Analis: Jika Jadi Dibeli, Yahoo Harus Rumahkan 3.000 Karyawan

Yahoo dianggap terlalu 'gemuk' dari jumlah pegawai, sehingga pemutusan hubungan kerja dirasa solusi terbaik untuk meningkatkan efisiensi

oleh Agustinus Mario Damar diperbarui 18 Jul 2016, 13:46 WIB
Diterbitkan 18 Jul 2016, 13:46 WIB
Yahoo Esports
Yahoo Esport, tempatnya para gamer cari berbagai informasi tentang dunia Esports (Gamespot)

Liputan6.com, Jakarta - Yahoo dikabarkan tengah bersiap kedatangan pemilik baru. Hal itu menyusul performa buruk yang dialami perusahaan tersebut dalam beberapa tahun terakhir.

Pun demikian, beberapa analis memperkirakan siapapun yang akan membeli Yahoo akan menemui kesulitan yang sama. Salah satu yang menjadi perhatian adalah jumlah pekerja perusahaan tersebut yang dirasa masih kelewat banyak. 

Jumlah itu tak sebanding dengan penjualan yang dihasilkan setiap pekerja. Sebagai perbandingan, pekerja Facebook dan Alphabet bisa memperoleh US$ 400 ribu atau US$ 315 ribu. Sementara pekerja Yahoo kurang dari US$ 116 ribu.

Oleh sebab itu, solusi terbaik mengatasi keadaan tersebut adalah mengurangi jumlah pegawai. Analis menilai pemilik baru Yahoo setidaknya harus mengurangi 3 ribu posisi.

"Kami rasa itu merupakan salah satu penggelembungan dana yang dapat dihilangkan," ujar Robert Peck, seorang analis dari Suntrust Robinson Humphrey seperti dikutip dari laman Bloomberg, Senin (18/7/2016).

CEO Yahoo, Marissa Mayer sendiri telah mengumumkan pengurangan jumlah pegawai sebanyak 15 persen di tahun ini. Langkah itu diambil sebagai bagian dari upaya efisiensi perusahaan termasuk menutup kantor dan mematikan beberapa produk.

Namun, pengurangan jumlah selama kuartal pertama itu tak berdampak banyak. Jumlah pegawai Yahoo tetap masih lebih banyak ketimbang kompetitor dan penyedia layanan telekomunikasi lainnya. Kuartal pertama ini Yahoo masih memiliki 9.400 karyawan.

Calon Pemilik Baru

Ada dua perusahaan yang disebut mulai mendekati Yahoo untuk membeli perusahaan itu. AT&T dan Verizon adalah beberapa perusahaan yang disebut telah menunjukkan ketertarikan.

Di sisi lain, Yahoo menaikkan nilai aset intinya dari sekitar US$ 3,75 miliar menjadi US$ 6 miliar.

Meskipun para calon pembeli tersebut sudah memiliki rencana, beberapa analis tak yakin pengurangan jumlah pegawai menjadi prioritas. Tak sedikit yang menyebut pendapatan per karyawan akan menjadi faktor krusial.

Di samping itu, posisi Mayer selaku CEO kerap mendapat tekanan dari pemegang saham. Keputusannya untuk melakukan pembelanjaan, mulai dari hak siar streaming pertandingan National Football League dan membeli situs Polyvore belum dapat diterima.

Hasilnya, margin pendapatan kotor Yahoo merosot sekitar 14 persen dari 53 persen di kuartal pertama. Jumlah itu lebih sedikit ketimbang yang diterima perusahaan teknologi lain, seperti Google yang mencapai 62 persen dan Facebook sekitar 84 persen.

Salah satu cara untuk meningkatkan hal tersebut adalah melakukan efisensi karyawan untuk meningkatkan penjualan, cara yang belum dilakukan Mayer saat ini. Akibatnya, keseluruhan pendapatan perusahaan turun menjadi US$ 1,09 miliar.

Kendati demikian, Mayer masih memiliki waktu empat tahun untuk memperbaiki kondisi tersebut. Periode itu merupakan waktu yang masuk akal bagi seorang CEO untuk melakukan perubahan di bidang pengoperasian material.

(Dam/Cas)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya