Liputan6.com, California - Planet Venus selama dua tahun terakhir memang menjadi salah satu fokus utama para ilmuwan. NASA bahkan telah mengumumkan planet yang identik dengan warna jingga ini menjadi salah satu misi utama yang akan dilaksanakan mulai 2018.
Badan Antariksa Amerika Serikat tersebut sebetulnya juga telah menjabarkan detail misi Venus di gelaran Discovery Program Mission pada awal 2017.
Namun hingga kini, belum banyak informasi yang bisa diungkap dari Venus. NASA bahkan sebelumnya sempat menyatakan bahwa sebetulnya Venus memiliki lingkungan yang 'tak ramah'.
Advertisement
Baca Juga
Namun pada 2018, ada sebuah ramalan yang mengungkap bahwa Venus akan kembali diteliti oleh para ilmuwan. Ramalan tersebut memprediksi ilmuwan akan menemukan bentuk energi baru dari Venus pada tahun depan.
Ramalan ini sebetulnya sudah dilontarkan sejak 1996 oleh peramal buta asal Bulgaria, Baba Vanga. Kala itu, Baba Vanga meramal akan ada dua peristiwa besar yang terjadi pada 2018.
Menurut informasi yang dilansir Newsweek pada Selasa (2/1/2018), dua peristiwa penting itu meliputi ramalan soal Tiongkok yang akan menjadi negara adidaya yang menggantikan Amerika Serikat, serta bentuk energi baru yang akan ditemukan ilmuwan dari Venus.
Venus Mirip dengan Bumi
Pakar geologi dari Unviersitas Negeri North Carolina, AS, Paul Bryne, menjelaskan bahwa Venus merupakan tempat alami yang menarik untuk dipelajari. Pasalnya, planet tersebut memang memiliki karakteristik yang mirip dengan Bumi.
Ukuran Venus pun mirip dengan Bumi. Soal tingkat kerapatan dan gravitasi juga sama. Sayangnya, peluang Venus untuk bisa dihuni manusia sangat minim. Sebab, atmosfer Venus dianggap berbahaya dan bahkan penuh dengan karbon dioksida.
"Atmosfer Venus tentu berbeda dengan Mars, apalagi Bumi. Tekanan udaranya begitu pekat dan panas. Kalau diibaratkan, atmosfer planet ini bisa menghancurkan kapal selam nuklir," ujar Jonathan Sauder, ilmuan NASA Jet Propulsion Laboratory (JPL), sebagaimana dilansir laman Space.
Sauder juga mengungkap, permukaan Venus memiliki suhu ekstrem. Diketahui, temperatur permukaan planet tersebut bisa mencapai 462 derajat Celsius.
"Tidak akan ada satu pun yang bisa bertahan dalam kondisi ini dalam waktu kurang dari 127 menit. Dan belum pernah ada yang berani mencobanya selama tiga dekade terakhir," tambahnya menerangkan.
NASA sendiri tengah menyiapkan wahana khusus eksplorasi Planet Venus. Meski masih konsep, wahana tersebut berupa rover dengan nama Automaton Rover for Extreme Environments (AREE). Ia diklaim bisa bertahan dalam kondisi suhu ekstrem seperti di Planet Venus.
AREE sendiri adalah wahana yang dibangun dengan dana langsung dari program Innovative Advanced Concepts (NIAC) milik NASA. Misi proyek ini adalah ingin membantu ilmuwan meneliti lingkungan planet dengan suhu ekstrem, di mana salah satunya adalah Venus.
Advertisement
Ramalan Baba Vanga Selalu Akurat
Masih berhubungan dengan sang peramal Baba Vanga, setiap ramalan yang ia lontarkan tak satu pun meleset dari perkiraan. Ramalannya soal tragedi WTC di AS pada 9 September 2001 hingga Brexit dan kehadiran ISIS pun benar-benar akurat.
Lalu, perihal ramalan Baba Vanga terkait Tiongkok yang akan menguasai dunia pada 2018, kemungkinan juga bisa terjadi. Diketahui, kondisi ekonomi di Negeri Tirai Bambu ini mengalami lonjakan drastis selama beberapa tahun terakhir.
Tren ekonomi Tiongkok pada 1970-an berkontribusi 4,1 persen bagi total ekonomi dunia. Lalu, angka tersebut naik pada 2015, di mana kontribusi negara langsung meroket hingga 15,6 persen.
Lantas, bagaimana dengan ramalan soal energi baru Venus? Baik NASA dan lembaga terkait tidak mengomentari soal ramalan tersebut. Badan Antariksa itu memang dikenal tertutup soal proyek besar penelitian planet-planet di Tata Surya.
Namun apakah ramalan ini benar terjadi? Apa memang Planet Venus dapat memberikan energi baru yang mungkin saja berkaitan dengan Bumi? Tak ada yang tahu.
(Jek/Isk)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: