Waktu di Alam Semesta Bisa Berhenti Total, Benarkah?

Teori radikal dari akademisi menunjukkan bawah waktu bisa melambat, dan akhirnya bisa berhenti sama sekali.

oleh Jeko I. R. diperbarui 02 Mei 2019, 14:00 WIB
Diterbitkan 02 Mei 2019, 14:00 WIB
Ilustrasi Andromeda dan Galaksi Bima Sakti di langit malam
Ilustrasi Andromeda dan Galaksi Bima Sakti di langit malam (NASA)

Liputan6.com, Jakarta - Waktu  bergerak cepat seperti usia. Namun, ada sebuah teori ilmiah yang mengatakan, hal sebaliknya bisa saja terjadi.

Teori radikal dari akademisi menunjukkan bawah waktu bisa melambat, dan akhirnya bisa berhenti sama sekali.

Pikiran terbaru ini diajukan para peneliti yang bekerja di universitas Spanyol, yang mengatakan bahwa kita semua telah tertipu dan berpikir kalau alam semesta berkembang.

Faktanya, kata mereka, waktu melambat sampai akhirnya dalam miliaran tahun akan berhenti sama sekali.

Walaupun temuan ini terdengar mengkhawatirkan, teori tersebut bisa menghabiskan waktu bagi kita untuk merenung.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Segala Sesuatu Akan Dibekukan

Teleskop Hubble NASA
Teleskop angkasa luar Hubble menangkap gambar galaksi yang disebut Messier 28. (Kredit: ESA / Hubble & NASA, J.E. Grindlay et al.)

Menurut para ilmuwan, hilangnya waktu secara bertahap tidak dapat terlihat mata manusia.

Dan mereka juga mengatakan, kita semua akan pergi jika waktunya benar-benar berakhir.

Profesor Senovilla kepada majalah New Scientist mengatakan, "Segala sesuatunya akan dibekukan seperti snapshot dari sejenak, selamanya". Planet kita akan pergi pada saat itu.

Para ilmuwan sebelumnya telah mengukur cahaya dari bintang yang meledak untuk menunjukkan bahwa alam semesta mengembang dengan kecepatan tinggi.

Namun, para ilmuwan dengan teori terbaru mengatakan kita sedang melihat hal yang mundur.

Senovilla mengatakan bahwa asumsi saat ini semuanya salah, dengan munculnya percepatan yang disebabkan waktu melambat secara bertahap.

Mungkin sulit dipercaya, tetapi Kosmologi di Cambridge University mengatakan ide itu bukan tanpa subtansi.

"Kami percaya pada saaat itu muncul Big Bang dan jika waktu itu dapat muncul, itu juga dapat menghilang. Itu hanya efek sebaliknya," ujarnya.

(Jek/Ysl)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya