Liputan6.com, Jakarta - Sejak duduk di bangku kelas dua SMP 48 Bandung, salah satu karya Arrival Dwi Sentosa (18)Â yakni Artav Antivirus, sudah membuka cakrawala banyak orang di tanah air. Kini ia merupakan mahasiswa tingkat dua di jurusan Teknik Informatika Universitas Mercu Buana dan aplikasi buatannya kian banyak saja.
Artav bahkan sempat membuat tercengang pakar digital forensik, Rubi Alamsyah karena anti virus buatan anak muda warga Bojongsoang, Kabupaten Bandung tersebut mampu mendeteksi virus berektensi .ink pada flashdisk sang pakar.
Beranjak ke bangku SMK 4 Bandung, prestasi fenomenalnya tercatat pada 2013 ketika ia memperoleh Merit Award--setingkat runner up--untuk proyek MatrikSoft Security Care kategori School Project pada perhelatan Apicta (Asia Pasific ICT Award) 2013 di Hongkong.
Proyek ini kemudian melahirkan iWacthU, sebuah program untuk memfilter konten negatif bagi orang tua. Cukup memasang program ini di komputer, lalu masukkan kata kunci web konten negatif, maka begitu anak mencoba mengakses kata kunci tersebut, akan ada pemberitahuan ke gawai orang tua.
Secara sistematis kemudian orang tua bisa mengirim pesan ke gawai anak, bahkan mematikan laman negatif dari jarak jauh. Aplikasi ini dipuji secara khusus oleh Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan dalam peringatan Hari Anak Nasional tingkat Jawa Barat pada tahun lalu.
Baca Juga
Ketika ditemui tim Tekno Liputan6.com di sela-sela menjadi pembicara di gelaran The NextDev di Bandung pekan ini, kiprahnya di bidang teknologi informasi komunikasi (TIK) terus berlanjut.Â
"Sekarang saya lagi mengerjakan sejumlah proyek, terutama order situs web dari pemerintah. Masih aktif ikut lomba, tapi yang paling seru sedang menggarap aplikasi Android, UangKu yang berfungsi sebagai manajemen keuangan personal," kata Arrival.
Aplikasi yang baru dirilis tiga bulan lalu ini awalnya dibuat di ajang Indosat Hackathon beberapa waktu lalu. Ia terinspirasi dari cerita kawan-kawannya yang sering kehabisan uang jajan sebelum waktunya.
Maka, dengan aplikasi yang sepenuhnya gratis dan tanpa disisipi iklan tersebut (hal ini pula yang membuat Arrival belum memperoleh pendapatan apa pun), siapa saja bisa mengkalkulasi pengeluaran dan pendapatan secara akurat.
"Pada fiturnya, misal saya masukkan uang dari orang tua Rp 300.000 per bulan. Nanti ketahuan berapa saya boleh jajan per hari, berapa yang bisa ditabung. Kalau kelebihan jajan, akan ada alert masuk ke layar ponsel," ujar Arrival menambahkan.
Ia berencana membuat aplikasi ini lebih mutakhir dengan menu peringatan yang kelak tersambung ke wearable device berupa gelang, sehingga personalisasi dan keintiman akan lebih tercipta dengan adanya alert ke pergelangan tangan ini.
Di sisi lain, untuk melakukan monetisasi, Arrival berencana memperbarui fitur di aplikasi ini menjadi jauh lebih baik. Akan ada konten premium yang nanti menjadi menu in apps purchase di aplikasi tersebut.
Dengan seluruh karya dan pergerakannya sejak anak-anak hingga menjadi pemuda seperti saat ini, apresiasi terhadap Arrival terus bermunculan. Untuk menamatkan kuliahnya kini, Universitas Mercu Buana bahkan memberinya beasiswa penuh. Mantap!
(Msu/Why)