbuat dari bahan baja yang bersifat menghantarkan listrik. 

Kondisi ini membuat rel kereta api berpotensi teraliri listrik liar, termasuk yang berasal dari petir. Oleh sebab itu, dibutuhkan isolator listrik yang dapat mengurangi risiko akibat listrik liar dan dapat menyebabkan gangguan sistem elektronik persinyalan.

Menjawab permasalahan tersebut, Ir. Kuntari Adi Suhardjo, Inovator IRJ dari Balai Besar Bahan dan Barang Teknik Kementerian Perindustrian, mengembangkan inovasi terbaru dengan pemasang rel berisolasi atau Insulated Rail Joint (IRJ) di sambungan rel.

"Untuk mengurangi risiko akibat listrik liar yang dapat mengganggu sistem elektronik persinyalan, diperlukan isolator listrik dengan memasang IRJ pada sambungan relnya," kata Kuntari, dikutip Tekno Liputan6.com dari Kumpulan 20 Karya Unggulan Teknologi Anak Bangsa yang dirilis Kementerian Riset Teknologi Dan Pendidikan Tinggi, Minggu (26/6/2016).

Tak hanya berfungsi sebagai isolator, IRJ juga harus mempunyai kekuatan menahan beban statis dan dinamis dari rangkaian gerbong kereta api.

Penelitian sejak 2009

Rel Komposit
Kustari dengan inovasi sambungan rel berbahan komposit (sumber: ist.)

Penelitian terkait IRJ ini telah dilakukan sejak 2009 dengan fokus utama pada IRJ yang tak hanya sebagai penghantar listrik.

Awalnya, IRJ dibuat dari komponen resin poliester, serat kaca (fibreglass), dan kevlar.  Sayangnya, komposisi ini memakan biaya tergolong mahal.

Setelah melakukan berbagai riset, akhirnya ditemukan IRJ dengan bahan komposit, serat kaca, dan resin epoksi yang ditemukan di pasaran Indonesia dengan harga lebih murah.

Pegawai Balai Yasa KAI dilatih membuat lapisan IRJ (sumber: ist.)
Meski murah, komposit ini tidak kalah hebat bila dibandingkan produk impor. Spesifikasinya mencakup tingkat kekerasan antara 123-129 R-HRr, nilai kuat tarik antara 30,8-33,8 Ton.f, nilai kuat lentur antara 24,9-26,7 Ton.f, dan nilai kuat tekan antara 22,38-27-13 kgf/mm2.

Saat ini penelitian IRJ dari Kuntari memang masih dalam skala laboratorium. Pun demikian, kegiatan produksinya dapat menggandeng IKM industri komposit mitra Balai Besar Bahan dan Barang Teknik Kementerian Perindustrian maupun PT KAI.

Proses pemampatan lapisan komposit yang sudah terbentuk (sumber: ist.)
Inovasi ini juga mendapat apresiasi Ignatius Jonan semasa menjadi Direktur PT KAI. Nantinya, perusahaan kereta api milik pemerintah itu akan menggunakan IRJ hasil inovasi dari Kuntari tersebut.

Hasil inovasi itu akan diproduksi oleh Balai Yasa Kereta Api Indonesia. Secara teratur para teknisi dari Balai Yasa KAI berlatih membuat komposit IRJ di laboratorium Balai Besar Bahan dan Barang Teknik Kementerian Perindustrian di kota Bandung.

(Dam/Why)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya