Liputan6.com, Jakarta - Indonesia dinilai perlu menerapkan kurikulum digital pada pendidikan sekolah dasar hingga menengah. Kurikulum ini diperlukan agar masyarakat dapat mengetahui pemanfaatan internet sebagai alat penggerak pertumbuhan ekonomi di Tanah Air.
Disampaikan Direktur Penelitian Ekonomika & Sosial di Indonesia (P2EB), Purwanto, akses internet dapat memberikan kontribusi positif terhadap pertumbuhan ekonomi, termasuk produk domestik bruto (PDB) negara.
Misalnya saja, hasil riset terbaru P2EB, Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) Universitas Gadjah Mada (UGM) bersama Indosat Ooredoo menyebutkan penambahan 10 persen pelanggan seluler di Indonesia mendongkrak PDB sebesar 0,4 persen.
Advertisement
Baca Juga
"Artinya, masyarakat punya potensi untuk tingkatkan pendapatan. Kalau bisa, kita perluas teknologi. Kita sudah bergantung pada internet. Tinggal bagaimana memanfaatkannya, sejauh mana internet berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi," papar Purwanto ditemui saat paparan riset bertajuk "Dampak Mobile Internet terhadap Pengembangan Ekonomi dan Sosial di Indonesia" di Jakarta, Kamis (9/11/2017).
Sayangnya, lanjut Purwanto, tak semua masyarakat memanfaatkan internet untuk hal positif. Misalnya, internet dipakai untuk menyebarkan berita hoax, konten negatif (pornografi, SARA, hate speech) hingga membuat hubungan keluarga dan pertemanan menjadi tidak sehat.
Untuk itu, ia menekankan pentingnya kurikulum semacam ini sebagai bentuk edukasi tentang pemanfaatan dan penguasaan teknologi. Menurutnya, masih banyak lapisan masyarakat yang terhubung internet, namun tak terjamah literasi digital.
"Edukasi yang saya maksud itu lebih luas, yakni sampai ke kurikulum. Kita belum punya itu. Mungkin beberapa sekolah yang inovatif (sudah ada kurikulum digital). Tetapi kembali lagi, siapa yang bisa mendapat itu? Orang-orang berpenghasilan tinggi," ungkapnya.
"Literasi internet mobile, sesuatu hal yang lepas dari radar diskusi media. Tak hanya di rumah tangga, edukasi formal, di pendidikan dasar dan menengah," tambahnya.
Dorong PDB Indonesia
Riset mencatat setiap penambahan 10 persen pelanggan seluler di Indonesia, mendongkrak pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) atau gross domestic product (GDP) di Tanah Air sebesar 0,4 persen.
Pencapaian di atas merupakan hasil riset kerja sama antara Penelitian Ekonomika & Sosial di Indonesia (P2EB), Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB), Universitas Gadjah Mada (UGM) dengan PT Indosat Ooredoo Tbk.
Dalam riset bertajuk “Dampak Mobile Internet terhadap Pengembangan Ekonomi dan Sosial di Indonesia," diungkapkan bahwa internet mobile memberikan kontribusi positif terhadap pertumbuhan PDB Indonesia.
Lebih lanjut, hasil riset juga menunjukkan pertumbuhan PDB tak hanya terjadi di Indonesia. Setiap penambahan 10 persen pelanggan seluler di negara-negara Asia Tenggara diikuti dengan peningkatan PDB di kawasan tersebut sebesar 0,2 persen.
Kemudian, peningkatan jumlah pelanggan seluler di 46 negara di Asia sebesar 10 persen juga diikuti pertumbuhan PDB negara-negara di kawasan Asia sebesar 0,3 persen.
(Cas/Isk)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Advertisement