Aparat Penegak Hukum Ikuti Workshop Literasi Digital Kemkominfo

Sebanyak 300 aparat penegak hukum dari wilayah Jakarta Selatan mengikuti workshop literasi digital yang digelar Ditjen Aptika Kemkominfo.

oleh Agustin Setyo Wardani diperbarui 29 Jan 2018, 10:30 WIB
Diterbitkan 29 Jan 2018, 10:30 WIB
Workshop literasi digital
Sebanyak 300 aparat penegak hukum mengikuti workshop literasi digital yang diselenggarakan Kemkominfo, Sabtu (27/1/2019).

Liputan6.com, Jakarta - Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika (Aptika) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) menggelar workshop literasi digital pada Sabtu, 27 Februari 2018.

Sekitar 300 peserta dari aparat penegak hukum kepolisian, perwakilan kalangan TNI AD baik perwira maupun bintara, kalangan Babinsa dan Babinsakamtibmas se-wilayah Metro Jakarta Selatan mengikuti workshop literasi digital ini.

Berdasarkan keterangan resmi yang diterima Tekno Liputan6.com, Senin (29/1/2018), program ini merupakan kerja bersama antara Kementerian kominfo (melalui program inisasi #FIRAL - Festival Literasi Digital) dengan Polresta Metro Jakarta Selatan dengan pelibatan aktif gerakan nasional literasi digital #SiberKreasi.

Direktur Jenderal Aplikasi Informatika, Semuel Abrijani Pangerapan, membuka acara dengan menyatakan dukungan sepenuhnya Kementerian Kominfo kepada program-program literasi digital yang justru diinisiasi dari publik maupun dari kalangan APH seperti hari ini.

Kepala Polres Metro Jakarta Selatan Kombes, Mardiaz Dwihananto, menyampaikan pentingnya aparat penegak hukum untuk memahami dinamika dan problematika penggunaan media sosial.

Selain itu, menurut Mardiaz, aparat penegak hukum juga berperan memberikan edukasi bermedia sosisl secara bijak kepda masyarakat termasuk kepada siswa-siswa sekolah. Penyadaran dalam bijak bermedia sosial menjadi penting khususnya menjelang dan memasuki tahun politik di Indonesia saat ini.

Dalam sambutannya, baik dari Kemkominfo maupun Kapolres Metro Jakarta Selatan berkomitmen akan melakukan upaya agar kerja sama dapat segera dilakukan oleh jajaran Kepolisian Metro di wilayah lainnya baik di Jakarta maupun wilayah lain di Indonesia.

Literasi Digital untuk Lawan Konten Negatif

Gerakan Nasional Literasi Digital
Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara di acara Gerakan Nasional Literasi Digital, Senin (2/10/2017). (Liputan6.com/Agustinus M Damar)

Upaya untuk melawan konten negatif di internet yang kian berkembang membuat sejumlah pihak terus digalakkan oleh sejumlah pihak. Salah satunya dilakukan oleh Gerakan Nasional Literasi Digital melalui program Siber Berkreasi.

Gerakan ini merupakan bentuk kerja sama dari sejumlah pihak yang menaruh perhatian pada upaya melawan penyebaran konten negatif di internet. Adapun yang menjadi fokus gerakan ini adalah upaya literasi digital, terutama untuk generasi muda.

Kehadiran gerakan ini juga disambut baik oleh Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara. Ia menuturkan upaya memberantas konten negatif merupakan perhatian seluruh pihak, mulai dari komunitas, akademisi, pemerintah, dan media.

"Pembangunan infrastruktur akan terus dilakukan, tapi hal itu harus dibarengi dengan konten. Sebab, kalau kapasitas dan pipanya terus diperbesar, tapi kontennya tak dikelola dengan baik malah akan menjadi bumerang," ujar pria yang akrab dipanggil Chief RA tersebut.

Pengetahuan untuk Atasi Hoax

Ilustrasi Spam
Ilustrasi Spam. Dok: hoax-slayer.net

Menurut Ketua Umum Gerakan Siber Berkreasi Dedy Permadi, hal yang menjadi perhatian dalam gerakan ini adalah adanya jarak antara pengguna dan teknologi saat ini. Kondisi itu, menurut Dedy, tercipta karena perkembangan teknologi di Indonesia tak didukung dengan pengetahuan yang memadai sehingga muncul masalah, seperti hoax atau ujaran kebencian.

"Hal yang menjadi perhatian kami dalam gerakan ini adalah perkembangan infrastruktur yang tak diimbangi pendidikan membuat pemanfaatan teknologi oleh masyarakat tak seimbang. Karenanya, gerakan ini hadir untuk meningkatkan literasi digital," tuturnya saat peluncuran gerakan Siber Kreasi di Jakarta, Senin (2/10/2017).

Ia menuturkan, saat ini sudah ada 37 organisasi tingkat nasional, baik badan pemerintah atau non-pemerintah yang sudah bergabung dalam gerakan ini. Tak hanya itu, gerakan ini juga menggandeng sejumlah influencer untuk ikut berbagi konten positif di internet.

Salah satu pegiat yang juga mendukung gerakan ini adalah Nukman Luthfie. Ia mengatakan, gerakan semacam ini dapat menjadi sarana bagai anak muda untuk berbagi konten positif di media sosial.

"Untuk melawan konten negatif, lebih baik kita banjiri media sosial dengan konten positif," ujarnya. Sejumlah influencer yang juga terlibat dalam gerakan ini adalah Marcella Zalianty, Project Pop, Marsha Tengker, Dennis Adhiswara, termasuk Prilly Latuconsina.

Bersamaan dengan acara ini, gerakan ini juga memperkenalkan video kampanye berjudul "Cek Dulu". Video hasil kolaborasi dengan Yosi Mokalu ini mengajak masyarakat untuk memeriksa lagi konten yang diterimanya sebelum dikirimkan ke orang lain.

(Tin/Ysl)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya