Terjamin, LG Single Commercial AC dapat Sertifikat Hemat Energi dari UI

LG Single Commercial Air Conditioning yang mengusung teknologi inverter raih sertifikat hemat energi dari UI.

oleh Cahyu pada 15 Agu 2018, 13:31 WIB
Diperbarui 17 Agu 2018, 13:13 WIB
LG
LG Single Commercial Air Conditioning yang mengusung teknologi inverter raih sertifikat hemat energi dari UI.

Liputan6.com, Jakarta Krisis energi seakan menjadi isu yang tak pernah selesai di dunia global, termasuk di Indonesia. Penggunaan perangkat elektronik sehari-hari di perkantoran membuat konsumsi energi semakin tinggi.

Melihat fenomena tersebut, Pemerintah Indonesia pun mau tinggal diam. Pemerintah melakukan aksi untuk mengakselerasi aktivitas penghematan energi.

Gerakan tersebut mendapat dukungan penuh dari PT. LG Electronics Indonesia (LG), sebagai pabrik perangkat elektronik yang telah menjadi bagian dari komunitas Indonesia selama 26 tahun.

"Bersama dengan pemerintah Indonesia, kami optimistis menjadikan kampanye hemat energi menjadi gerakan yang sukses. Kontribusi kami untuk berpartisipasi dalam kampanye ini terlihat dari meluasnya teknologi LG Inverter. LG tidak hanya menyediakan teknologi inverter untuk LG Residential AC, namun juga meluas ke koleksi baru LG Single Commercial AC," ujar Presiden Direktur PT. LG Electronics Indonesia, Seungmin Park, dalam sambutannya di LG Air Conditioning Inverter - Universitas Indonesia Energy Saving Certification, di Hotel Fairmont Jakarta, Selasa (14/8/2018).

Single Commercial Air Conditioning (SCAC) hadir sebagai solusi untuk rumah besar dan gedung perkantoran yang membutuhkan pendingin ruangan hemat listrik. Hadir dalam dua model, AC ini memiliki kapasitas pendinginan lebih besar, yaitu 4PK untuk model ceiling cassette dan 5PK untuk produk floor ceiling.

Kedua produk tersebut juga sudah benar-benar terjamin hemat energi. Tak main-main, LG melakukan pengujian tingkat konsumsi listrik untuk kedua AC ini di lembaga Electric Power and Energy Studies (EPES) Universitas Indonesia (UI). Tes ini dipimpin oleh Kepala EPES UI, Iwa Garniwa, bersama timnya.

Proses pengujian dilakukan selama dua bulan dengan penetapan pengaturan suhu 18ËšC dan 24ËšC, yaitu dua temperatur yang paling sering digunakan dalam pemakaian AC. Lebih lanjut, kondisi temperatur ini dibagi dalam tiga beban pendinginan, 20% mewakili suhu sekitar cenderung sejuk seperti malam hari, 50% seperti cuaca normal cenderung panas, hingga 100% laiknya AC bekerja di cuaca terik.

"Selama 24 jam kita bandingkan (AC LG Inverter dan non-inverter), penghematannya mencapai 61,55 persen untuk yang floor standing serta yang tipe ceiling mencapai 50 persen. Jadi, ini menunjukkan bahwa yang inverter menunjukkan penghematan yang sangat tinggi dibandingkan non-inverter," ucap Iwa, dalam acara sama.

Sertifikat Hemat Energi diberikan oleh pihak EPES UI yang diwakilkan Iwa kepada James Lee selaku perwakilan dari PT. LG Electronics Indonesia dalam acara LG Air Conditioning Inverter - Universitas Indonesia Energy Saving Certification, di Hotel Fairmont Jakarta, Selasa (14/8/2018).

Memenuhi standar pemerintah

LG Inverter juga menambah produk pendingin ruangan berbasis teknologi inverter yang ada di pasaran. Berdasarkan data dari Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi, baru 9 persen AC di pasaran yang menggunakan teknologi inverter.

LG
Pihak manajemen LG bersama Direktur Konservasi Energi Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi dan Kepala EPES UI.

Selain itu, LG inverter juga telah memenuhi Standar Kinerja Energi Minimum (SKEM) atau Minimum Energy Performance Standard (MEPS) yang disyaratkan oleh pemerintah. Berdasarkan Peraturan Menteri ESDM No. 57 Tahun 2017, pemerintah mengeluarkan kebijakan penerapan standar dan label hemat energi untuk produk-produk pendingin ruangan guna mencegah semakin banyaknya AC boros energi yang terjual di pasaran.

"Jadi, di negara kita sudah memberlakukan yang namanya minimum energy performance standard untuk alat pengkondisi udara atau AC, dimana produk-produk AC yang beredar di Indonesia harus memenuhi syarat MEPS tersebut," kata Direktur Konservasi Energi Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi, Hariyanto.

Lanjutnya, pemberlakuan SKEM juga bertujuan untuk mengedukasi masyarakat  agar memilih produk-produk yang efisien. Masyarakat pun diharapkan akan memperoleh produk hemat energi dan berkontribusi dalam mengurangi biaya pembangkit energi dan emisi gas rumah kaca.

Hal senada disampaikan oleh Presiden Direktur PT. LG Electronics Indonesia, Seungmin Park. Ia berharap, dengan sertifikasi yang telah diperoleh LG Single Commercial Air Conditioning dari EPES UI, akan lebih banyak konsumen menggunakan teknologi inverter dan menjadikan Indonesia lebih hijau.

"Lakukan sekarang dari rumah Anda untuk Indonesia yang lebih baik. Ayo hemat energi bersama LG!," tutupnya.

 

 

(ADV)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya