Liputan6.com, Jakarta - Ilmuwan baru saja menciptakan microdrone atau drone super kecil yang terinspirasi dari tawon.
Drone tawon ini, dikembangkan oleh kelompok ilmuwan Stanford University di Amerika Serikat (AS) dan École Polytechnique Fédérale de Lausanne di Swiss.
Menariknya, sebagaimana dikutip Business Insider, Selasa (30/10/2018), drone tawon ini diklaim sangat kuat.
Advertisement
Saking kuatnya, mereka bahkan mampu membuka pintu 40 kali lebih berat dari bobot tawon sungguhan.
Baca Juga
Saat menciptakan drone tawon, para ilmuwan meneliti kalau tawon sungguhan bisa menyeret mangsanya sambil terang.
Karena itu, cara tawon memburu mangsa dengan menyeretnya diimplementasikan ke dalam sebuah algoritma, yang dikembangkan ke drone.
Dengan demikian, mereka bisa membuka pintu dengan cara tersebut. Sistem ini dinamai dengan julukan "FlyCroTugs".
"Kami menciptakan sebuah microdrone yang bisa bekerja secara kooperatif untuk mengerjakan tugas yang lebih kompleks. Tawon, dalam hal ini, memiliki kemampuan yang ideal," ujar ilmuwan Stanford Matt Estrada.
Estrada juga mengungkap, pihaknya sudah mendemonstrasikan drone tawon tersebut untuk membuka sebuah pintu.
Namun, pendekatan ini nantinya akan diuji coba lebih ekstensif. Drone tawon tersebut kemungkinan besar tak cuma akan membuka pintu, tetapi jusa bisa memutar katup, mengangkat puing, atau membawa objek yang sulit dari zona musibah.
Tingkatkan Panen Madu, Ilmuwan Jepang Ciptakan Lebah Robot
Selain drone tawon, sebelumnya sekelompok ilmuwan asal Jepang juga telah menciptakan robot lebah dengan tujuan untuk menyeimbangkan krisis panen madu global yang kini tengah terjadi.Â
Robot lebah tersebut diharapkan bisa 'bekerjasama' dengan lebah sungguhan untuk dapat meningkatkan hasil panen madu.
Dilansir Mashable, robot lebah tersebut rencananya akan memiliki bentuk seperti drone mini dengan gerakan kinetik lebah sungguhan.
Adalah seorang peneliti senior di Nanomaterials Research Institute di Jepang, Eijiro Miyako, yang menjadi penggagas robot lebah tersebut.
Miyako mengatakan, robot lebah ini nantinya akan menggunakan gel ion cair untuk bisa mengambil serbuk sari dari satu bunga ke bunga lain.
Hanya, kendalanya saat ini adalah mereka harus mencari cara menampung gel ion cair itu ke 'tubuh' robot lebah yang terbuat dari plastik.
Alhasil, mereka menciptakan material seperti bulu-bulu sikat halus pada lebah sungguhan yang tugasnya untuk mengambil serbuk sari.
"Saya menggunakan bulu kuda dan menempelnya di punggung robot. Setelahnya saya coba tambah gel ion cair, guna bulu kuda ini untuk mempercepat perluasan serbuk sari," jelas Miyako.
Lebah robot ini nantinya akan memerlukan GPS, kamera resolusi tinggi dan kecerdasan buatan (AI, Artificial Intelligence) untuk akhirnya bisa melacak lintasan antar bunga dan dapat mendarat dengan lancar.
Advertisement
Penyerbukan Silang
Selain itu, Miyako juga mengadakan eksperimen di mana robot lebah dapat melakukan penyerbukan silang di bunga lili Jepang (Lilium Japonicum).
Lebah robot itu bahkan juga bisa melakukannya pada bunga yang memiliki bulu lembut dan luwes, tak merusak stamen maupun pistil ketika unit itu mendarat di atas kembang.
"Kami harap hal ini membantu mengatasi masalah pengurangan jumlah lebah. Tapi, lebih penting lagi, lebah dan drone harus dipergunakan bersamaan." pungkas Miyako.
(Jek/Isk)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: