UMN PTS Pertama yang Buka Program Magister Manajemen Teknologi

Universitas Multimedia Nusantara (UMN) baru saja mengumumkan program kuliah yang terkait dengan teknologi, yaitu Magister Manajemen Teknologi (MMT).

oleh Yuslianson diperbarui 14 Jun 2019, 10:15 WIB
Diterbitkan 14 Jun 2019, 10:15 WIB
Universitas Multimedia Nusantara
Universitas Multimedia Nusantara (UMN) meluncurkan program kuliah yang terkait dengan teknologi, yaitu Magister Manajemen Teknologi (MMT). (Doc: UMN)

Liputan6.com, Jakarta - Sejalan dengan perkembangan industri teknologi di berbagai negara di dunia, Universitas Multimedia Nusantara (UMN) meluncurkan program kuliah yang terkait dengan teknologi, yaitu Magister Manajemen Teknologi (MMT).

Nantinya, program ini dapat diikuti oleh Sarjana dari berbagai jurusan dan dapat ditempuh dalam waktu satu tahun (tiga semester). Biaya kuliah S2 program MMT ini mencapai Rp 55 juta. Salah satu syarat penting mahasiswa yang ingin kuliah S2 MMT ini harus memiliki minimal TOEFL 450.

UMN menjadi Perguruan Tinggi Swasta (PTS) pertama yang membuka kuliah S2 untuk Magister Manajemen Teknologi. Sementara Perguruan Tinggi Negeri (PTN) yang lebih dulu memiliki program Magister Manajemen Teknologi adalah Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS). Jika ITS fokus ke teknologi maritim, UMN menyasar Big Data, Artificial Intelligence dan Internet of Things (IoT)   

Rektor UMN Dr. Ninok Leksono memaparkan, UMN ingin terus maju mengikuti perkembangan teknologi dan industri yang membuka bidang-bidang baru, seperti Big Data, Artificial Intelligence dan Internet of Things (IoT).

“Bidang baru tersebut harus dikuasai oleh para pelaku bisnis. Mengingat kerumitannya dan adanya tuntutan wawasan yang memadai, maka jenjang studi S2 dipandang tepat untuk menempuh pendidikan ini,” papar Ninok dalam acara Halal Bihalal di Jakarta pada Kamis (13/6/2019).

Melalui program ini, UMN kini telah memiliki 1 program studi (prodi) D3, 12 prodi S1 dan 1 prodi S2.

“Dengan adanya program D3, S1 dan S2, UMN ingin memberi kesempatan lebih luas bagi generasi muda dan lulusan baru untuk memperdalam ilmu sesuai dengan minat dan bidang baru seiring dengan perkembangan zaman,” jelas Ninok.

 


MMT UMN Dukung Program Pemerintah

Ilustrasi Big Data. Dok: pridis.com

Pada kesempatan yang sama, Dekan Fakultas Bisnis UMN Dr. Y. Budi Susanto, M.M. menerangkan, prodi MMT diperlukan untuk mendukung program Pemerintah dalam persiapan menuju ekonomi digital di Indonesia.

“UMN dapat menjadi mitra strategis bagi Pemerintah sebagai talent pool yang akan mendidik mahasiswa dalam menguasai teknologi dan keterampilan baik di bidang keuangan, pemasaran, kepemimpinan, bisnis, maupun wirausaha,” terang Budi.

Program ini merupakan satu-satunya prodi MMT di Indonesia yang menekankan pada aspek pengelolaan inovasi dan teknologi terkini dikombinasikan dengan aspek wirausaha.

Profil lulusan yang ingin dibentuk oleh UMN, diantaranya ICT-Based Business Specialists and Technology Strategists, Business Development Managers dan Technology Innovator and Start-Up Entrepreneur.

Budi menambahkan, sebagai ilmu terapan, materi perkuliahan MMT UMN dikembangkan melalui kolaborasi dengan industri dan berbasis proyek. Materi tersebut memiliki total bobot SKS sebanyak 36 SKS dan dapat ditempuh dalam waktu satu tahun (tiga semester).

 


Keunggulan MMT UMN

Ilustrasi Startup (iStockPhoto)

Sebagai program baru yang diluncurkan, program MMT UMN memiliki berbagai keunggulan.

Diantaranya, kepemilikan business incubator Skystar Ventures, yang terakreditasi sebagai inkubator bisnis teknologi terbaik di Indonesia dari Kemenristek Dikti sejak 2016 dan anggota dari Global Accelerator Network, Sillicon Valley.

“Kami memiliki business incubator yang akan mendampingi mahasiswa selama menjalankan bisnis startup-nya. Kami juga menyediakan sarana prasarana yang lengkap, termasuk akses jurnal Internasional; Harvard Business Review, Emerald, EBSCO, dan lainnya,” jelas Dr. Florentina Kurniasari selaku Koordinator Program MMT UMN.

Florentina menambahkan, sistem pengajaran MMT UMN berbasis teknologi dengan menggunakan metode collaborative learning dan blended learning.

Nantinya, mahasiswa diberikan kebebasan dalam menentukan penulisan laporan tugas akhir dalam bentuk thesis (termasuk memberikan rekomendasi manajerial) atau melakukan new venture project.

(Ysl)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya