Liputan6.com, Jakarta - Langkah Facebook untuk menindak akun-akun palsu yang dianggap bermasalah terus dilakukan. Hal itu terlihat dari upaya raksasa media sosial tersebut untuk menutup ratusan akun yang dianggap tidak sesuai dengan aturan perusahaan.
Dikutip dari BBC, Jumat (24/8/2018), ada lebih dari 650 laman dan grup Facebook yang diidentifikasi memiliki aktivitas tidak biasa. Setelah dilakukan penyelidikan, perusahaan menemukan akun-akun tersebut ternyata terafiliasi dengan kampanye yang berasal dari Iran dan Rusia.
Advertisement
Baca Juga
"Kami melarang perilaku semacam ini karena ingin orang-orang (pengguna) dapat mempercayai koneksi yang mereka lakukan," tutur Facebook dalam pernyataannya.
Meski masih melakukan investigasi lebih lanjut, Facebook menyebut, kampanye ini menargetkan pengguna layanan internet dari Timur Tengah, Amerika Latin, Inggris, dan Amerika Serikat.
Keputusan Facebook untuk memberantas akun-akun semacam ini tidak lepas dari petunjuk firma keamanan siber FireEye. Awalnya, berdasarkan laporan ditemukan sejumlah akun yang ternyata mempromosikan propaganda Iran dan terhubung dengan pemerintah negara itu.
Setelah ditelusuri lebih lanjut, tindakan serupa juga banyak yang berasal dari Rusia. Namun, perusahaan menyebut tidak ada hubungan antara akun yang terafiliasi dengan Iran dan Rusia.
Perusahaan juga menyebut telah menghapus akun yang disebut menjadi bagian dari intelijen militer Rusia setelah berhasil dikenal oleh pemerintah Amerika Serikat. Usai penutupan ini, Facebook juga membagi hasil investigasi dengan pemerintah Inggris dan Amerika Serikat.
Basmi Hoax hingga Akun Palsu, Ini Upaya Facebook Lindungi Pemilu
Sebelumnya, CEO Facebook Mark Zuckerberg juga mengambil langkah melindungi kegiatan Pemilu dari berbagai kemungkinan kecurangan dan eksploitasi platform-nya.
Diumumkan VP of Product Management Facebook Guy Rosen melalui keterangan yang diterima Tekno Liputan6.com, Facebook berupaya mencegah serangan yang membahayakan kehidupan demokrasi.
Ada beberapa hal yang dilakukan oleh Facebook untuk melindungi Pemilu. "Pertama adalah memberantas campur tangan pihak asing," kata Rosen.
Selanjutnya, Facebook juga berupaya menghapus akun-akun palsu yang tersebar di platform tersebut.
Ketiga, Facebook meningkatkan transparansi iklan dan keempat, Facebook terus mengurangi maraknya penyebaran berita palsu alias hoax.
Lebih lanjut, Chief Security Officer Facebook Alex Stamos mengatakan, ada berbagai jenis konten negatif termasuk hoax yang disebarkan di Facebook dengan beragam motif berbeda dari si penyebar.
"Masalah umum yang terjadi adalah adanya identitas palsu, audiens palsu, fakta palsu, serta naratif palsu. Naratif palsu paling yang tersulit diatasi karena tiap perusahaan media dan konsumen bisa memiliki pandangan berbeda tentang naratif yang dianggap pantas meski mereka pada dasarnya sepakat dengan faktanya," kata Stamos.
Dia menjelaskan, motif umum yang paling sering bagi penyebar disinformasi adalah uang.
"Kebanyakan informasi menyesatkan yang kita temui, baik dilihat secara kuantitas maupun jangkauan, dibuat oleh grup yang secara finansial menghasilkan uang dengan mendorong trafik ke website yang mereka miliki," ujar Stamos.
Advertisement
Hapus Akun Palsu
Selanjutnya terkait pemberantasan akun palsu, Facebook mengklaim pihaknya kini makin pintar dalam mendeteksi dan mengatasi akun palsu.
Facebook menyebut pihaknya bisa memblokir jutaan akun palsu tiap harinya, bahkan sebelum akun-akun palsu tersebut berbuat kejahatan. Semuanya dilakukan dengan bantuan machine learning.
"Machine learning memungkinkan kami menemukan kegiatan mencurigakan tanpa memeriksa kontennya," kata Product Manager Facebook Samidh Chakrabarti.
Tidak hanya itu, Facebook juga menggunakan perangkat investigasi baru, sehingga kini pihaknya bisa proaktif mencari tipe kegiatan terkait pemilu yang mungkin berbahaya. Misalnya Pages tak jelas yang menyebarkan konten tak autentik.
"Jika menemukannya, kami akan mengirimkan akun tersebut ke tim pemantau," tutur Chakrabarti.
Jika terbukti melanggar, Pages pun bakal langsung dihapus. Sekadar diketahui, Faebook kini punya 20.000 pegawai untuk memberantas konten negatif termasuk Pages yang tidak jelas.
(Dam/Isk)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: