Apple, Samsung dkk Tolak Sanksi Donald Trump ke Tiongkok

Perusahaan teknologi kurang setuju terhadap sanksi dagang yang dijatuhkan Trump ke Tiongkok. Lantas apa solusi yang mereka tawarkan?

oleh Tommy K. Rony diperbarui 10 Apr 2018, 15:00 WIB
Diterbitkan 10 Apr 2018, 15:00 WIB
Donald Trump dan Melania Trump
Presiden AS Donald Trump dan Melania Trump berjalan keluar dari Oval Office, Gedung Putih menuju helikopter kepresidenan, Senin (19/3). Melania terlihat modis memakai boots coklat Gianvito Rossi seharga sekitar Rp 22 juta. (AP/Pablo Martinez Monsivais)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump sedang gencar berusaha menjatuhkan sanksi dagang ke Tiongkok karena negara tersebut dituding tidak transparan ketika berdagang.

Merespons hal ini asosiasi dagang yang mewakili perusahaan teknologi top menolak kebijakan Trump yang menjatuhkan sanksi berupa tarif karena dianggap tidak efektif. Demikian seperti dikutip dari Reuters, Selasa (10/4/2018).

Asosiasi bernama Information Technology Industry Council (Majelis Industri Teknologi Informasi, ITIC) mengirimkan surat ke Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin terkait hal ini.

"Oposisi kita terhadap tarif bersifat pragmatis. Tarif tidaklah berfungsi," tulis Dean Garfield selaku Presiden dan CEO ITIC.

"Ketimbang tarif, kami dengan kuat mendorong administrasi Trump agar membangun koalisi internasional yang dapat menantang Tiongkok di Organisasi Perdagangan Dunia dan seterusnya," lanjutnya.

Lebih lanjut, ITIC pada dasarnya setuju bahwa Tiongkok memiliki kebijakan dagang yang tidak adil, tetapi membangun koalisi akan lebih efektif untuk menuntut Tiongkok membangun hubungan dagang yang imbang, adil, dan resiprokal.

Grup ITIC terdiri dari perusahaan-perusahaan teknologi ternama seperti Apple, Adobe, Amazon, Facebook, Intel, Twitter, dan juga perusahaan teknologi luar AS seperti Lenovo, Samsung, dan Toshiba.


Sanksi Besar Trump ke Tiongkok

Xi Jinping menghadiri Kongres Rakyat China yang menghapuskan masa jabatan presiden (MARK SCHIEFELBEIN / AP)
Xi Jinping menghadiri Kongres Rakyat China yang menghapuskan masa jabatan presiden (MARK SCHIEFELBEIN / AP)

Sanksi besar yang dijatuhkan Presiden Trump ke Tiongkok diakibatkan kebijakan dagang yang menurutnya tidak adil.

Trump pun menyiapkan kenaikan tarif sebesar 25 persen pada 1.300 jenis produk Tiongkok, baik produk industri, transportasi, teknologi, dan medis.

Langkah Trump tersebut pun dibalas Tiongkok dengan memberikan sanksi.

“Tiongkok tidak berharap untuk terlibat dalam perang dagang tetapi tidak takut terlibat dalam perang,” tulis Kementerian Perdagangan China, seperti dlansir Reuters.

Salah satu produk AS yang terkena dampak sanksi balasan Tiongkok adalah kacang kedelai. 

AS adalah negara eksportir kacang kedelai terbesar kedua di dunia, dan Tiongkok menjadi destinasi utama dari produk AS tersebut.


Reaksi Trump

Donald Trump
Presiden AS, Donald Trump saat meminum segelas air selama pidato keamanan nasional di Gedung Ronald Reagan di Washington, DC (18/12). Dalam pidatonya Trump menyatakan tentang strategi baru untuk Keamanan Nasional AS. (AFP Photo/Mandel Ngan)

Menghadapi serangan balik Tiongkok, Trump malah santai. Ia mengaku tidak ada perang dagang, sebab AS sudah lama kalah akibat kebijakan pejabat AS yang tidak kompeten.

"Kita tidak sedang perang dagang dengan Tiongkok, perang itu sudah kalah bertahun-tahun lalu oleh orang-orang bodoh atau tidak kompeten yang mewakili AS," cuit Trump lewat akun Twitternya. Ia pun bertekad untuk menghentikan kekalahan tersebut.

Trump juga berkata masih berteman dengan Xi Jinping, tetapi ia tetap menuntut agar terjadinya perdagangan yang adil dengan Tiongkok.

(Tom/Isk)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya