Liputan6.com, Jakarta - Samsung merilis seri Samsung Galaxy J2 Pro di Korea Selatan. Harganya hanya berkisaran 200 ribu won (sekitar Rp 2,5 juta) tetapi smartphone ini tidak memiliki fitur internet.
Target utama Samsung Galaxy J2 Pro adalah para senior SMA (pelajar) yang sedang bersiap-siap menghadapi ujian masuk kuliah atau Suneung pada 2019 dan 2020. Demikian sebagaimana dilansir The Verge, Senin (16/4/2018).
Advertisement
Baca Juga
Smartphone ini memiliki kamera belakang 8MP dan kamera depan 5MP. Ada juga aplikasi kamus Bahasa Inggris yang dapat diakses offline, radio FM, dan kalkulator.
Galaxy J2 Pro tersedia dalam warna hitam dan emas. Layarnya berukuran 5 inci dengan QHD Amoled, RAM 1,5GB dan baterai berkekuatan 2.600 mAh, lengkap dengan sebuah slot microSD.
Diharapkan dengan memakai smartphone ini para senior SMA bisa fokus belajar tanpa diganggu keinginan browsing atau bermain gim.
Setelah murid selesai menjalani Suneung, mereka dapat melakukan tukar tambah Galaxy J2 Pro dengan seri Samsung yang rilis setelah 2018, baik itu Galaxy S, Note, atau A-series.
Sejauh ini Samsung tidak berencana merilis Galaxy J2 Pro untuk dijual di luar pasar Korea Selatan.
Beratnya Suneung
Suneung atau yang lengkapnya disebut Ujian Kemampuan Skolastik ke Perguruan Tinggi memang menjadi momok 'menakutkan' bagi siswa Korea Selatan.
Sebab, ujian ini akan menentukan masa depan pendidikan seorang murid. Saking ditakutinya, Suneung disebut dapat menghancurkan masa depan seseorang.
Masih ada stigma negatif bagi mereka yang gagal mendapatkan nilai memuaskan dalam Suneung. Bila tidak puas dengan nilai yang mereka dapat, para siswa hanya dapat mengulang pada tahun depan.
Tak heran Suneung selalu mengakibatkan siswa menjadi tertekan bahkan depresi. Para orangtua pun ikut khawatir tentang sukses tidaknya hasil Suneung anak-anak mereka.
Advertisement
Regenerasi Hierarki Samsung
Tujuan Samsung membantu peserta Suneung memang mulia, sayangnya publik tentu masih ingat skandal yang melibatkan perusahaan paling berpengaruh di Korsel tersebut.
Setelah terlibat skandal korupsi, akhirnya Samsung yang dikenal sebagai perusahaan paling berpengaruh di Korea Selatan melakukan regenerasi.
Dilansir Financial Times, Samsung mengumumkan regenerasi yang dimulai dari level atas perusahaan, salah satunya dengan mengangkat Kim Sun-uk sebagai salah satu anggota board of directors (dewan direksi)
Kim adalah seorang ahli hukum yang pernah menjadi penasihat Mahkamah Konstitusi Korea Selatan. Ia juga menjadi anggota direksi wanita kedua yang pernah menjabat di Samsung.
Regenerasi tersebut dilakukan untuk memperbaiki citra Samsung yang selama ini dituding memiliki kepemimpinan gaya kaisar karena pengaruh keluarga Lee yang begitu kuat.
Keturunan Lee Byung-chul, pendiri Samsung, memang masih terus berkuasa di perusahaan itu. Namun, sejak tertangkapnya Lee Jae-yong karena kasus korupsi, citra dari perusahaan itu pun mendapat kesan negatif.
Dengan adanya regenerasi ini diharapkan anggota direksi akan lebih independen dari pengaruh keluarga Lee.
"Saya percaya ini adalah saat yang tepat bagi kepemimpinan yang lebih muda untuk memimpin perusahaan agar dapat memberi respons yang lebih baik pada industri TI global yang cepat berubah," ucap Kwon Oh-hyun, pemimpin dari direksi.
Namun, rata-rata anggota direksi Samsung berusia 60 tahun. Para pengamat korporat pun meragukan kesuksesan regenerasi ini, karena keluarga Lee dipandang tetap berpengaruh di internal perusahaan.
(Tom/Isk)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: