Google Perkuat Layanan di Asia Lewat Kabel Anyar Bawah Laut

Raksasa mesin pencari itu baru saja menghubungkan pusat datanya di Taiwan dengan wilayah di Jepang yang terhubung ke Amerika Serikat

oleh Agustinus Mario Damar diperbarui 08 Sep 2016, 11:13 WIB
Diterbitkan 08 Sep 2016, 11:13 WIB
Logo Google
Kantor pusat Google. Foto: Digital Trends

Liputan6.com, Taipei - Google kembali menambah kecepatan layanan internetnya untuk wilayah Asia dengan mengembangkan infrastruktur baru di benua tersebut.

Setelah sebelumnya melakukan perluasan pusat data di Singapura dan Taiwan, perusahaan itu kini beralih menggunakan kabel bawah laut untuk mempercepat layanannya, seperti YouTube dan platform komputasi awan lain.

Kabel tersebut menghubungkan fasilitas Google di Taiwan dengan Jepang, yang juga terhubung dengan Amerika Serikat melalui kabel bawah laut. Penyedia kabel bawah laut itu, FASTER Consortium, dikenal sebagai penyedia kabel fiber optik tercepat yang ada di dunia.

Menurut perhitungan, kabel yang menghubungkan dua negara itu mampu mendukung kecepatan transfer hingga 26 terabits per second.

Sebagai informasi, dengan kecepatan 26 terabits per second, setiap 15 detik, satu orang di Taiwan dapat mengirimkan fotonya ke orang lain di Jepang. 

Mengutip informasi dari laman Tech Crunch, Kamis (8/9/2016), penggunaan kabel bawah laut untuk mengantisipasi peningkatan akses data di wilayah Asia. Terlebih, banyak warga Asia yang baru online untuk pertama kalinya.

Berdasarkan laporan terbaru dari Google dan Temasek, ada 3,8 juta orang yang baru mulai mengakses internet tiap bulannya di Asia. Jumlah itu hanya mencakup wilayah Asia Tenggara, dan belum termasuk India atau negara Asia lain yang memiliki populasi penduduk banyak.

"Penggunaan kabel ini seharusnya mampu menyediakan pengalaman yang lebih cepat, karena komponen itu dibangun di luar zona tsunami agar mencegah gangguan yang diakibatkan bencana alam," ujar Google dalam keterangan di laman resmi blog-nya.

Google juga mengungkap kalau pihaknya telah melakukan banyak investasi untuk pusat data di Asia sebagai upaya meningkatkan layanan di wilayah tersebut. 

Tahun lalu, perusahaan yang berbasis di Mountain View itu setidaknya telah menggelontorkan dana lebih dari US$ 1 miliar untuk dua pusat data di Asia, dan diperkirakan masih akan bertambah.

(Dam/Ysl)

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya