Grab Nilai Penyegelan Kantor Sebagai Tindakan Anarkis

Grab menegaskan pihaknya berkomitmen untuk menjaga kesejahteraan mitranya, tidak hanya dari sisi tarif, tapi juga melalui berbagai peningkatan layanan termasuk program kesejahteraan.

oleh Andina Librianty diperbarui 19 Sep 2018, 18:49 WIB
Diterbitkan 19 Sep 2018, 18:49 WIB
Ratusan Pengemudi GrabBike Gelar Unjuk Rasa
Pengemudi GrabBike berunjukrasa di depan kantor pusat Grab Indonesia, Gedung Lippo Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (19/9). Para pengemudi ojek online itu menuntut soal tarif yang diturunkan oleh aplikator Grab Indonesia. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta - Grab Indonesia menilai aksi unjuk rasa komunitas Gerakan Aksi Roda Dua (Garda), termasuk menyegel kantor perusahaan di Bendungan Hilir, Jakarta, Rabu (19/9/2018), sebagai tindakan anarkis. Namun, sejauh ini perusahaan belum ada rencana untuk menempuh jalur hukum terkait aksi tersebut.

Perusahaan ride-sharing ini akan melihat perkembangan lebih lanjut masalah tersebut. Berdasarkan hasil pertemuan dengan perwakilan Garda pada hari ini, pihak Grab akan melakukan koordinasi dengan tim di lapangan karena pada dasarnya tuntutan mereka sama dan sudah ditanggapi sejak beberapa bulan lalu.

"Kami sangat menyayangkan aksi anarkis tersebut akan melihat perkembangan lebih lanjut. Jadi sifatnya hari ini kami mendengar tuntutan mereka dan Grab menghargai aspirasi, umpan balik dan masukan dari Garda," tutur Managing Director Grab Indonesia, Ridzki Kramadibrata, dalam keterangan resminya, Rabu (19/9/2018). 

Garda menyegel kantor Grab di Bendungan Hilir, Jakarta, pada Rabu (19/9/2018) Foto: Grab

Selepas aksi unjuk rasa, kata Ridzki, para driver aktif Grab akan membantu membersihkan kantor yang sempat disegel tersebut.

"Kami tidak ingin mitra driver tersebut (yang anarkis) melayani penumpang. Ratusan ribu mitra driver kami pun tidak ingin diwakili oknum seperti itu. Properti tersebut milik orang lain, Grab hanya menyewa di sana," sambungnya.

Garda dilaporkan menyegel kantor Grab karena dinilai tidak kooperatif dan komunikatif dalam menanggapi masukan dari mitra ojek online. Di sisi lain, pihak Grab mengklaim secara aktif dan berkelanjutan menindaklanjuti aspirasi mereka, termasuk soal peningkatan pendapatan oleh mitra pengemudi.

 

Grab Indonesia Bertemu dengan Garda

Ratusan Pengemudi GrabBike Gelar Unjuk Rasa
Pengemudi GrabBike berunjukrasa di depan kantor pusat Grab Indonesia, Gedung Lippo Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (19/9). Para pengemudi ojek online itu menuntut soal tarif yang diturunkan oleh aplikator Grab Indonesia. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Ridzki menegaskan komitmen Grab dalam menjaga kesejahteraan mitranya, tidak hanya dari sisi tarif, tapi juga melalui berbagai peningkatan layanan termasuk program kesejahteraan dan perbaikan sistem teknologi. 

"Teknologi kami memungkinkan para pengemudi untuk mendapatkan penghasilan yang lebih baik, dengan lebih efisien dan Grab senantiasa mengembangkan kualitas layanan untuk menjawab segala kebutuhan mobilitas dan menciptakan jaringan transportasi yang lebih efisien," ujar Ridzki.

Aksi demontrasi hari ini dilakukan oleh sekelompok kecil mitra pengemudi yang terdiri dari puluhan orang. Pihak Grab mengklaim telah memberikan tanggapannya melalui beberapa pertemuan dengan Garda sejak beberapa bulan lalu.

"Kami tegaskan bahwa mereka tidak mewakili keseluruhan komunitas mita pengemudi Grab, di mana puluhan ribu mitra aktif Grab tetap bekerja secara normal," jelas Ridzki.

(Din/Isk)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya