10 Mitos Sains yang Terlanjur Dipercaya, Padahal Salah Total

Ada banyak sekali mitos soal ilmu sains yang selama ini dipercaya dan salah kaprah.

oleh Liputan6.com diperbarui 08 Okt 2018, 06:30 WIB
Diterbitkan 08 Okt 2018, 06:30 WIB
Bukti bumi bulat (0)
Ada beberapa cara sederhana untuk membuktikan bahwa bumi tidak datar. (Sumber Popular Science)

Liputan6.com, Jakarta - Kamu pasti percaya kalau ilmu sains itu memang tak ada batasnya. Mulai dari ilmu fisika, kimia, biologi, dan banyak ilmu lainnya menjadi pilar penopang kehidupan di bumi.

Dari ketika duduk di bangku Sekolah Dasar (SD), tentunya kamu pernah mendengar banyak teori-teori sains tentang kehidupan di bumi.

Lalu, begitu menginjak bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP), ilmu-ilmu tersebut menjadi semakin dikerucutkan dan kamu pun lebih detail dalam mempelajarinya.

Nah, rupanya ada banyak sekali mitos soal ilmu sains yang selama ini dipercaya dan salah kaprah.

Apa saja? Yuk, simak mitos ilmu sains yang selama ini diyakini, tetapi ternyata keliru. Berikut daftarnya seperti dilansir Brilio pada Senin (8/10/2018).

* Update Terkini Asian Para Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru di Sini.

1. Matahari Berwarna Kuning

matahari
Ilustrasi matahari (iStockPhoto)

Dari dulu, kamu pasti belajar bahwa Matahari itu berwarna kuning. Padahal sebenarnya, cahaya matahari itu berwarna putih. Mengapa bisa menjadi berwarna kuning?

Hal itu dikarenakan atmosfer bumi yang membelokkan cahaya melalui efek yang disebut hamburan Rayleigh.

Fenomena inilah yang juga membuat langit tampak biru dan menyebabkan matahari berwarna kuning kemerah-merahan saat tenggelam.

2. Sahara Adalah Gurun Terluas di Dunia

Kamu percaya kalau gurun terluas adalah gurun Sahara? Kamu bisa jadi salah kaprah. Gurun itu tak selalu tempat kering yang tandus dan panas. Tempat tak berpenghuni juga bisa disebut gurun.

Salah satunya adalah Antartika. Antartika memiliki luas 5,4 juta mil persegi. Sementara Sahara hanya seluas 3,6 juta mil persegi.

3. Ilmu Astrologi Bisa Prediksi Masa Depan

Ilustrasi satelit
Ilustrasi satelit (iStock)

Kamu yang percaya sama zodiak wajib berpikir ulang. Mengapa? Ternyata para ilmuwan di dunia sudah berkali-kali melakukan pembuktian ilmiah tentang zodiak yang dianggap bisa memprediksi masa depan.

Hasilnya, astrologi ternyata tidak lebih dari metode mengundi nasib.

4. Sinyal Telepon Memantul dari Satelit

Ponsel yang kamu gunakan setiap hari itu ternyata berbeda dengan telepon satelit.

Ponsel akan memancarkan sinyal radio nirkabel dan melakukan pencarian, ping, dan relay data dari dan ke menara seluler terdekat. Jadi bukan memantul dari satelit.

5. Tembok Besar Tiongkok Satu-satunya Bangunan yang Bisa Dilihat dari Ruang Angkasa

Kamu pernah dengar kalau Tembok Besar Tiongkok adalah satu-satunya bangunan yang bisa dilihat dari ruang angkasa? Kamu salah, Tembok Besar Tiongkok bukanlah satu-satunya bangunan yang terlihat dari ruang angkasa.

Tergantung dari ruang angkasa sebelah mana kamu melihatnya.

Dari Stasiun Luar Angkasa Internasional, misalnya, kamu dapat melihat dinding dan banyak bangunan buatan manusia lainnya.

Sementara kalau dari bulan, kamu tidak dapat melihat bangunan sama sekali, hanya cahaya redup dari lampu-lampu kota.

6. Gravitasi Bulan Menyebabkan Pasang Surut Air Laut

NASA
Citra satelit dimanfaatkan untuk membantu Indonesia selama beberapa minggu dan bulan mendatang pascabencana. Di sini, petir dapat dilihat di dekat pulau Kalimantan pada tahun 2014, dari atas Stasiun Angkasa Luar Internasional. (REDI WISEMAN / NASA)

Penyebab pasang surut sebenarnya adalah adanya inersia air dari rotasi bumi. Saat berputar dengan kecepatan sekitar 1.040 mph, bumi "menghempaskan" air yang berlawanan dengan bulan.

Sementara di sisi bumi yang lain, air menyurut dan mengalir untuk membentuk pasang. Jadi, gravitasi bulan tidak sepenuhnya benar bisa menyebabkan pasang surut air laut.

7. Bumi Berbentuk Bulat Sempurna

Bumi berputar dengan kecepatan 1.040 mph. Kecepatan ini mengakibatkan kutub planet menjadi pipih dan tonjolan di sekitar khatulistiwa.

Akibat pemanasan global dan mencairnya gletser, para ilmuwan memprediksi bahwa tonjolan kini berkembang sehingga bentuk bumi semakin oval.

8. Everest Adalah Gunung Tertinggi di Dunia

[Bintang] Mendaki Everest
Xia Boyu, lelaki tanpa kaki yang taklukkan Everest (Sumber Foto: kapanlagi.com)

Jika diukur dari permukaan laut, Everest memang gunung tertinggi di dunia.

Namun kalau diukur dari dasar hingga puncak, gunung tertinggi sedunia sebenarnya Mauna Kea di Hawaii.

Everest memiliki ketinggian 29.035 kaki di atas permukaan laut, sedangkan Mauna Kea hanya mempunyai ketinggian 13.796 kaki di atas permukaan laut.

Namun Mauna Kea memanjang sekitar 19.700 kaki di bawah Samudera Pasifik. Jadi kalau ditotal, ketinggian Mauna Kea sekitar 33.500 kaki atau hampir satu mil lebih tinggi dari Everest.

9. Air Menghantarkan Listrik

Air murni atau suling sama sekali tidak bisa menghantarkan listrik. Penyebab air dapat mengantarkan listrik karena kandungan mineral, kotoran, dan hal-hal lain yang akan menghantarkan listrik. Jadi, bukan murni airnya, tetapi dari kandungannya. 

10. Berlian Berasal dari Batubara

Kebanyakan berlian tidak terbentuk dari batubara. Sebaliknya, berlian merupakan karbon yang dikompresi dan dipanaskan 90 mil di bawah permukaan bumi.

Sementara batubara ditemukan sekitar 2 mil ke bawah permukaan bumi. Dengan demikian berlian dan batubara adalah dua benda yang berbeda.

Reporter: Brilio

Sumber: Brilio.net

(Jek)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya