Liputan6.com, Jakarta - Facebook merupakan jejaring sosial paling banyak dipakai oleh orang Indonesia. Per Juli 2017, perusahaan mencatat sebanyak 115 juta pengguna Indonesia menggunakan Facebook.
Meski visinya menjadi platform penghubung pengguna di dunia, Facebook kerap kali digunakan untuk menyebarkan konten negatif dan berita hoax. Lantas, bagaimana perusahaan melindungi penggunanya dari konten negatif?
Diungkapkan oleh Country Director Facebook Indonesia, Sri Widowati, Senin (14/8/2017), Facebook berkomitmen untuk membangun ekosistem di Indonesia termasuk membuat pengguna di Indonesia merasa aman dan nyaman saat menggunakan layanan Facebook. Dalam hal ini termasuk upaya Facebook memberantas konten negatif.
Advertisement
Salah satu langkah Facebook seperti yang sebelumnya diungkapkan oleh CEO Facebook Mark Zuckerberg adalah dengan community standard yang berlaku di seluruh negara. Selain itu, Facebook juga berupaya menambah tim moderator penyaring konten negatif hingga 3.000 orang.
Baca Juga
"Walaupun resource atau tim moderator tidak ada di kantor Indonesia, kami tetap menganggap penting sehingga mungkin resource-nya ada di Singapura tetapi bisa menyelesaikan yang ada di Indonesia," katanya.
Selain itu, Facebook juga punya perangkat yang mampu mengatasi berita hoax atau konten berisiko tinggi yang mengancam keselamatan pengguna. "Salah satunya dengan machine learning, sebuah mesin pintar yang mendeteksi pengguna yang posting berita berulang-ulang. Dengan mempelajari pola-pola tersebut, machine learning bisa mengidentifikasi sebuah akun bukan lah akun otentik," jelas Wido.
Wido mengatakan, upaya Facebook memberantas konten negatif bukannya baru-baru ini saja. "Facebook menambah 3.000 orang moderator untuk mendeteksi pelanggaran community standard, itu sudah ada tetapi ditambah. Moderator tersebut tidak ada di kantor Facebook Indonesia, tetapi hadir mewakili keragaman pengguna Facebook di seluruh dunia," ujarnya.
Meski begitu, dirinya tak memungkiri Facebook juga memiliki keterbatasan. Oleh karena itu, Facebook memberikan kontrol pada pengguna dengan hadirnya fitur "Report".
"Semua pengguna punya kontrol untuk me-report kalau ada sesuatu yang dirasa tidak pantas untuk dilihat. Facebook punya tool yang bisa diakses semua pengguna. Fake news bukan hanya tanggung jawab perusahaan teknologi, tapi buat semua. Oleh karenanya, semua bisa menjaga kebaikan konten Facebook," tuturnya. *
(Tin/Cas)
Tonton Video Menarik Berikut Ini: