Liputan6.com, Jakarta - NASA baru saja mengumumkan ketiga finalis kompetisi 3D-Printed Habitat Challenge, yakni kompetisi membangun rancangan hunian di planet Mars.
Ada tiga jenis desain hunian yang akan dikompetisikan di sesi final, dan pemenangnya kelak akan merancang hunian yang sesungguhnya di Mars.
Advertisement
Baca Juga
Adapun ketiga jenis hunian tersebut mengambil desain futuristik dan diklaim ‘ramah’ dengan lingkungan dan ekosistem Mars.
Berikut rancangan rumah dari ketiga finalis sebagaimana diunggah NASA lewat situs resminya.
3D-Printed Habitat Challenge sendiri dimulai pada 2015, dan mengajak peserta untuk berkompetisi merancang hunian ideal untuk Mars, Bulan, dan beberapa planet lainnya. Demikian menurut laporan CNN via Mirror, Kamis (4/4/2019).
Para peserta merancang render rumah lewat software khusus dengan berbagai macam detail. Masing-masing desain rumah dievaluasi berdasarkan estetika arsitektur, layout, konstruksi, serta seberapa aman rumah tersebut bisa dihuni.
Adapun evaluasi lanjutan akan didasari pada teknologi material dan render arsitektur secara bersamaan.
NASA Berhasil Uji Coba Helikopter Mini untuk Terbang ke Mars
Sebelumnya, NASA dilaporkan berhasil mengujicoba helikopter mini yang akan mereka terbangkan ke Planet Mars.
Kabarnya, helikopter tersebut akan diterbangkan ke Planet Merah pada 2020 atau 2021 mendatang.
Dilansir Mirror pada Senin (1/4/2019), jika dilihat dari wujudnya, helikopter menyerupai drone seperti yang sudah kita lihat di langit selama ini.
Meski akan diterbangkan ke ruang hampa udara, bobot helikopter mini tersebut cuma 1,8 kilogram saja. Ia diujicoba di dalam ruang vakum Jet Propulsion laboratory milik NASA.
Adapun fungsi dari ruang vakum akan memberikan oksigen, nitrogen, dan gas lain seperti karbondioksida untuk seolah-seolah memberikan kondisi serupa mirip dengan atmosfer Mars. Hasiilnya, helikopter mampu bertahan di kondisi ekstrem tersebut.
Helikopter ini, akan dikontrol NASA dari jarak ratusan juta mil jauhnya. Nanti, ia juga akan terbang ke dalam atmosfer Mars yang dingin dengan temperatur minus 90 derajat Celsius.
"Menyesuaikan kondisi atmosfer Mars ke helikopter adalah salah satu tantangan yang kita alami sekarang," kata Teddy Tzanetos, konduktor uji coba helikopter.
"Kami ingin benar-benar menciptakan simulasi terbang di Mars dan membuatnya merasakan gravitasi yang berbeda, menggingat gravitasi Mars lebih lemah," lanjutnya.
NASA sendiri menargetkan untuk menerbangkan helikopternya ke Mars pada 2020. Menurut estimasi, helikopter akan mendarat di permukaan Mars pada Februari 2021.
Advertisement
Dikerjakan Selama Empat Tahun
Desain helikopter bernama Mars Helicopter ini sudah dikerjakan selama empat tahun oleh Jet Propulsion Laboratory NASA. Namun ketika itu, belum dapat diputuskan kapan helikopter tersebut akan diterbangkan.
Kendati demikian, helikopter disebut tak akan mempengaruhi misi penerbangan ke Mars.
Jika helikopter ini berhasil, bisa jadi akan dapat membantu misi ke Mars karena mampu merekam video dalam posisi bird-eye, sesuatu yang tak dapat dilakukan sebelumnya.
Bahkan bukan tak mungkin, helikopter bisa digunakan untuk menjelajah wilayah yang tak terjangkau sebelumnya. Rencananya, helikopter akan disematkan di bawah rover yang diterbangkan ke Mars
Begitu tiba di Planet Merah, helikopter akan mencari tempat yang tepat untuk mulai meluncur dan terbang.
Akan tetapi perlu diingat, karena jarak Bumi dan Mars sangat jauh, perintah yang diberikan membutuhkan waktu beberapa menit untuk dapat diterima helikopter.
"Ide helikopter yang terbang di planet lain ini sangat menarik. Mars Helicopter menawarkan banyak kesempatan untuk perkembangan ilmu, penemuan, dan misi Mars di masa depan," jelas anggota NASA Jim Bridenstine.
(Jek/Ysl)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: