Liputan6.com, Bandung - Masyarakat Indonesia mulai terbiasa melakukan booking secara online. Potensi pasar travel online diprediksi mengalami pertumbuhan rata-rata 17 persen per tahun dan akan mencapai US$ 24,5 miliar pada 2025.
Demikian diungkapkan Chief Lembaga Riset Telematika Sharing Vision, Dimitri Mahayana di Bandung, baru-baru ini. Berdasarkan data Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) 2016, pasar travel online 2015 sebesar US$ 5 miliar.
"Akan tumbuh hampir lima kali lipat dalam kurun waktu sepuluh tahun. Berdasarkan hasil survei Sharing Vision terhadap 160 responden awal Januari 2017, situs booking online lokal Indonesia mulai digemari konsumen. Traveloka menjadi situs booking online yang menempati posisi pertama, dengan dipilih 57persen responden," katanya.
Advertisement
Baca Juga
Menurut dia, hasil serupa juga dicatat Traveloka dalam hasil survei Sharing Vision pada Mei 2016. Traveloka dipilih oleh 51 persen dari 402 responden dan menempati peringkat pertama sebagai situs booking online yang paling sering diakses dan digunakan.
Sementara situs online Agoda pada 2013 menjadi situs booking online pertama yang berada pada peringkat kelima dalam hasil survei Januari 2017, dari suara yang dipilih 18Â persen responden. Pada survei Mei 2016, Agoda dipilih 24Â persen responden Sharing Vision dan menempati posisi ketujuh.
Sementara itu, Tiket.com berada di posisi ketiga dengan 25 persen responden, di bawah keretaapi.co.id (50 persen). Dalam hasil survei Mei 2016, Tiket.com berada di peringkat keempat (30persen), di bawah situs booking online Air Asia (34 persen) dan Lion Air (31 persen).
Tingginya potensi pertumbuhan pasar travel online tidak terlepas dari tren produk yang gemar dibeli masyarakat secara online. Hasil survei Sharing Vision menunjukkan, sejak 2013, tiket berada di posisi kedua sebagai produk utama yang dibeli secara online, setelah fashion.
(Msu/Cas)