Pembesut Aplikasi Go-Jek Bercerita Soal Gerakan 1.000 Startup

Mantan Vice President of Product Go-Jek Alamanda Shantika kini jadi salah satu orang yang fokus menjalankan Gerakan Nasional 1.000 Startup.

oleh Agustin Setyo Wardani diperbarui 10 Okt 2016, 16:35 WIB
Diterbitkan 10 Okt 2016, 16:35 WIB
Gerakan 1000 Startup
CEO Kibar Yansen Kamto (kedua kanan) bersama Presdir Acer Indonesia Herbert Ang dalam acara Gerakan 1000 Startup di Jakarta, Senin (10/10/2016) (Liputan6.com/Agustin S. Wardani)

Liputan6.com, Jakarta - Mantan Vice President of Product Go-Jek Alamanda Shantika kini jadi salah satu orang yang fokus menjalankan Gerakan Nasional 1.000 Startup yang diinisiasi oleh KIBAR dan Kementerian Komunikasi dan Informatika.

Ala, panggilan Alamanda, sebelumnya merupakan developer aplikasi Gojek yang kini seolah jadi aplikasi wajib bagi pemilik smartphone di Jakarta.

Ketika ditemui di Conclave, Jakarta, Ala, memaparkan mengenai progress Gerakan Nasional 1.000 Startup yang kini sudah berjalan di tiga kota di Indonesia, yakni Jakarta, Yogyakarta, dan Surabaya.

Dari tiga kota tersebut, kami sudah melaksanakan tiga tahap, yaitu Ignition atau talkshow mengenai startup yang diikuti oleh 8.000 partisipan, tahap kedua yaitu workshop yang diikuti 769 orang, dan yang berhasil masuk ke tahap tiga yaitu hackathon sebanyak 51 tim," kata Ala di Jakarta, Senin (10/10/2016).

Perempuan berkaca mata itu menuturkan, setelah sukses di tiga kota, Kibar bakal masuk ke tiga kota besar lainnya untuk mengembangkan Gerakan Nasional 1.000 Startup yakni Malang, Semarang, dan Bandung pada bulan November 2016.

Kemudian, selanjutnya adalah kota Pontianak, Medan, dan Denpasar. Ala juga mengapresiasi bahwa dari tiga kota pertama tempat diselenggarakannya roadshow Gerakan Nasional 1.000 Startup, lebih dari 12.000 anak muda yang berminat ikut serta di dalamnya.

Ia berharap, dengan antusiasme itu, dalam satu tahun, jumlah startup lokal yang terbentuk bisa mencapai 200 startup. Sehingga pada akhir 2020, Indonesia bakal punya 1.000 startup baru yang bisa menyelesaikan permasalahan masing-masing kota tempat para developer berasal.

"Selain itu, dengan adanya 1.000 startup ini, pada 2020, Indonesia bisa menjadi negara yang merajai ekonomi digital di South East Asia dengan total valuasi mencapai US$ 10 miliar," tuturnya.

Sementara itu, CEO Kibar sekaligus penggagas Gerakan Nasional 1.000 Startup Yansen Kamto mengatakan, hingga Agustus 2017, dirinya berharap ada tiga startup terbaik dapat menyelesaikan masalah-masalah di Indonesia untuk diakselerasi di Silicon Valley yang menjadi kiblat bagi startup di seluruh dunia.

Yansen percaya, dengan potensi anak muda di Indonesia yang begitu besar, semuanya bisa dikembangkan menjadi aksi nyata untuk menyelesaikan berbagai permasalahan di Indonesia.

"Kami mengajak lebih banyak orang berkontribusi. Effort satu Indonesia membangun ekosistem agar lebih berkarya, 1.000 startup tidak pernah ada di dunia," ujarnya.

(Tin/Ysl)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya