Liputan6.com, Jakarta - Gionee, vendor ponsel asal Tiongkok yang sempat berjaya, melelang mobil mewah Mercedes Benz S600 milik perusahaan di Taobao, salah satu marketplace Alibaba. Hal ini dilakukan karena perusahaan mengalami kebangkrutan.
Vendor ponsel ini diketahui memiliki 18 mobil, 14 di antaranya sudah terjual seharga 4,15 juta yuan atau sekitar Rp 8,6 miliar secara keseluruhan (Kurs 1 Dolar = Rp 14.460), di lelang 24 jam yang ditutup 10 Mei kemarin. Demikian menurut data dari Taobao.
Dilansir South China Morning Post, Senin (20/5/2019), mobil S600 sendiri menarik 186 tawaran dan akhirnya terjual seharga 2,1 juta yuan atau sekitar Rp 4,3 miliar, 40 persen lebih tinggi dari harga awal.Â
Advertisement
Baca Juga
Sementara, Gionee sudah berhasil menjual 40 juta smartphone pada tahun 2016 dan masuk ke 10 merek smartphone terbaik di Tiongkok.
Smartphone-nya terjangkau dan populer di kalangan konsumen dari kota kecil di Tiongkok, beberapa juga terjual di Asia Tenggara, bersaing dengan Oppo dan Vivo.
Kebiasaan Judi Sang Pendiri Buat Perusahaan Runtuh
Sayangnya, kebiasaan buruk pendiri Gionee, Liu Lirong yang suka berjudi membuat kejayaan perusahaan ini runtuh seketika. Karena kalah judi dan tidak bisa membayar utang, akhirnya Liu harus menjual aset berharganya termasuk mobil mewah kesayangan.
Dalam wawancaranya dengan Securities Times di Hong Kong November lalu, Liu mengatakan telah meminjam uang perusahaan lebih dari 1 miliar yuan hanya untuk berjudi dan bermain kasino di Saipan.
Puncaknya, akhir tahun lalu pemasok berhenti menjual produknya pada Gionee karena telah mendapatkan pembayaran dalam beberapa bulan terakhir. Akhirnya, produksi berhenti, tidak ada produk untuk dijual dan beban utang pun makin meningkat.
Meski begitu, Desember lalu, pengadilan Shenzhen menerima aplikasi likuidasi Gionee. Perusahaan berhasil meminjam 20,2 miliar yuan untuk membayar utang.
Advertisement
Gionee Bangkrut Terjerat Utang
Sebelumnya, Gionee terjerat utang di institusi keuangan, pemasok, pengiklan, bahkan agensi pemasaran.
Mengutip laman GSM Arena, total utang Gionee sebesar US$ 2.45 miliar. Tak hanya itu, utang Gionee diperparah lantaran sang chairman Liu Lirong kalah judi sebesar US$ 144 juta.
Dalam pertemuan antara perwakilan perusahaan dan para pemasok, Gionee dilaporkan mengadakan kesepakatan dengan 400 perusahaan pemasok kecil terkait dengan utang perusahaan smartphone tersebut.
Jika nanti Gionee tak bisa melunasi utangnya, perusahaan tersebut bakal masuk dalam daftar likuidasi.
Media lokal melaporkan, pertemuan dengan para pemasok tersebut terjadi setelah 20 perusahaan pemasok utama Gionee mengajukan gugatan hukum di Shenzhen People Court gara-gara Gionee telat bayar utang.
Para mitra Gionee kehilangan kepercayaan pada pembesut smartphone itu setelah ada laporan bahwa founder Gionee menderita kerugian 1-200 juta yuan per bulan.
Dalam pembelaannya, Liu Lirong mengatakan, perusahaannya merupakan satu-satunya penghasil uang.
"Tak terelakkan nantinya akan ada aktivitas publik yang dibiayai oleh perusahaan," tuturnya.
Laporan lain dari media Tiongkok menyebut, Liurong menderita kerugian hingga 100 miliar yuan, sementara 6 miliar yuan lainnya disalahgunakan. Selain itu, Gionee juga menderita kerugian operatif.
Meski perusahaan terjerat utang, sejumlah perangkat Gionee masih dijual di pasaran di Tiongkok.
Para retailer mengatakan, Gionee M7 menjadi smartphone Gionee paling banyak dibeli. Oleh karenanya, perusahaan masih terus menjualnya disertai garansi hingga unit terjual habis.
(Tik/Isk)