Pelaku Fintech Harus Perkuat Reputasi Agar Diterima Konsumen

Tongdun Technology sendiri menawarkan pinjaman P2P (Peer to Peer), keuangan mikro, perbankan dan asuransi, dengan metode manajamen risiko, pemasaran, anti penipuan, dan juga solusi operasi cerdas.

oleh Jeko I. R. diperbarui 17 Jan 2019, 14:00 WIB
Diterbitkan 17 Jan 2019, 14:00 WIB
Ilustrasi Fintech
Ilustrasi Fintech. Dok: edgeverve.com

Liputan6.com, Jakarta - Perusahaan fintech asal Tiongkok, Tongdun Technology, akhirnya masuk ke Indonesia.

Kehadiran Tongdun Technology di Tanah Air menandakan bahwa industri teknologi finansial (fintech, financial technology) memiliki peluang untuk terus tumbuh secara inklusif.

Menurut co-founder dan partner Tongdun Technology, Jackal Mal, pelaku bisnis fintech di Indonesia ternyata masih harus terus memperkuat teknologi dan reputasi mereka, agar nantinya dapat diterima konsumen lokal.

“Kami masuk ke Indonesia dengan dua fokus, yaitu menawarkan teknologi kecerdasan buatan (AI, Artificial Intelligence) dan Big Data untuk menyelesaikan masalah keuangan inklusif, dan menggunakan teknologi kami untuk mencegah penipuan di internet,” kata Jackal Ma kepada Tekno Liputan6.com, 16 Januari 2019 kemarin.

Tongdun Technology sendiri menawarkan pinjaman P2P (Peer to Peer), keuangan mikro, perbankan dan asuransi, dengan metode manajamen risiko, pemasaran, anti penipuan, dan juga solusi operasi cerdas. 

Dijelaskan Jackal Ma, Tongdun Technology membawa konsep Cross-Indystry Joint Defense, akumulasi data besar, serta teknologi pemrosesan data untuk proteksi pinjaman P2P serta platform fintech keuangan mikro untuk penipuan identitas, aplikasi palsu, dan juga risiko.

Jackal Ma juga mengungkap, banyaknya kasus penipuan terkait fintech yang terjadi di Indonesia, bersumber dari beberapa hal, seperti dari market, perusahaan, bahkan pemahaman dan kendali.

“Penipuan ini juga kadang berasal dari startup fintech kecil, tetapi persentasinya tidak banyak,” tandasnya.

 

Edukasi ke Masyarakat

Tongdun
Ki-ka: Jackal Ma, co-founder dan partner Tongdun Technology dan Lawrence Lu, Managing Director Tongdun Technology. (Foto: Tongdun)

Karenanya, Jackal Ma berpendapat kalau sudah seharusnya ada edukasi ke masyarakat untuk masalah ini, tidak hanya dari regulator, tetapi juga dari praktisi.

“Industri harus netral, tidak positif, tidak negatif, bergantung pada pelaku dan edukasi masyarakat. Kalau ada gap di mereka, pasti harus lebih banyak edukasi. Kita harus kasih tahu konsekuensinya, hal yang harus dan tidak boleh dilakukan,” terangnya.

Jackal Ma menambahkan, pihak pemerintah dan regulator juga harus memperbanyak edukasi, serta berkolaborasi dengan pelaku industri.

"Ini memang bersifat jangka panjang, akan tetapi kalau dilakukan dengan skala besar, pasti akan bertumbuh dengan baik," ucap Jackal Ma.

Membantu Masyarakat

Tongdun
Jackal Ma, co-founder dan partner Tongdun Technology. (Foto: Tongdun)

Banyaknya perusahaan besar yang masuk ke pasar fintech Tanah Air sekarang ini, menurut Jackal Ma, ternyata cukup membantu meyakinkan masyarakat akan industri fintech.

Dirinya juga melihat kalau pemerintah Indonesia telah memberikan fleksibilitas yang cukup bagi startup fintech.

“Perusahaan yang akan menjadi besar bukan karena mau mengambil keuntungan besar, tetapi mereka justru bertumbuh dengan pengguna, masyarakat,” pungkas Jackal Ma.

(Jek/Ysl)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya