Latiao Terbuat dari Apa: Menguak Fakta di Balik Camilan Viral Asal Tiongkok

Latiao, camilan viral asal Tiongkok yang terbuat dari tepung gandum dan minyak cabai. Simak fakta menarik, cara membuat, dan kontroversinya di sini.

oleh Liputan6 diperbarui 14 Jan 2025, 18:14 WIB
Diterbitkan 14 Jan 2025, 18:14 WIB
latiao terbuat dari apa
latiao terbuat dari apa ©Ilustrasi dibuat AI... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Belakangan ini, jagat maya dihebohkan dengan kemunculan camilan asal Tiongkok bernama latiao. Makanan ringan berbentuk stik panjang berwarna merah ini menarik perhatian banyak orang karena rasanya yang pedas dan gurih. Namun, di balik kepopulerannya, muncul berbagai pertanyaan seputar bahan dasar, keamanan, dan kontroversi latiao. Artikel ini akan mengupas tuntas segala hal yang perlu Anda ketahui tentang latiao, mulai dari bahan-bahan pembuatannya hingga fakta-fakta menarik di baliknya.

Apa Itu Latiao?

Latiao merupakan camilan khas Tiongkok yang telah populer sejak tahun 1990-an. Nama "latiao" sendiri berasal dari bahasa Mandarin, di mana "la" berarti pedas dan "tiao" berarti potongan atau batang. Jadi, secara harfiah latiao dapat diartikan sebagai "batang pedas" atau "potongan pedas".

Camilan ini memiliki bentuk seperti stik panjang dengan warna merah yang mencolok. Teksturnya kenyal dan elastis, sementara rasanya didominasi oleh sensasi pedas yang kuat disertai rasa gurih yang menggugah selera. Latiao umumnya dikemas dalam kemasan plastik dan dijual sebagai makanan ringan siap santap.

Di negara asalnya, latiao sering dinikmati sebagai camilan di sela-sela aktivitas atau sebagai teman minum bir. Kepopulerannya kemudian menyebar ke berbagai negara, termasuk Indonesia, di mana latiao menjadi viral dan banyak dicari oleh pecinta makanan pedas.

Bahan-bahan Utama Latiao

Untuk memahami lebih dalam tentang latiao, penting untuk mengetahui bahan-bahan utama yang digunakan dalam pembuatannya. Berikut adalah komponen-komponen kunci yang membentuk camilan pedas ini:

  • Tepung gandum: Menjadi bahan dasar utama yang memberikan struktur dan tekstur pada latiao.
  • Tepung kacang kedelai panggang (kinako): Menambah cita rasa gurih dan aroma khas pada produk akhir.
  • Minyak cabai: Memberikan rasa pedas yang menjadi ciri khas latiao.
  • Air: Digunakan untuk membentuk adonan bersama dengan tepung.
  • Garam: Menyeimbangkan rasa dan meningkatkan cita rasa keseluruhan.
  • Gula: Memberikan sedikit rasa manis untuk menyeimbangkan kepedasan.
  • Penyedap rasa: Menambah kompleksitas rasa pada produk akhir.
  • Minyak nabati: Digunakan dalam proses pengolahan dan memberikan tekstur yang diinginkan.

Selain bahan-bahan utama tersebut, beberapa produsen mungkin menambahkan bahan tambahan lain seperti pengawet, pewarna, atau perisa untuk meningkatkan daya simpan, penampilan, atau rasa produk. Namun, penggunaan bahan tambahan ini sering kali menjadi perdebatan terkait keamanan dan kualitas produk.

Proses Pembuatan Latiao

Proses pembuatan latiao melibatkan beberapa tahapan yang cukup kompleks. Berikut adalah langkah-langkah umum dalam produksi latiao:

  1. Persiapan bahan: Semua bahan-bahan utama seperti tepung gandum, tepung kacang kedelai panggang, minyak cabai, dan bahan lainnya disiapkan sesuai dengan resep yang digunakan.
  2. Pencampuran adonan: Tepung gandum, tepung kacang kedelai panggang, air, garam, dan gula dicampur hingga membentuk adonan yang homogen.
  3. Proses ekstrusi: Adonan kemudian dimasukkan ke dalam mesin ekstrusi yang akan membentuknya menjadi batangan panjang. Proses ini dilakukan pada suhu tinggi, yang membantu membentuk tekstur kenyal khas latiao.
  4. Pendinginan: Setelah keluar dari mesin ekstrusi, batangan latiao didinginkan untuk menstabilkan bentuknya.
  5. Perendaman bumbu: Batangan latiao yang sudah dingin kemudian direndam dalam campuran minyak cabai dan bumbu-bumbu lainnya untuk memberikan rasa pedas dan gurih.
  6. Pengeringan: Latiao yang sudah dibumbui kemudian dikeringkan untuk mengurangi kadar air dan memperpanjang masa simpan.
  7. Pengemasan: Terakhir, latiao dikemas dalam kemasan plastik yang kedap udara untuk menjaga kesegarannya.

Proses produksi ini dapat bervariasi tergantung pada produsen dan skala produksinya. Beberapa produsen rumahan mungkin menggunakan metode yang lebih sederhana, sementara produsen besar umumnya menggunakan peralatan industri untuk menghasilkan latiao dalam jumlah besar.

Varian dan Rasa Latiao

Meskipun latiao umumnya dikenal dengan rasa pedas yang khas, seiring perkembangan waktu dan selera konsumen, berbagai varian rasa latiao telah bermunculan di pasaran. Beberapa varian populer di antaranya:

  • Latiao Original: Rasa pedas klasik yang menjadi ciri khas utama latiao.
  • Latiao Ekstra Pedas: Untuk pecinta makanan pedas yang menginginkan sensasi lebih intens.
  • Latiao Rasa Barbeque: Menggabungkan rasa pedas dengan aroma panggang yang gurih.
  • Latiao Rasa Keju: Perpaduan unik antara pedas dan gurihnya keju.
  • Latiao Rasa Seaweed: Memberikan sentuhan rasa laut yang segar.
  • Latiao Rasa Ayam: Menambahkan cita rasa ayam yang gurih pada camilan pedas ini.

Selain varian rasa, beberapa produsen juga menawarkan latiao dengan tingkat kepedasan yang berbeda-beda, mulai dari yang ringan hingga yang sangat pedas. Hal ini memungkinkan konsumen untuk memilih produk yang sesuai dengan preferensi dan toleransi mereka terhadap makanan pedas.

Inovasi dalam varian rasa ini tidak hanya bertujuan untuk memenuhi selera yang beragam, tetapi juga sebagai strategi pemasaran untuk menarik minat konsumen dan memperluas pangsa pasar. Namun, penting untuk dicatat bahwa keaslian dan kualitas produk dapat bervariasi antar produsen dan varian.

Nilai Gizi dan Dampak Kesehatan

Sebagai camilan yang populer, penting untuk memahami nilai gizi dan potensi dampak kesehatan dari konsumsi latiao. Berikut adalah beberapa aspek yang perlu diperhatikan:

Kandungan Gizi

Latiao umumnya tinggi kalori dan karbohidrat, namun rendah protein dan serat. Dalam 100 gram latiao, kandungan gizinya kurang lebih sebagai berikut:

  • Kalori: 400-500 kkal
  • Karbohidrat: 70-80 gram
  • Protein: 5-10 gram
  • Lemak: 15-25 gram
  • Serat: 1-3 gram

Potensi Dampak Positif

  • Sumber energi cepat: Karena tinggi karbohidrat, latiao dapat memberikan energi instan.
  • Meningkatkan metabolisme: Kandungan cabai dalam latiao dapat meningkatkan metabolisme tubuh.

Potensi Dampak Negatif

  • Tinggi kalori: Konsumsi berlebihan dapat menyebabkan kenaikan berat badan.
  • Rendah nutrisi: Latiao tidak mengandung banyak vitamin dan mineral esensial.
  • Risiko gangguan pencernaan: Rasa pedas yang berlebihan dapat mengiritasi lambung.
  • Kandungan garam tinggi: Dapat meningkatkan risiko hipertensi jika dikonsumsi berlebihan.
  • Potensi alergi: Bagi yang alergi terhadap gandum atau kedelai.

Mengingat profil nutrisinya, latiao sebaiknya dikonsumsi dalam jumlah terbatas sebagai camilan sesekali, bukan sebagai makanan utama. Bagi individu dengan kondisi kesehatan tertentu seperti maag atau hipertensi, disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsi latiao.

Kontroversi dan Keamanan Latiao

Meskipun popularitasnya meningkat, latiao tidak lepas dari berbagai kontroversi terkait keamanan pangan. Beberapa isu utama yang menjadi perhatian adalah:

1. Kontaminasi Bakteri

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Indonesia telah menemukan kontaminasi bakteri Bacillus cereus pada beberapa sampel latiao. Bakteri ini dapat menyebabkan gejala keracunan makanan seperti mual, muntah, dan diare.

2. Penggunaan Bahan Tambahan

Beberapa produsen latiao diduga menggunakan bahan tambahan makanan yang tidak aman atau melebihi batas yang diizinkan, seperti pengawet dan pewarna sintetis.

3. Higienitas Produksi

Ada kekhawatiran mengenai standar kebersihan dalam proses produksi latiao, terutama untuk produk-produk yang diproduksi dalam skala kecil atau rumahan.

4. Keaslian Produk

Maraknya peredaran latiao palsu atau imitasi di pasaran juga menjadi masalah, di mana produk-produk ini mungkin diproduksi tanpa memperhatikan standar keamanan pangan.

5. Penarikan Produk

Di beberapa negara, termasuk Indonesia, telah terjadi penarikan produk latiao dari peredaran akibat temuan kontaminasi atau ketidaksesuaian dengan standar keamanan pangan.

Menghadapi kontroversi ini, beberapa langkah yang dapat diambil oleh konsumen untuk meminimalkan risiko adalah:

  • Membeli produk dari merek terpercaya yang telah terdaftar di BPOM.
  • Memeriksa tanggal kadaluarsa dan kondisi kemasan sebelum membeli.
  • Membatasi konsumsi latiao, terutama bagi anak-anak dan individu dengan kondisi kesehatan tertentu.
  • Memperhatikan pemberitahuan atau peringatan dari otoritas kesehatan terkait keamanan produk makanan impor.

Penting bagi konsumen untuk tetap waspada dan kritis dalam memilih produk makanan, termasuk latiao, demi menjaga kesehatan dan keamanan diri sendiri serta keluarga.

Cara Membuat Latiao Homemade

Bagi yang ingin mencoba membuat latiao sendiri di rumah, berikut adalah resep sederhana yang bisa dicoba. Perlu diingat bahwa hasil akhirnya mungkin tidak persis sama dengan produk komersial, namun tetap bisa menjadi alternatif yang lebih aman dan sehat.

Bahan-bahan:

  • 200 gram tepung terigu protein tinggi
  • 50 gram tepung kacang kedelai panggang (kinako)
  • 1/2 sendok teh garam
  • 100 ml air panas
  • 2 sendok makan minyak cabai
  • 1 sendok teh bubuk cabai (sesuaikan dengan tingkat kepedasan yang diinginkan)
  • 1/2 sendok teh bubuk bawang putih
  • 1/4 sendok teh gula pasir

Cara Membuat:

  1. Campurkan tepung terigu, tepung kacang kedelai panggang, dan garam dalam mangkuk besar.
  2. Tuangkan air panas sedikit demi sedikit sambil diaduk hingga membentuk adonan yang bisa dipulung.
  3. Uleni adonan selama sekitar 10 menit hingga kalis dan elastis.
  4. Bungkus adonan dengan plastik wrap dan diamkan selama 30 menit.
  5. Setelah itu, giling adonan hingga tipis menggunakan rolling pin atau mesin pembuat pasta.
  6. Potong adonan menjadi strip-strip panjang dengan lebar sekitar 0,5 cm.
  7. Rebus potongan adonan dalam air mendidih selama 2-3 menit hingga mengapung.
  8. Angkat dan tiriskan, lalu rendam dalam air es selama beberapa detik untuk menghentikan proses pemasakan.
  9. Tiriskan kembali dan keringkan dengan lap bersih atau tisu dapur.
  10. Campurkan minyak cabai, bubuk cabai, bubuk bawang putih, dan gula dalam mangkuk terpisah.
  11. Lumuri potongan latiao dengan campuran bumbu hingga merata.
  12. Susun latiao di atas loyang yang telah dialasi kertas roti.
  13. Panggang dalam oven dengan suhu 150°C selama 15-20 menit atau hingga kering dan sedikit mengeras.
  14. Dinginkan sebelum disajikan atau disimpan dalam wadah kedap udara.

Dengan membuat latiao sendiri di rumah, Anda dapat mengontrol bahan-bahan yang digunakan dan menyesuaikan tingkat kepedasan sesuai selera. Selain itu, metode ini juga memungkinkan Anda untuk menghindari penggunaan bahan pengawet atau aditif yang tidak diinginkan.

Alternatif Sehat untuk Latiao

Bagi yang ingin menikmati camilan pedas namun khawatir dengan keamanan atau kandungan gizi latiao, berikut beberapa alternatif sehat yang bisa dicoba:

  • Stik sayuran dengan saus pedas: Potong wortel, mentimun, atau seledri menjadi batangan dan sajikan dengan saus sambal buatan sendiri.
  • Kacang-kacangan berbumbu pedas: Panggang kacang tanah atau kacang mete dengan bumbu cabai dan rempah-rempah.
  • Keripik sayuran pedas: Buat keripik dari sayuran seperti bayam atau kale, lalu bumbui dengan bubuk cabai.
  • Edamame pedas: Rebus edamame dan bumbui dengan garam dan bubuk cabai.
  • Popcorn berbumbu pedas: Buat popcorn tanpa minyak dan taburi dengan campuran bubuk cabai dan rempah-rempah.
  • Stik tahu pedas: Potong tahu menjadi batangan, panggang atau goreng, lalu bumbui dengan saus pedas.

Alternatif-alternatif ini tidak hanya lebih sehat, tetapi juga dapat memberikan sensasi pedas yang mirip dengan latiao. Selain itu, dengan membuat sendiri, Anda dapat mengontrol bahan-bahan yang digunakan dan memastikan kebersihannya.

Kesimpulan

Latiao, camilan pedas asal Tiongkok, telah menjadi fenomena kuliner yang menarik perhatian banyak orang. Terbuat dari tepung gandum dan minyak cabai, latiao menawarkan sensasi pedas dan gurih yang unik. Namun, di balik kepopulerannya, terdapat berbagai kontroversi terkait keamanan dan dampak kesehatannya.

Meskipun memiliki penggemar setia, penting bagi konsumen untuk berhati-hati dan bijak dalam mengonsumsi latiao. Membeli dari sumber terpercaya, memperhatikan label kemasan, dan membatasi konsumsi adalah langkah-langkah yang dapat diambil untuk meminimalkan risiko. Bagi yang ingin alternatif lebih sehat, membuat versi homemade atau mencoba camilan pedas lain yang lebih alami bisa menjadi pilihan yang baik.

Pada akhirnya, seperti halnya dengan makanan lain, kunci utamanya adalah moderasi. Menikmati latiao sesekali sebagai bagian dari diet yang seimbang mungkin tidak masalah bagi kebanyakan orang. Namun, tetap penting untuk memperhatikan kesehatan dan keamanan diri sendiri serta keluarga dalam memilih makanan yang dikonsumsi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya